Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan pesat. Untuk Kamis, 3 Desember 2020 saja, pemerintah melaporkan lebih dari 550 ribu kasus.
Diperkirakan lonjakan dipicu selain demo Omnibus Law, kampanye pilkada, dan termasuk kerumunan oleh Rizieq Shihab.
Kementerian Kesehatan melalui BNPB menyebut ada 8.369 kasus baru corona pada Kamis, 3 Desember 2020. Artinya, sejak Maret, sudah ada 557.877 kasus.
Penambahan kasus dihasilkan dari pemeriksaan spesimen sebanyak 62.397. Selain itu, dilaporkan ada penambahan pasien sembuh sebanyak 3.673. Dengan demikian, hingga Kamis, 3 Desember ada sebanyak 462.553 pasien sembuh.
Kemudian pasien meninggal akibat virus ini per 3 Desember sebanyak 156 orang dan suspek sebanyak 17.355.
Menyoal kenaikan kasus corona ini, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam Rakornas Sentra Gakkumdu melalui YouTube pada Kamis, 3 Desember 2020, menyebut hal itu terjadi akibat kerumunan dalam beberapa minggu terakhir.
Pelaksanaan kegiatan di TPS dengan penegakan protokol covid dan pelanggaran terhadap itu betul-betul ditindaklanjuti
Dikatakan, tren kenaikan kasus covid masih sangat tinggi. Pada November tercatat terendah pada 9 November, sekitar 2.853 kasus.
Memasuki minggu selanjutnya, terjadi lonjakan luar biasa, 3.000, 4.000, dan 5.000. Tertinggi, beber Listyo, pada 29 November, yakni 6.267.
Hal ini kata dia, terjadi karena sebelumnya ada kegiatan di lapangan yang berdampak langsung.
Baca juga:
- Akui Kerumunan Pendukung Buat Resah, Habib Rizieq Minta Maaf
- Polisi Panggil Rizieq Shihab, Nikita Mirzani: Jangan Kasih Ampun
"Yaitu demo pasca omnibus law, kegiatan kampanye bersifat pertemuan langsung, kemudian terakhir kami lihat klaster baru dengan kedatangan MRS di bandara, Petamburan, Megamendung," kata dia.
Dia mengungkap, sebanyak 17 kabupaten kota yang mengikuti pilkada serentak di Tanah Air masih zona merah penyebaran corona.
Di wilayah Sumatera ada 5, di Jawa ada 7 atau 8, di Kalimantan ada 3. Tantangannya, ujar dia, bagaimana mengawasi proses penyelenggaraan pilkada.
Listyo menekankan jajaran kepolisian agar senantiasa melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan prokes guna menghindari lonjakan.
Sebuah lembaga survei mewanti-wanti kemungkinan lonjakan atau meningkatnya angka terdampak covid di masa pilkada, terutama karena pengabaian prokes, dia meminta hal itu diantisipasi.
Disebutnya, terdapat 1.042.280 titik penyebaran kampanye, dan 305.000 kegiatan di TPS saat pemungutan suara berlangsung yang dapat menambah kurang lebih 156.000 angka penderita Covid-19.
"Ini diantisipasi. Pelaksanaan kegiatan di TPS dengan penegakan protokol covid dan pelanggaran terhadap itu betul-betul ditindaklanjuti," tukas dia.[]