Jakarta - Perum Bulog akan lebih berfokus pada penguatan peran di pasar komersial. Ini sejalan dengan berkurangnya penugasan dari pemerintah dalam penyediaan beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kebijakan ini mendapat dukungan dari Serikat Karyawan (Sekar) Perum Bulog. Sekar juga mendukung sinkronisasi kebijakan sebagai bentuk keperpihakan kepada petani dan konsumen.
"Dukungan kepada manajemen difokuskan kepada penguatan komersial perusahaan, yang sejalan dengan penugasan pemerintah terhadap penyediaan beras bagi masyarakat secara umum maupun masyarakat berpenghasilan rendah," kata Ketua Sekar Perum Bulog Febby Novita melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, seperti dikutip dari Antara, 14 Desember 2019.
Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan akan memperkuat perannya sebagai BUMN pangan dengan memperbesar porsi penjualan beras secara komersial pada tahun 2020 daripada untuk penugasan pemerintah. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, saat ini porsi penjualan beras untuk komersial sebesar 20 persen, sementara beras untuk penugasan pemerintah sebesar 80 persen. Pada 2020 mendatang, porsi untuk penjualan beras komersial bertambah menjadi 50 persen.
"Tahun depan keinginan saya bisa 50:50 karena dana kita kan dari komersial. Kalau kita gunakan komersial 50 persen, paling tidak berarti Bulog bisa mendapatkan keuntungan. Kalau hanya 20 persen komersial, itu terlalu kecil untuk membiayai operasional Bulog," kata Budi Waseso atau Buwas pada konferensi pers di Gedung Bulog Jakarta, Selasa 3 Desember 2019. Menurut Buwas, Bulog juga bisa memperoleh keuntungan dan mencicil pembayaran utang perusahaan.
Menyinggung kebijakan disposal beras, Febby Novita menilai direksi Bulog sudah tepat melakukan pelepasan stok beras yang mengalami turun mutu sebanyak 20.000 ton. Beras yang dinyatakan turun mutu tersebut telah melalui pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan BPOM.
Beras yang masuk ke Gudang Bulog juga telah melalui proses pemeriksaan kualitas oleh surveyor independen, dan perawatan kualitas dalam gudang sesuai dengan SOP yang berlaku sehingga beras selalu dalam kondisi segar dan baik.
"Kami sudah pastikan apabila beras tersebut masih memiliki manfaat akan dilakukan pengolahan, penukaran, penjualan dibawah HET, serta dihibahkan untuk bantuan kemanusiaan," kata Febby.
Pelepasan stok ini telah sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah. Febby juga mendukung pernyataan Dirut Bulog Budi Waseso bahwa penyerapan gabah dan beras yang dilakukan Bulog dalam rangka penugasan pemerintah, apabila ada potensi kerugian atas penugasan tersebut akan ada kompensasi dari pemerintah.[]
- Baca Juga: Bulog Akan Lelang Beras yang Terancam Busuk
- 7 BUMN Alami Kerugian, Salah Satunya Perum Bulog