Bulog Terjerat Utang Sebesar Rp 13 Triliun! dari Mana?

Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Budi Waseso mengungkapkan bahwa perusahaannya yang dinaungi BUMN yaitu Bulog terlilit utang Rp 13 triliun.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. (Foto Tagar/Pontas)

Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Budi Waseso mengungkapkan bahwa perusahaannya yang dinaungi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Bulog, terjerat utang senilai Rp 13 triliun. 

Budi mengatakan bahwa utang tersebut dipicu akibat pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 1,2 juta ton untuk penanggulangan keadaan darurat bencana dan kerawanan pangan pasca bencana. Menurutnya, cadangan beras tersebut merupakan stok menjelang akhir tahun yang diserap dari sawah milik petani lokal.

"Utang kita ini Rp 13 triliun, Rp 13 triliun itu di mana utang kita? Ya, itu beras CBP yang 1 juta itu ton, kan berasnya dari utang," kata Budi dalam konferensi pers Rabu, 29 Desember 2021.


Kita berharap ke depan ada kepastian kalau tadi kebutuhan CBP 800 sampai 850 ribu ton per tahun kalau dengan itu utang kita bisa berkurang Rp 9 triliun.


Ia mengatakan dengan tegas pada pemerintah bahwa beras CBP yang digunakan sebagai salah satu bentuk penugasan terhadap negara harus segera dibayarkan. Pasalnya Perum Bulog akan semakin merugi dan bunga akan semakin membengkak jika pemerintah masih terus menunda pembayaran.

Namun pada kenyataannya pemerintah mengatakan bahwa beras tersebut baru akan dibayarkan pemerintah ketika sudah tersalurkan kepada masyarakat. Padahal, menurut Budi seharusnya pembayaran pengadaan beras CBP justru harus dilakukan secepat mungkin agar tidak ada pihak yang merugi.

Budi juga berharap agar pemerintah memberikan data yang jelas untuk pemasokan kebutuhan beras CBP setiap tahunnya supaya Bulog bisa mempersiapkan dan memperhitungkan segala hal yang dibutuhkan untuk menghindari utang dan kerugian.

"Kita berharap ke depan ada kepastian. Kalau tadi kebutuhan CBP 800 sampai 850 ribu ton per tahun kalau dengan itu utang kita bisa berkurang Rp 9 triliun. Maka harapannya regulasi yang berubah," ucap Budi.

Apabila pemerintah langsung membayarkan anggaran beras CBP, Bulog akan lebih mudah menyiapkan anggaran untuk keperluan distribusi hingga perawata beras dan tentunya tidak akan terjadi penumpukan utang pada perusahaan BUMN tersebut.

(Fasya Aldiza Mutasyifa)

Berita terkait
Airlangga: Bantuan Beras Bulog Telah Disalurkan Pemerintah
Menko Airlangga Hartarto mengatakan bahwa program bantuan beras Bulog sebanyak 10 kilogram per keluarga telah disalurkan kepada 20 juta penerima.
Bulog Diminta Tarik Beras Bansos Kualitas Buruk
Eks Bupati Purwakarta itu menegaskan beras kualitas buruk sampai ke masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dapat mencoreng wibawa negara.
Bulog Pasarkan Beras Premium Bervitamin
Bulog meluncurkan beras Fortivit yang mengandung vitamin B1, B3, B6, B12, asam folat, zat besi dan seng (Zn).
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.