Kapolres Baru Bantaeng Disambut Keris dan Pedang

Kapolres baru Bantaeng AKBP Wawan Sumantri disambut keris dan pedang saat tiba di Bantaeng. Dia menggantikan Kapolres lama AKBP Adip Rojikan.
Penyambutan pejabat baru Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri di Mapolres Bantaeng, Senin 11 November 2019. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Pejabat baru Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri telah tiba di Kabupaten Bantaeng. Ia menggantikan pejabat lama AKBP Adip Rojikan yang kini sebagai Kabid Humas Polda Maluku Utara. Wawan Sumantri datang setelah upacara serah terima jabatan (Sertijab) 13 Kapolres di Polda Sulsel pada Senin, 11 November 2019.

Kehadiran pucuk pimpinan baru di Polres Bantaeng ini, disambut oleh seorang pemuda yang berpakaian hitam, kenakan sarung dan Passapu di kepalanya. Pemuda itu mencabutkan Sele' atau dalam bahasa Indonesia keris.

Itu merupakan bagian dari ritual Angngaru, ritual adat suku Bugis-Makassar ketika menyambut tamu istimewa. Prosesi Angngaru sendiri merupakan ikrar dan sumpah abdi raja kepada sang raja. Prosesi adat ini sarat akan makna magis dan religius.

Karena saya baru di Bantaeng, mohon bimbingannya dan kita harapkan jalinan sinergitas yang baik.

Diiringi alunan musik yang keluar dari gendang dan pui-pui atau terompet khas Makassar. Selain Angngaru, Kapolres Wawan Sumantri juga disambut dengan gerbang pora.

Tradisi ini juga merupakan penyambutan di jajaran TNI/Polri yang hanya bisa dilakukan oleh mereka berpangkat perwira.

Mereka mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) I dilengkapi dengan pedang pora. 10 Perwira jajaran Polres Bantaeng melakukan penyambutan ini.

Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri meminta sinergitas dan silaturahmi yang telah terbangun semakin diperkuat demi menjaga stabilitas di Kabupaten Bantaeng.

Kesan saya selama di Bantaeng adalah masyarakatnya yang sopan santun.

"Karena saya baru di Bantaeng, mohon bimbingannya dan kita harapkan jalinan sinergitas yang baik utamanya antara tiga pilar, TNI Polri dan Pemerintah Daerah," kata Wawan.

Kesan pertama ketika AKBP Wawan Sumantri menginjakkan kakinya di daerah bertajuk Butta Toa ini, adalah keindahan dan kebersihan di sepanjang jalan ketika melewati perbatasan Jeneponto dan Bantaeng.

"Sangat berkesan bagi saya Bantaeng, karena hijau dan bersih," ungkapnya.

Terpisah, Pejabat lama Kapolres Bantaeng, AKBP Adip Rojikan mengaku Bantaeng menyisakan banyak kesan selama ia menjabat. Satu di antaranya adalah kultur dan kearifan lokal yang masih terus terjaga. 

"Kesan saya selama di Bantaeng adalah masyarakatnya yang sopan santun, keakrabannya, saling menghargai, dan itu sesuatu yang sangat intensif terutama tanggung jawab ketika berhadapan dengan hukum. Di mana etika masyarakat menyadari kesalahannya," kata Adip dengan kesedihan yang ia sembunyikan di matanya. []

Baca juga:

Berita terkait
Bupati Bantaeng Tak Masalahkan Wabup Ketua Kadin
Bupati Bantaeng Ilham Azikin minta cermati regulasi larangan rangkap jabatan. Ia tak masalah wakilnya, Sahabuddin jadi Ketua Kadin Bantaeng.
Penyebab Warga Bantaeng Buang Sampah ke Sungai
Hampir tiga pekan sampah di Kelurahan Bonto Rita, Bissappu, Bantaeng menumpuk karena tidak diambil petugas. Warga akhirnya buang sampah ke sungai.
Fakta Mengenai Ayah Tikam Anak di Bantaeng
Seorang ayah di Kabupaten Bantaeng hendak bunuh diri dengan cara memutus urat nadinya setelah secara tak sadar menikam anak gadisnya.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia