Kakak Adik Ganteng di DPRD Semarang

Kakak beradik terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Semarang periode 2019-2024. Mereka adalah Febri Marmo dan Juan Rama, putra Soemarmo HS.
Gumilang Febriansyah Wisnudananto dan Abdullah Juan Rama, kakak adik ganteng yang masuk di jajaran anggota Dewan termuda di Kota Semarang. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono).

Semarang - Dua sosok itu sempat menarik perhatian sejumlah warga yang hadir dalam prosesi pelantikan Anggota DPRD Kota Semarang periode 2019-2024, Rabu 14 Agustus 2019 kemarin. 

Mereka masih berusia muda, berpenampilan menarik. Keduanya berdiri di antara 50 Anggota Dewan yang dilantik pagi itu.

Sekilas, tersirat wajah khas timur tengah saat menatap keduanya. Hidung mereka mancung, tatapan matanya tajam dan menyejukkan, lengkap dengan cambang tipis di sisi kanan kiri wajah, menambah kesan jika mereka merupakan blasteran, berbeda dengan Anggota Dewan lain. 

Dari situ, tujuannya apalagi kalau tidak membaktikan diri ke masyarakat lewat jalur politik.

“Itu kakak adik ya? wajahnya mirip dan sama-sama ganteng,” ucap Yan Dinda, 43, kepada suaminya yang hadir dalam pelantikan Dewan kala itu.

Ternyata yang dimaksud ibu dua anak itu adalah Gumilang Febriansyah Wisnudananto dan Abdullah Juan Rama. 

Bagi kalangan birokrat maupun politikus di Kota Semarang, dua sosok tadi sudah tidak asing lagi. Keduanya adalah putra kandung mantan orang nomor satu di Kota Lumpia, Soemarmo Hadi Saputro atau lebih dikenal publik dengan Soemarmo HS.

Gumilang Febriansyah atau akrab disapa Febri Marmo adalah putra sulung Soemarmo HS. Sementara adiknya, Juan Rama, merupakan putra kedua Soemarmo. 

Keduanya, bersama dua adik perempuannya yang lain merupakan buah cinta dari Soemarmo SH dengan istrinya, Siti Suhermin Martiningsih.

Yang lebih menarik, keduanya bisa dibilang masuk dalam deretan legislatif milenial Tanah Air. Febri lahir 19 Februari 1982 atau saat ini berusia 37 tahun saat dilantik. Sedangkan Juan Rama berhasil menjadi Anggota Dewan DPRD termuda di Semarang. Dia lahir pada 20 April 1987 atau saat ini baru berusia 32 tahun.

Pada Pemilu 2019 lalu, keduanya tercatat maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Gumilang Febriansyah Wisnudananto dan Abdullah Juan RamaGumilang Febriansyah Wisnudananto dan Abdullah Juan Rama, kakak adik ganteng yang masuk di jajaran anggota Dewan termuda di Kota Semarang. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono).

Febri berangkat dari daerah pemilihan (dapil) IV Semarang yang meliputi Kecamatan Banyumanik, Gunungpati, dan Gajahmungkur.

Sementara Juan Rama bertarung di Dapil V Semarang, menaungi Kecamatan Mijen, Ngaliyan, dan Kecamatan Tugu.

“Dapil menyesuaikan tempat tinggal masing-masing. Saya tinggal di Banyumanik dan adik tinggal di Mijen,” kata Febri.

Tidak Lepas dari Peran Ayah

Ditemui Tagar pada Kamis, 5 September 2019, Febri mengakui peran sang ayah sangat besar dalam mengantar kesuksesan dia dan adiknya untuk melenggang sebagai wakil rakyat. 

“Awal masuk ke ranah politik karena memang melihat kiprahnya bapak di dunia politik, mulai saat menjadi sekda (sekretaris daerah) hingga wali kota,” kata dia.

Dari keinginan sendiri, Febri memang sejak awal ingin mengabdi untuk bangsa dan negara, khususnya bermanfaat bagi masyarakat Semarang. Oleh sebab itu dia mulai belajar mengelola dan berorganisasi sejak usianya lajang. 

Kebetulan bapak setelah pencalonan Wali Kota Semarang 2015 diberi amanat PKB untuk memimpin PKB Kota Semarang.

Dorongan penuh dari keluarga, terutama dari orang tua, agar berperan aktif di masyarakat, membuat Febri muda aktif sebagai pengurus utama beragam organisasi kepemudaan maupun kemasyarakatan di sana.

Tak hanya level kota, beragam jabatan strategis dalam organisasi yang digelutinya hingga saat ini masih dia lakoni dengan baik. 

Febri tercatat sempat menjadi Ketua Karang Taruna Kota Semarang periode 2010 – 2015. Dia pernah juga aktif di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Semarang.

Saat ini Febri juga aktif sebagai salah satu anggota inti Bidang Ekonomi di Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, pengurus Pemuda Pancasila Kota Semarang di Provinsi Jawa Tengah. 

Kemudian sekarang dia menjabat pula sebagai Sekretaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Tengah. 

Bahkan saat Pemilu 2019, dalam usia yang relatif muda Febri telah dipercayai menduduki Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu 2019 Partai Kebangkita Bangsa (PKB).

“Dari situ, tujuannya apalagi kalau tidak membaktikan diri ke masyarakat lewat jalur politik,” ujar dia.

Sejak awal Febri memiliki niat untuk mengabdi melalui jalur politik, dan makin terbuka celahnya tatkala ayahanda didapuk PKB menjadi Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kota Semarang. 

“Kebetulan bapak setelah pencalonan Wali Kota Semarang 2015 diberi amanat PKB untuk memimpin PKB Kota Semarang,” kata dia. 

Hal tersebut kian memantapkan langkah peraih gelar Magister Manajemen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini dalam meniti karier politiknya. Namun bukan berarti Febri menjadi ‘anak papah’. 

Febri SoemarmoGumilang Febriansyah Wisnudananto atau dikenal dengan panggilan Febri Soemarmo. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono).

Bapak dua anak ini tetap dapat melakoni dan membagi rutinitas sebagai caleg, layaknya caleg lain selama tujuh bulan masa kampanye kemarin. 

Hampir setiap hari, terutama di akhir pekan, Febri turun ke akar rumput, melakukan kunjungan, silaturahmi, tatap muka dengan masyarakat di dapil-nya untuk menyerap segala aspirasi, sekaligus memohon doa restu kepada para calon pemilihnya, kala itu.

“Ayah sangat membantu sekali selama masa kampanye. Beliau mengarahkan saya, membantu mengenalkan saya kepada para tokoh, tapi tetap saya turun sendiri berkampanye. Hanya sesekali didampingi beliau,” tutur dia.

Karena ketokohan ayahnya, Febri pun memutuskan untuk menggunakan nama Soemarmo di belakang namanya di tiap alat peraga kampanye yang terpampang di Semarang. 

“Tentu setelah koordinasi dan mendapat izin dari KPU selaku penyelenggara,” kata dia. 

Ternyata hasil akhir penghitungan KPU dalam Pemilu 2019 tidak mengingkari perjuangannya sejauh ini, karena Febri dinyatakan lolos sebagai salah satu caleg terpilih dengan raihan sekitar 4.710 suara.

Tidak Mendapat Restu Istri

Dari sisi internal keluarga, niatan Febri menjadi seorang politikus ternyata tidak mudah mendapatkan lampu hijau. 

Sebab, istrinya, Flora, secara tegas menolak saat Febri meneguhkan hati untuk kali pertama berbicara ingin membeli mimpinya untuk menjadi seorang Anggota Dewan pada tahun 2017 lalu.

“Saya keliling didiemin istri. Artinya, ya sudah terserah, tapi dia tidak memberi restu, itu awalnya pada 2017-2018,” kata Febri.

Febri memahami betul kegundahan dibalik penolakan Flora. Tak lebih karena rasa trauma dari ASN Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas tragedi politik yang sempat menimpa ayah mertuanya. 

“Saya tahu alasannya, trauma politik ketika 2012. Kejadian yang menimpa bapak, karena dia sayang sama saya, tidak ingin hal itu terulang lagi, apalagi jika menimpa saya nantinya,” ujarnya.

Namun pertentangan tersebut tidak lantas membuatnya surut langkah. Sekali layar terkembang surut kita berpantang, demikian semboyan Pemuda Pancasila yang dia pegang teguh. 

Ketika salah satu keputusan terpenting dalam hidupnya harus diambil jelang pendaftaran caleg, maka sekali lagi, Febri mohon doa dan restu ke istri tercinta.

“Sampai di masa pendaftaran, saya minta restunya lagi. Dan saat itu, dia merestui dengan beberapa syarat yang harus dilakukan sekarang dan nanti, kami membuat komitmen. Dengan hal itu makin menambah keyakinan saya untuk maju, karena apapun restu istri, menjadi kunci kesuksesan suami,” kata pria yang aktif di dunia properti dan konstruksi ini.

Mantan Model

Juan RamaJuan Rama, anggota Dewan termuda Kota Semarang dan isteri. Juan Rama ternyata mantan model. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono).

Kisah tak jauh berbeda disampaikan Juan Rama. Sukses meniti di dunia politik hingga lolos menjadi wakil rakyat, dia akui tidak lepas dari peran serta sang ayah, Soemarmo HS. 

“Sangat besar sekali, apalagi background organisasi tidak punya,” tutur lulusan Administrasi Bisnis, Fisip Undip itu.

Namun, beda dengan kakaknya, awal mulanya Juan Rama tidak punya kepercayaan diri ketika hendak menjadi Anggota Dewan. 

Hal ini lantaran dia menyadari tidak punya modal yang cukup, baik dari pengamalan organisasi, modal uang, hingga mental. 

Tetapi berkat dorongan dan motivasi dua perempuan terdekat dalam hidupnya, yakni ibu dan istri, dia nekatkan saja untuk memantapkan diri meniru jejak ayah dan langkah kakak yang dapat menjadi Anggota Dewan.

“Dalam setiap keputusan besar, kami sekeluarga selalu kumpul untuk diskusi. Istri, dari awal sudah mendukung dan dari ibu juga sangat mendukung. Malah ibu bilang sendiri, 'Mas Rama maju karena niatan ibadah'. Kemudian membantu bapak sebagai kepanjangan tangan bapak untuk berbuat sesuatu mengabdi ke masyarakat. Maka mantap-lah saya mendaftar dan maju,” ujar politikus muda yang mendulang 5.432 suara ini.

Satu hal yang tidak banyak diketahui publik pada diri Rama adalah masa lalunya sebagai mantan model. Wajah ganteng dan postur tubuh ideal, membuat Majalah Cosmopolitan kepincut dan sempat mengontraknya selama setahun. Disinggung hal itu, ayah tiga puteri ini pun tersipu.

“Itu masa lalu, bukan passion saya sebenarnya. Ada kawan yang 'menjerumuskan'. Waktu itu sekitar 2010, lagi potret keluarga, ada teman yang mengirim foto saya ke Cosmopolitan. Ternyata mereka tertarik dan akhirnya saya ikut tahapan semacam audisi dan masuk 10 besar,” katanya sembari tertawa. []

Berita terkait
Ganteng-Cantik Suami Istri Jadi Anggota DPRD Yogyakarta
Suami-Istri di Yogyakarta dilantik jadi anggota DPRD periode 2019-2024. Bukan hanya itu ke duanya juga terlihat ganteng dan cantik bak selebriti.
Anggota DPRD Parepare Paling Cantik
Apriyani Jamaluddin, Perempuan berusia 37 tahun untuk kedua kalinya terpilih sebagai anggota (DPRD) Kota Parepare, selain pintar dia juga cantik.
Ndaru, Si Ganteng dan Muda di DPRD Yogyakarta
Ndaru, demikian dia biasa disapa, satu dari 40 anggota DPRD Kota Yogyakarta, yang tercatat sebagai yang termuda.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.