Yogyakarta - Anton Prabu Semendawai, resmi dilantik menjadi anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode 2019-2024, Senin 2 September 2019. Dia adalah petahana.
Saat pelantilan itu, Anton Prabu yang merupakan caleg terpilih dari Partai Gerindra datang bersama istrinya, Dara Ayu Suharto. Kebetulan istrinya ini juga wakil rakyat.
Bedanya, Anton yang Ketua DPC Partai Gerindra Kota Yogyakarta menjadi anggota DPRD DIY. Sedangkan istrinya yang anak dari Ketua Front Pembela Islam (FPI) DIY Bambang Tedy ini menjadi anggota DPRD Kabupaten Sleman.
Usia keduanya masih muda, representasi kaum millenial. Anton yang lahir 28 April 1977 ini terbilang ganteng. Dia dekat dengan awak media. Tidak sedikit yang menyebutnya anggota Dewan yang gaul dan fashionable.
Istrinya lebih muda 14 tahun, tepatnya lahir 11 Agustus 1991 ini juga cantik. Dia incumben di DPRD Sleman. Pada periode pertama lalu, Dara Ayu tercatat sebagai anggota DPRD Sleman termuda.
Anton tidak sekedar mentereng tampilan luarnya, karir politiknya juga moncer. Alumnus Fakultas Hukum UGM Yogyakarta ini diberi mandat oleh partai pimpinan Prabowo Subianto sebagai Wakil Ketua DPRD DIY lima tahun ke depan.
Apa pertimbangannya diberi mengembang jabatan startegis itu? Anton mengaku, salah satunya sudah menjalani pendidikan politik sebanyak empat kali di Hambalang.
"Sejak 2009 sudah menjadi kader Gerindra yang digembleng di Hambalang yang bagi Gerindra dianggap sebagai kawah candradimuka," kata Anton usai dilantik Senin 2 September 2019.
Selain itu, kata dia, pertimbangannya karena ikut "babad alas" bagi Gerindra di Yogyakarta. Ibaratnya darah Gerindra sudah mengalir dalam denyut nadinya. "Saya termasuk orang yang ikut mendirikan Gerindra di Provinsi DIY," ungkapnya.
Karir politiknya juga keren di struktural partai. Anton dipercaya sebagai Ketua DPC Kota Yogyakarta sejak awal 2010 sampai sekarang. Juga menjadi ketua sayap pemuda Gerindra, Tidar (Tunas Indonesia Raya) DIY sejak 2009.
Menjadi wakil rakyat bukan hal baru baginya. Diawali sebagai legislator Gerindra di DPRD Kota Yogyakarta selama satu periode, lalu "naik kelas" ke tingkat provinsi, DPRD DIY dua periode ini.
Hebatnya, pada periode kedua bertarung untuk Pemilu 2019 di tingkat provinsi, Anton pindah Daerah Pemilihan. Dari Dapil I DIY (Kota Yogyakarta) ke Dapil 5 DIY (Sleman Selatan). Meski pindah Dapil, Anton tetap suksea melenggang meski di dapil tersebut bercokol caleg-caleg hebat dari partai lain.
Pindah Dapil tetap memang, salah kuncinya adalah keberadaan istri yang juga berkompetisi untuk DPRD Sleman pada Pemilu 2019. "Istri caleg juga, dan terpilih dua periode di DPRD Sleman. Kebetulan sudah dekat dengan banyak kepala desa dan masyarakat," ungkapnya.
Anton mengaku, meski tandem bersama istri pada Pemilu 2019 lalu, bukan berarti biaya kampanye lebih irit. "Sebenarnya tidak irit. Saat di Dapil I DIY (Kota Yogyakarta) luasnya hanya 32.000 kilometer persegi. Itu luasnya setara dengan Kecamatan Depok di Dapil V DIY (Sleman Selatan)," ujarnya.
Padahal, kata dia, di Dapil V DIY (Sleman Selatan) itu ada delapan kecamatan (Gamping, Godean, Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Depok, Berbah). Dengan kata lain luas Dapil V itu luasnya 7-8 kali Dapil I. "Otomatis kalau berhitung cost politik jauh lebih besar," kata Anton.
Lantas, setelah nanti mengemban tugas sebagai Wakil Ketua DPRD DIY periode 2019-2024 apa yang fokusnya? Pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur menjadi perhatiannya.
"Pembangunan bandara baru dan jalan tol, itu beberapa yang harus dikawal. Kita awasi untuk kesejahteraan warga DIY," kata dia.
Untuk pembangunan jalan tol, Anton sepakat dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X. "Saya sepakat tol dibuat elevated atau di atas jalan eksisting. Itu meminimalisir penggusuran," kata dia. []
Baca juga:
- Raja Malaysia Berkunjung ke Yogyakarta
- 60 Persen Wisman di Yogyakarta Berasal dari Malaysia
- 492 Pil Psikotropika Dalam BH Dicegah Masuk Yogyakarta