Jokowi Ingatkan Tugas Hadapi Covid-19 Belum Berakhir

Jokowi meminta agar seluruh pihak memberikan perhatian khusus dalam menangani wabah virus supaya tidak ada lonjakan kedua Covid-19.
Jokowi. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Pematangsiantar - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan gugus tugas dan kepala daerah terkait ancaman Covid-19 di Indonesia. 

Di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, dia menegaskan, di tengah pandemi Covid-19 ini masih banyak daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus baru.

Dan perlu saya ingatkan, jangan sampai ada gelombang kedua, second wave, jangan sampai terjadi lonjakan, ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semua

"Saya ingatkan, tugas besar kita belum berakhir, ancaman Covid-19 masih ada. Kondisi masih dinamis, ada daerah yang kasus barunya turun, ada yang daerah kasus barunya meningkat, ada daerah yang kasus barunya nihil," katanya, Rabu, 10 Juni 2020.

Jokowi meminta agar seluruh pihak memberikan perhatian khusus dalam menangani wabah virus supaya tidak ada lonjakan kedua.

Baca juga: Soal Bansos, Jokowi Minta Juliari Sisir Warga Miskin

"Dan perlu saya ingatkan, jangan sampai ada gelombang kedua, second wave, jangan sampai terjadi lonjakan, ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semua," ujarnya.

Menurutnya, gelombang kasus masih akan dinamis sampai tersedia vaksin yang cocok digunakan untuk menangani Covid-19.

"Karena kalau vaksinnya sudah ketemu harus uji klinis, uji lapangan, kemudian juga harus diproduksi yang membutuhkan waktu. Oleh sebab itu kita harus beradaptasi dengan Covid-19," kata dia.

Ayah Kaesang Pangarep ini menjelaskan, beradaptasi dengan Covid-19 bukan berarti pesimis dalam menghadapi pandemi tersebut.

"Adaptasi kebiasaan baru, dan beradaptasi itu bukan berarti kita menyerah apalagi kalah, tidak, tapi kita harus memulai kebiasaan-kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan sehingga masyarakat produktif tapi aman dari COVID-19," kata Jokowi.

Baca juga: MUI Sulsel Segera Sosialisasi New Normal Covid-19

Presiden dua periode ini mengatakan, penerapan tatanan normal baru harus dilakukan secara berhati-hati dengan mempertimbangkan data dan fakta penularan Covid-19 di lapangan.

"Datanya sekarang kita ada, komplit semua. Saya minta kalau data-data yang sudah bagus seperti itu setiap hari diberikan peringatan kepada daerah-daerah yang kasusnya tertinggi, kasusnya meningkat, kematian tertinggi, sehingga semua daerah punya kewaspadaan yang sama dalam penanganan di lapangan," ucapnya.

Meneruskan pernyataan yang disampaikan Prof Wiku dan Dr Dewi, kata dia masih banyak daerah zona merah yang terindikasi memiliki risiko penyebaran virus yang tinggi.

"Tadi sudah disampaikan Prof Wiku dan dr Dewi ada kabupaten zona hijau tanpa kasus, zona kuning risiko kecil, zona oranye risiko sedang, dan zona merah dengan risiko tinggi," katanya.

Selanjutnya, pembukaan sebuah daerah menuju sebuah tatanan baru masyarakat produktif dan aman Covid-19, katanya perlu melalui tahapan yang ketat.

"Saya ingatkan harus melalui tahapan-tahapan yang ketat, tahapan-tahapan yang hati-hati, jangan sampai ada kesalahan kita memutuskan sehingga terjadi kenaikan kasus di sebuah daerah karena tahapan-tahapan tidak kita kerjakan secara baik," ujar Presiden Joko Widodo. []

Berita terkait
Jokowi Evaluasi Rutin Pelaksanaan New Normal
Presiden Joko Widodo menyatakan dan menekankan pentingnya evaluasi secara rutin pelaksanaan normal baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19.
Akun Penghina Presiden Jokowi di Grup Facebook Dairi
Menuju Dairi 1 2018, salah satu grup Facebook di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, berisi ujaran kebencian kepada Presiden Joko Widodo.
Enam Pelaku Pengambil Jenazah PDP, Reaktif Covid-19
Enam orang pelaku pengambilan paksa terhadap jenazah berstatus sebagai PDP di Makassar, reaktit terhadap Covid-19
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya