Jin Bengkokkan Tangan Warga Aceh hingga Tewas

Apabila masih memaksakan diri beraktifitas tengah hari bolong di telaga Aceh, petuah orang tua dulu menjelaskan, korban akan diterpa kesengsaraan.
Ilustrasi korban hantu. (Foto: stufftoblowyourmind.com).

Aceh Barat Daya - Orang tua zaman dulu di Aceh terkadang meninggalkan petuah untuk generasi penerusnya. Semisal agar orang-orang tidak beraktifitas pada siang bolong, karena riskan ketiban apes, tangannya dibengkokkan jin, bahkan hingga meregang nyawa.

Orang tua di Aceh zaman dulu amat penuh kasih sayang dengan anak cucunya. Semata, anjuran diturunkan agar orang-orang yang mereka sangat kasihi tidak tertimpa kemalangan seperti yang terjadi sudah-sudah.

Bahkan, petuah itu sampai saat ini masih didengar orang tua di Aceh meski kehidupan telah banyak berubah seiring zaman bergerak ke era digital. 

Tidak jarang, seseorang akan mengalami hal yang mengerikan apabila mengacuhkan pesan moral orang tua. Kemalangan dapat terjadi berupa kecelakaan fatal, bahkan tidak menutup kemungkinan berujung dengan kematian bagi yang menyepelekannya.

Salah satu petuah yang sampai saat ini masih dibicarakan dari mulut ke mulut masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, adalah tidak dianjurkan beraktifitas di sungai, muara payau, kolam alam bebas, sawah, maupun irigasi pada pukul 12.00-13.00 WIB. Nasihat ini tidak dianggap sebagai mitos belaka, karena pernah memakan korban. 

Hal aneh pernah disaksikan langsung oleh Abidin, warga Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya. Secara ramah dia menyambut Tagar untuk berbincang di kediamannya pada Selasa, 24 September 2019.

Abidin tidak dapat memungkiri, petuah orang tua memang benar adanya tidak boleh dilanggar. Sudah belasan tahun dia memendam dalam-dalam kisah mengerikan yang dia saksikan sendiri dengan mata telanjang.

Mencari Nafkah dengan Menangkap Ikan

Pria berusia 65 tahun ini mengaku, dulu berprofesi sebagai penangkap ikan air tawar di sungai yang hanya berjarak 500 meter dari rumahnya. 

Profesi ini digelutinya, tentu tidak lepas dari hobi memancing ikan air tawar di Sungai Krueng Beukah, sekaligus untuk menjemput rezeki menghidupi anak istri di rumah.

Dia biasa menenteng jala di tangan, sebagai alat untuk menangkap ikan targetnya bernama kerling atau biasa disebut ikan jurung. Ikan bernama latin piscium species electri itu, menjadi target utama banyak pemancing di Aceh, karena harga jualnya tinggi.

“Dulu menjaring ikan kerjaan saya. Ikan kerling saya cari selalu. Jangankan sekarang, dulu saja ikan ini mahal,” kata Abidin.

Sebagai pemancing, dia menyaksikan langsung hal yang tidak bisa dia lupa hingga saat ini. 

“Kalu cerita hantu, nyo nek cerita beh (ini cerita ya). Bek katakot beh (jangan takut ya),” ujar pria yang tidak memiliki gigi atas dan bawah ini.

Abidin menerangkan, kejadian menakutkan itu dialaminya pada suatu siang, tepat di telaga sungai yang menjadi lokasi favorit pria baya ini melabuhkan jala.

Namun tidak seperti biasanya, meski sudah dua jam menebar jala di sana, wadah tempat menampung ikan yang terbuat dari rotan miliknya tidak kunjung terisi penuh. 

Jika biasanya Abidin sekali menebar jala bisa nyangkut 7 sampai 10 ekor ikan kerling dan beberapa jenis ikan lainnya, tidak dengan hari itu, karena tangkapan pria bercucu tiga ini sangat minim.

“Entah sial atau kenapa hari itu kurang dapat ikan, biasanya jam 10:30 WIB dari jam 07:30 WIB menjala, saya sudah dapat banyak ikan. Jam 11:00 WIB sudah jual,” ucapnya dengan raut wajah masam.

Korban Jiwa di Depan Matanya

Dia tidak merasa puas dengan hasilnya yang didapat, kemudian Abidin beranjak lebih jauh lagi mencari lokasi untuk menebar jala ke tempat yang dia yakini banyak ikan. 

Setibanya di sebuah telaga, tiba-tiba saja pria ini teringat petuah orang tua yang ia ingat dari ayah ibunya dulu, untuk berhenti beraktifitas kala cot uroe timang atau siang bolong, karena riskan tertimpa musibah. 

Abidin kemudian memilih duduk sejenak sambil beristirahat di bawah pohon rambutan, tidak jauh dari aliran sungai.

Di sana Abidin menyaksikan hal mengerikan. Saat sedang duduk santai, tiba-tiba saja seorang remaja dari kejauhan dia lihat hendak melempar jala di telaga. 

Dia mencoba meneriakinya, menyarankan pria itu untuk beristirahat sejenak dengannya. Namun lokasi remaja itu terlalu jauh, suara teriakan Abidin tidak terdengar.

Lantaran tidak digubris, Abidin saat itu membiarkan saja dan hanya memperhatikan gerak-gerik remaja berambut ikal yang melempar jala di telaga. 

Pada lemparan pertama, saat jala bulat bermata timah itu mengembang di air, tiba-tiba saja remaja ini meraung berteriak kesakitan.

Tidak pakai pikir panjang, Abidin bergegas menyatroni remaja itu dengan maksud ingin menolong.

Betapa terkejutnya dia saat melihat tangan kanan remaja ini bengkok. Anehnya, saat ia lihat, tidak terdapat luka apapun di bagian bengkokan tangan remaja itu. 

“Tangan kanannya bengkok. Bukan patah, kalau patah pasti ada luka. Di situ saya mulai heran becampur takut dan gemetar,” tuturnya dengan suara terengah-engah.

Nyawanya Tidak Terselamatkan

Abidin kemudian menggendong pria itu. Dalam perjalanan, tak henti-hentinya ia menjerit kesakitan. Remaja ini kemudian dibawa menuju perkampungan terdekat. 

Sesampai di sana, warga mulai berduyun-duyun berdatangan. Mereka penasaran dengan hal yang dialami pria asing itu hingga berteriak tiada henti, seperti merasakan sakit yang luar biasa.

Setelah melihat langsung kondisi pria itu, seorang pria tua warga setempat mengatakan bahwa remaja ini dibengkokkan tangannya oleh jin (setan) di telaga. 

“Teringat saya, saat itu ada orang tua yang mengatakan remaja ini diwiet lek jen (dipatahkan oleh jin),” ucapnya.

Warga menyarankan remaja itu segera dibawa ke tempat orang pintar. Namun Abidin tidak ikut, karena dia harus kembali lagi ke sungai untuk mengambil jala dan ikan tangkapannya di lokasi tempatnya beristirahat.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Abidin mendapati kabar jika pria yang ia tolong sudah meninggal dunia. Dari cerita yang dia peroleh dari mulut ke mulut di sebuah warung kopi, remaja itu selain mengalami bengkok tangan, juga terkena seumapa.

“Berselang beberapa hari saya dengar remaja itu meninggal. Dia juga seumapa,” ucapnya.

Seumapa dalam pengertian orang Aceh Barat Daya, semacam penyakit yang disebabkan oleh hal-hal supranatural seperti terkena gangguan jin, setan, atau makhluk halus yang jahat. Penyakit ini sejenis kerasukan.

Tidak Hanya Satu Korban

Ada kejadian lainnya, kata Abidin, yang pernah dia dengar adalah seorang anak berusia 10 tahun dipukul makhluk gaib pada bagian punggung saat sedang mandi di sebuah aliran irigasi persawahan. Persitiwa itu terjadi belasan tahun silam. 

Sekujur tubuh bocah itu lebam dan meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Kabarnya karena memaksakan beraktifitas pada tengah hari bolong.

“Dulu juga ada cerita anak 10 tahun dipukul jin saat sedang mandi di aliran irigasi sawah siang hari. Badannya biru sekujur tubuh, dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit,” ujarnya.

Trauma, Abidin Pilih Alih Profesi

Setelah kejadian itu, Abidin mengaku meninggalkan pekerjaan menjala ikan yang telah dia geluti selama belasan tahun. 

Dia kemudian beralih profesi menjadi tukang bangunan. Profesi baru ini ditekuninya hingga masa tua.

Bengkoknya tangan hingga seumapa yang dialami remaja yang diceritakan Abidin, bukan satu-satunya akibat mengerikan yang dapat dialami manusia yang nekat beraktifitas saat siang bolong di sungai, muara, payau, kolam alam bebebas, sawah, maupun irigasi. Banyak juga hal mengerikan lainnya.

Namun, apabila tidak percaya dengan cerita-cerita mengerikan itu, orang Aceh patut merenungkan dan menghayati dengan saksama petuah orang tua terdahulu. 

Sebab, di dalamnya terdapat pesan moral keislaman yang terbungkus dalam cerita khas orang Aceh. Petuah untuk tidak beraktifitas saat siang bolong ini mengandung pesan untuk menunaikan dulu salat zuhur, sebelum kembali beraktifitas. []

Berita terkait
Setan Geunteut, Usai Magrib Culik Anak Kecil di Aceh
Hantu geunteut boleh saja dianggap sebagai mitos belaka. Namun, kesaksian korban yang diculik di Aceh, membuktikan jika makhluk gaib ada di sana.
Ditempel 3 Sosok Gaib di Gunung Burangrang Jawa Barat
Mendaki Gunung Burangrang di Jawa Barat saat melakukan diklat, mahasiswa diintai tiga sosok misterius, suara gamelan, dan disesatkan kabut tebal.
Kuntilanak Penculik dari Bantaeng Sulawesi Bernama Anja
Menjadi cerita turun-temurun Anja sosok kuntilanak menakutkan di Banteang, Sulawesi Selatan, karena kerap menculik anak kecil selepas magrib.
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.