Jejak Ali Mochtar Ngabalin, Sempat Desak Tuhan Menangkan Prabowo

Jejak Ali Mochtar Ngabalin, sempat desak Tuhan menangkan Prabowo. Berikut ini perjalanan hidupnya.
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Gemilang Isromi)

Jakarta, (Tagar 3/4/2019) - Ali Mochtar Ngabalin dikenal sebagai pembela garis keras Prabowo Subianto pada Pilpres 2014, yang membelot ke poros pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meneruskan kelanggengan pemerintahan selama 2 periode.

Pria yang khas bertutur dengan gaya bicara meledak-ledak ini kerap menghiasi layar kaca melancarkan serangan kepada lawan-lawan politik Jokowi.

Ngabalin mulai 'melunak' tak lagi mendiskreditkan capres petahana, semenjak diangkat menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden.

Perjalanan politik Ngabalin dimulai saat ia masuk Partai Bulan Bintang (PBB), yang berhasil menghantarkan pria bersorban ini duduk sebagai anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009 dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD) melalui Dapil Sulawesi Selatan II.

Saat duduk di kursi DPR, pria kelahiran Fakfak, Papua pernah 'walk out' dari rapat konsultasi pimpinan DPR, pimpinan Fraksi dan pimpinan Komisi dengan Presiden untuk mengikuti acara talk show di salah satu televisi swasta nasional. Keputusan dia untuk meninggalkan ruangan rapat karena konsultasi tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.

Kepada media massa yang menemuinya di luar Ruang Nusantara IV, Ngabalin mengatakan dalam rapat tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya memaparkan mengenai seluk-beluk hubungan Indonesia dengan negara lain layaknya perkuliahan S2 tentang hubungan luar negeri.

Di tubuh partai, dia pernah mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum PBB untuk periode 2010-2015. Namun, dia kalah dengan MS Kaban pada April 2010.

Selepas itu Ngabalin memilih menyeberang untuk masuk sebagai politisi Partai Golkar. Di tubuh partai beringin, Ngabalin mengawali karier sebagai wakil sekretaris jenderal.

Dalam pesta demokrasi tahun 2014, Ngabalin tercatat sempat menjadi Direktur Politik dan juru debat Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Saat suami Titiek Soeharto dinyatakan kalah melawan Jokowi-Jusuf Kalla, dia melontarkan pernyataan yang kontroversial dengan mendesak Allah SWT untuk berpihak pada kebenaran untuk berpihak kepada 'Koalisi Merah Putih'.

"Kami gemas, kapan Tuhan turunkan. Kami desak Allah turunkan bala tentaranya tolong Prabowo," ucap Ngabalin di Rumah Polonia, 3 Agustus 2014.

Setelah Jokowi memenangkan pilpres, Ngabalin kemudian menjadi staf Deputi IV Kantor Sekretariat Presiden di bawah koordinator Eko Sulistyo, jabatan ring 1 lingkaran dalam Istana Presiden Jokowi.

Dilansir Antara pada 19 Juli 2018, Ali Mochtar Ngabalin ditunjuk sebagai anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (persero) menggantikan Selby Nugraha Rahman.

Jadi Komisaris Angkasa Pura I, Ngabalin harus mundur dari kepengurusan Golkar. Sebab, telah tertuang dalam Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-01/MBU/2004 melarang Komisaris BUMN menjadi pengurus partai politik.

Selain sebagai politisi, Ali Mochtar Ngabalin juga adalah seorang mubaligh dan pimpinan pondok pesantren serta aktif sebagai dosen luar biasa di sebuah institut Agama Islam. 

Disamping itu, ia juga menjabat sebagai Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) serta menjabat direktur eksekutif di sejumlah lembaga nirlaba.

Saat ini ia duduk sebagai Tanaga Ahli Utama guna membantu Kantor Staf Presiden melakukan fungsi komunikasi politik kepada publik.

Berikut rekam jejak pendidikan dan karier Ali Mochtar Ngabalin:

PENDIDIKAN
SD Inpres Fak-Fak (1980)
Madrasah Tsanawiyah Fak-Fak (1983)
Madrasah Aliyah Fak-Fak (1986)
Mualimin Muhammadiyah Makassar
IAIN Alauddin Makassar UP (1994)
PPS. Ilmu Komunikasi UI (2001)
Doktor dari Universitas Negeri Jakarta (2013)
 
KARIER
Mubaligh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Makassar
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Fallah, Palu
Direktur Eksekutif Indonesian Network for Crisis (InCR)
Direktur Eksekutif Adam Malik Center (AMC)
Direktur Jurnal Sinema (Studi Informasi dan Media), Jakarta
Pimpinan Ponpes Nurul Falah Palu Sulteng (1994-1995)
Dosen Luar Biasa Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Al Aqidah (2003)
Penyiar Radio Komunitas “Cation Rose” Jakarta (2003)
Anggota Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) (1997-sekarang)
Ketua DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (2003-2006)
Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) (2003-2006)
Pengurus Partai Bulan Bintang 2004
Anggota DPR RI (2004-2009)
Pengurus Partai Golkar (2010-)
Ketua Umum PP. Muballigh Se-Indonesia
Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (2018-sekarang). []

Baca juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.