Jawa Tengah Darurat Serangan Tawon Vespa

Puluhan orang di Jawa Tengah tewas akibat serangan tawon Vespa affinis atau tawon ndas. Gubernur Ganjar Pranowo meminta BPBD meningkatkan patroli.
Dua petugas Damkar Kabupaten Tegal memusnahkan sarang tawon Vespa affinis di salah satu rumah warga di Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Rabu 27 November 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Semarang - Jawa Tengah darurat serangan lebah atau tawon Vespa affinis. Puluhan orang sudah tewas akibat serangan tawon yang dikenal dengan sebutan tawon ndas ini.  

Informasi yang dihimpun Tagar, serangan tawon ndas masif terjadi di sejumlah wilayah Jateng sejak 2016. Hingga saat ini, wilayah terbanyak serangan lebah di antaranya di Klaten, Pemalang, Tegal, Kudus, Sukoharjo, Boyolali dan Brebes. 

Di Klaten, pemerintah setempat mencatat ada 667 kasus, 10 orang tewas akibat sengatan tawon. Di Pemalang, ada sembilan korban meninggal. Di Tegal, pekan lalu ada satu korban meninggal dan satu lainnya luka. Di Kudus, empat kasus dalam setahun terakhir. 

Sementara di Sukoharjo, sudah ada 400 sarang yang dimusnahkan. Ratusan sarang tawon di Boyolali juga telah dimusnahkan. Malah kondisi terkini, BPBD setempat memusnahkan dua hingga tiga sarang tiap malam. Di Brebes, seorang warga pingsan setelah diserang tawon ndas.

Tindakan paling gampang sekarang harus ada patroli.

Menyikapi kondisi darurat serangan tawon ndas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta BPBD kabupaten kota meningkatkan intensitas patroli. 

"Tindakan paling gampang sekarang harus ada patroli. Dan saya coba kontak dengan bupati agar ada patroli, tawon-tawon ini ada di mana dan apa yang terjadi," kata dia, Rabu (27/11).

Jika sudah dilakukan patroli dan ternyata pemerintah daerah tidak sanggup mengatasi, Pemprov Jateng siap menerjunkan tim untuk membantu. Tapi Ganjar menegaskan agar pemerintah daerah bergerak cepat lebih dulu mengatasi teror tersebut agar masyarakat tidak semakin resah.

"Saya butuh dari inisiatif dari pemerintah daerah. Kalau diperlukan dari kami, kami siap turun tangan. Beberapa dinas sudah saya sampaikan secara lisan mereka siap membantu. Tapi belum ada permintaan," katanya.

Gerak cepat tersebut minimal dengan menetapkan apakah kondisi sudah darurat atau belum. Dengan penetapan kondisi tersebut, pihak-pihak lain baru bisa turut terjun membantu termasuk pada ilmuan.

"Saya sebenarnya sudah menyampaikan ke bupati kalau seandainya segera diambil yang sifatnya mendekati darurat ya segera diambil dan segera dicarikan pakar," katanya.

Seperti kasus di Klaten misalnya, Ganjar mengatakan akademisi dari Universitas Gadjah Mada siap turun membantu. "Beberapa ilmuan juga ingin menghubungkan dengan ahli biologi di UGM untuk mencari sumbernya dan bagaimana menangani itu," ujar dia. 

Di Tegal

Sementara itu, pascaserangan tawon ndas yang menewaskan seorang warga Kota Tegal pekan lalu, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tegal disibukkan dengan permintaan pemusnahan sarang tawon. 

"Laporan dari warga meningkat. Hari ini saja ada lima laporan yang masuk ke kami, lima sarang tawon," kata Kepala Seksi Damkar Satpol PP Kabupaten Tegal Ichda Airus Sofyan‎.

Menurut ‎Yayan, sapaan Ichda, setiap laporan ditindaklanjuti dengan menerjunkan tim berikut satu mobil Damkar ke lokasi sarang tawon. Setelah dipastikan tawon yang bersarang merupakan jenis yang berbahaya maka akan dilakukan pemusnahan.

"Kami lihat dulu lokasinya. Apakah lokasi rumahnya bisa dimasuki mobil Damkar atau tidak. Kami juga tanya dulu, risikonya begini, kami merusak plafon, eternit, mereka berkenan atau tidak. Kalau berkenan kami kerjakan," jelas dia.

Yayan mengungkapkan, tawon yang sarangnya dimusnahkan adalah‎ tawon Vespa affinis atau warga Tegal menyebutnya dengan tawon balu. "Tawon jenis ini memang bisa membuat yang disengat sampai meninggal. Makanya cara penangannya juga tidak bisa sembarangan. Warga akhirnya melaporkan ke kami," ujarnya.

‎Seperti pemusnahan sarang tawon di salah satu rumah warga Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, siang tadi. Petugas Damkar berpakaian pelindung lengkap menyemprotkan air detergen. Selain mampu menghancurkan sarangnya, semprotan itu juga membuat ratusan tawon yang bersarang mati.

Laporan dari warga meningkat. Hari ini saja ada lima laporan yang masuk ke kami, lima sarang tawon.

Pemilik rumah Ahmad Tohani, 41 tahun, mengatakan laporan ke Damkar dilakukan karena khawatir dengan sengatan tawon yang membuat sarang di atas ternit rumah.

"Istri dan anak-anak takut karena dari pemberitaan media beberapa hari ini ada yang sampai meninggal karena disengat," tuturnya.

‎Menurut warga RT 10 RW 04 itu, keberadaan sarang tawon di rumahnya diketahui sejak dua bulan yang lalu saat ia sedang membetulkan genteng. "Saya lihat sudah ada sarangnya. Kalau laporan ke Damkar baru tadi pagi," ujarnya.

Seperti diberitakan, dua warga di Kelurahan Krandon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah diserang tawon hingga salah satu di antaranya tewas. ‎‎Serangan tawon Vespa affinis tersebut terjadi berturut pada Selasa 19 November 2019 dan Jumat 22 November 2019 di RT 01 RW 04 Kelurahan Krandon.

Pada Selasa, kawanan tawon Vespa affinis menyerang Carmin hingga nenek 75 tahun itu tewas meski sempat dirawat di rumah sakit selama dua hari. Selain‎ Carmin, tawon yang sama juga menyengat Sakwadi, 67 tahun. Beruntung nyawanya terselamatkan meski harus dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Selain di Kota Tegal, serangan tawon serupa menewaskan dua orang warga di Kabupaten Pemalang pada Senin 25 November 2019. Sedangkan di Brebes, pada hari yang sama seorang warga pingsan usai disengat tawon ndas. []

Baca juga: 


Berita terkait
Ini Rekomendasi Kongres Sastra Tegalan
Kongres Sastra Tegalan merekomendasikan bahasa Tegalan masuk sebagai muatan lokal pelajaran sekolah di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal.
8640 Perempuan di Jawa Tengah Korban Kekerasan
Anak dan perempuan masih dianggap aset, pihak lemah dan mudah digoda. Karenanya DP3P2KB Jateng akan menggelar kongres perempuan.
Kehidupan Pelajar Papua di Tegal Jawa Tengah
Anak-anak asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di Tegal, Jawa Tengah, menceritakan situasi psikologis di tengah kabar Papua bergejolak.