Kehidupan Pelajar Papua di Tegal Jawa Tengah

Anak-anak asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di Tegal, Jawa Tengah, menceritakan situasi psikologis di tengah kabar Papua bergejolak.
Pelajar asal Papua di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Kota Tegal, Jawa Tengah, berbincang dengan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan wakilnya Jumadi, Rabu, 21 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal - ‎Febyola Lidya Agustian, 16 tahun, pelajar asal Papua di Tegal, Jawa Tengah, mengaku tidak terusik dengan pemberitaan kerusuhan yang pecah di provinsi kelahirannya menyusul insiden di asrama mahasiswa Papua di Kota Surabaya.

Ia sedang menempuh pendidikan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Kota Tegal, Jawa Tengah. Aslinya, ia warga Kabupaten Supiori, Papua.

Febyola memilih untuk tetap fokus dengan pendidikan yang sedang ditempuhnya.

"Kami dengar pemberitaan rusuh itu, tapi orang tua meminta untuk tetap fokus sekolah dan belajar‎," kata Febyola kepada Tagar, Rabu, 21 Agutus 2019.

‎Febyola sebenarnya sempat cemas dengan situasi panas di Papua dalam beberapa hari terakhir ini. Namun setelah berkomunikasi dengan orang tua, ia bisa tenang menjalani rutinitas di sekolah dan asrama tempatnya tinggal sehari-sehari.

"Orang tua di Papua juga baik-baik saja. Kata mereka tidak perlu cemas," tutur siswa‎ kelas 11 jurusan Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut‎ ini.

‎Feby, sapaan karib Febyola, juga tetap merasa aman sebagai orang Papua sebelum maupun setelah terjadi kerusuhan. Dua tahun bersekolah, dia sudah biasa berbaur dengan siswa lain yang berasal dari berbagai daerah, termasuk siswa asli Kota Tegal.

"Kami merasa betah di sini. Tidak ada perbedaan, baik dari siswa maupun guru," ujarnya.

‎Tetap dengan logat khas Papua, Feby bahkan menunjukkan kemampuannya mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Tegal atau kerap disebut ngapak.

"Inyong pan mangan disit (Saya mau makan dulu)," ucapnya ‎disusul senyum.

Kami dengar pemberitaan rusuh itu, tapi orang tua meminta untuk tetap fokus sekolah dan belajar.

***

‎Febyola merupakan satu dari 22 siswa asal Papua di SUPM. 

Rabu siang itu mereka dikunjungi oleh Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono dan wakilnya, Jumadi. Keduanya sengaja datang untuk‎ menemui Feby dan teman-teman satu daerahnya.

‎"Melihat pemberitaan saat ini, tentunya saya atas nama pemerintah daerah ingin berkomunikasi dan memastikan mereka tidak terganggu pendidikannya. Di Kota Tegal Insya Allah saya jamin kondisinya aman," kata Dedy.

‎"Mudah-mudahan selama di Kota Tegal mereka bisa nyaman, bisa kerasan. Kota Tegal dan Papua adalah sama-sama bagian dari NKRI. Kita semua bersaudara," lanjut Dedy.

Dedy menekankan agar tidak ada perlakuan yang berbeda ‎terhadap para siswa asal Papua, utamanya usai peristiwa kerusuhan di Manokwari dan tempat lain di Bumi Cenderawasih.

"Jangan ada bully dan semacamnya. Apalagi SUPM dari dulu siswanya dari mana-mana. Tidak hanya dari Papua. Bhineka Tunggal Ika," ujar dia.

Tak hanya bercengkerama dalam suasana santai dan riang, Dedy dan Jumadi juga sempat bernyanyi bersama ‎para siswa asal Papua‎. Mereka menyenandungkan lagu daerah khas Papua, Apuse dan Sajojo. Usai bernyanyi, mereka menggemakan yel-yel "NKRI Harga Mati!"

Kami sangat senang mendapat perhatian dari Bapak Wali Kota dan juga teman-teman.

Alfa Ferry Hans Wadiwe, 16 tahun, juga siswa asal Papua, mengungkapkan rasa senang ‎dikunjungi orang nomor satu di Kota Bahari. 

"Kami sangat senang mendapat perhatian dari Bapak Wali Kota dan juga teman-teman," kata siswa Kabupaten Biak ini.

‎Di hadapan Dedy, Jumadi dan sejumlah pengajar, Alfa dan teman-temannya berkesempatan mengungkapkan cita-cita yang ingin diraih. Ada yang ingin menjadi menteri kelautan dan perikanan, tentara, polisi, hingga menjadi camat.

***

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SUPM Kota Tegal, Henry Iskandar‎ mengungkapkan, 22 siswa asal Papua sedang menempuh pendidikan di kelas 10, 11, dan 12. 

"Paling banyak kelas 12," ujarnya.

Henry menyebut siswa asal Papua tidak terpengaruh dengan pemberitaan gejolak di Papua. Pihak sekolah selama ini juga tidak membeda-bedakan asal-usul para siwa. 

"Semua mendapatkan perlakuan yang sama," tuturnya.

‎Di setiap tahun ajaran, lanjut Henry, selalu terdapat siswa yang berasal dari Papua. "Selain dari Papua, ada juga siswa dari daerah lain, seperti Kalimantan, Sumatera," ujarnya.

Selain di SUPM, 11 warga Papua di Kota Tegal juga tercatat sedang menempuh pendidikan di Politeknik Keselamatan dan Transportasi Jalan (‎PKTJ). Wakil Wali Kota Jumadi menjamin keamanan mereka.

"‎Kita pemerintah harus menjamin keamanan seluruh masyarakat termasuk warga Papua. ‎Terima kasih sudah bersekolah di Kota Tegal. Kita saudara, saling menjaga, tidak ada diskriminasi," tutur Henry. []

Berita terkait
Ikatan Mahasiswa Papua Minta Jaminan Keamanan di Maluku
Ikatan Mahasiswa Papua meminta jaminan keamanan dari pemerintah daerah menyusul kericuhan yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Papua.
Menkopolhukam, Kapolri dan Panglima TNI Pergi ke Papua
Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian diagendakan berkunjung ke Papua.
Lima Makanan Ekstrem di Papua yang Jarang Diketahui
Papua memiliki daya tarik pada cita rasa makanan yang eksotis, mungkin bagi sebagian orang akan mengatakan menjijikkan.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.