Ironis, Aceh Paling Wahid dalam Peredaran Narkoba

Provinsi Aceh saat ini menempati peringkat pertama dalam peredaran narkoba dengan ditemukannya ladang ganja dan pemakai yang minim rehabilitasi.
Ilustrasi ganja Aceh. (Foto: phinemo.com)

Singkil - Badan Kesbangpol menyatakan Provinsi Aceh saat ini menempati peringkat pertama dalam peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) karena banyak ditemukannya ladang ganja dan pengguna aktif narkoba di sana. Indonesia menjadi pasar potensial dalam peredaran barang yang menyebabkan tubuh adiksi.

"Indonesia merupakan surga peredaran narkoba, betapa tidak jika ditilik dari peringkat narkoba dunia, kita menempati peringkat ketiga sebagai pasar narkoba terbesar di dunia," kata Kasubbid Ketahanan Ekonomi dan Sosbud Kesbangpol Aceh, Surya Edi Rahman di Gedung Pemuda Desa Pasar, Kecamatan Singkil, Rabu, 18 September.

Surya Edi melanjutkan, dalam konteks lokal, Aceh menempati peringkat pertama sebagai provinsi banyak pengedar dan pengguna narkoba jenis ganja.

Menurut dia, penempatan peringkat ini baginya cukup beralasan, karena di sana banyak ditemukan ladang ganja. Hal ini, lanjutnya, sangat memprihatinkan sekali, karena penggunaan ganja menyebabkan multi efek negatif bagi kehidupan.

"Hal ini juga berdasarkan sumber Puskapol UI kerjasama dengan BNN Aceh," kata dia.

Pemberantasan narkoba, semua elemen harus terlibat dimana saja.

Dia mengatakan, sepanjang tahun 2018 aparat penegak hukum telah menangani 1.600 kasus narkoba, yang sudah ditetapkan menjadi tersangka mencapai 2.213 orang, terdiri dari 2.143 tersangka laki-laki dan 56 tersangka perempuan.

Sedangkan menurut Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, di Tanah Rencong terdapat 73 ribu orang menjadi pecandu narkoba yang harus direhabilitasi. Namun saat ini hanya mampu merehabilitasi 321 orang.

Sosialisasi NarkobaSosialisasi penanganan petedaran narkoba di Gedung Pemuda Desa Pasar, Aceh Singkil Rabu 18 September 2019.(Foto: Tagar/Khairuman).

"Data tersebut cukup menyatakan Aceh, darurat narkoba. Masalah sosial seperti ini, seringkali mengandung fenomena gunung es, di mana yang dilaporkan atau dicatat secara resmi relatif kecil dibandingkan dengan kenyataan yang tidak terlihat," tutur Surya Edi.

Sehingga, kata dia, salah satu cara untuk menghilangkan pandangan Aceh darurat narkoba, yang harus dilakukan untuk memutus mata rantai narkoba, maka semua pihak harus bersinergi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Apabila tidak ditangani secara komprehensif, maka reputasi Aceh akan terus merosot.

Sementara Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Aceh Singkil Hermanto mengatakan kejahatan narkoba merupakan kejahatan luar biasa, layaknya proxy war, yang menjadi ancaman mengakar pada generasi penerus bangsa.

"Perang proksi adalah melakukan penyerangan suatu negara tanpa militer, termasuk mengedarkan narkoba. Proksi masuk menyerang indonesia melalui sosial budayanya. Jadi, pemberantasan narkoba, semua elemen harus terlibat di mana saja," kata dia. []

Berita terkait
BNN Kota Solo Sita 50 Kg Ganja dari Sumatera
BNNK surakarta berhasil meringkus kuris ganja seberat 50 kilogram. Ini kronologi penangkapan pelaku
Aceh yang Terbelenggu Narkoba
Narkoba kian merajalela di Aceh. Setiap tahunnya sabu asal Malaysia-China tidak henti menyuplai. Jalur laut menjadi titik penyelundupan utama.
BNN Sumut Gagal Tangkap Bandar Sabu Bawa Istri dan Anak
Petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara gagal menangkap seorang bandar narkoba.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu