Hutan Kota Aceh Tamiang Destinasi Wisata yang Terabaikan

Kondisi Hutan Kota yang terletak di Kampung Aras Sembilan Kecamatan Bandar Pusaka, Aceh Tamiang, Aceh kian memprihatinkan.
Kondisi Taman Kota di Desa Aras Sembilan, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat, Sabtu, 3 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Zulfitra)

Aceh Tamiang - Hutan Kota di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh kondisinya saat ini kian memprihatinkan. Terletak di Desa Aras Sembilan, Kecamatan Bandar Pusaka itu jauh dari harapan sebagai objek wisata. 

Padahal pada tahun 2007 lalu pemerintah setempat telah menetapkan hutan semak belukar itu sebagai objek wisata di Aceh Tamiang. Apalagi keberadaan sangat representatif sebagai pusat wisata alam bagi masyarakat, apalagi jika dijadikan bentuk ekowisata. Karena, jarak tempuh dari pusat kota Kabupaten Aceh Tamiang hanya membutuhkan waktu jarak tempuh kurang lebih 20 menit, dengan luas lahan 15 hektare.

Dijadikan sebagai pusat riset study bagi dunia pendidikan pun juga bisa nantinya.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang, Safri mengatakan, pada 2016 lalu, pemerintah pernah mengeluarkan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 450.000.000, (empat ratus lima puluh juta rupiah) untuk pembangunan dan pengelolaan hutan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, saat ini hutan kota tersebut terabaikan tanpa ada tindak lanjut pembangunan dan pengelolaannya.

"Sebenarnya ada beberapa potensi yang akan menjadi sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) jika hutan kota itu dapat direalisasikan," kata Safri kepada Tagar, Jumat, 2 Oktober 2020.

Hutan Kota Aceh TamiangKondisi Taman Kota di Desa Aras Sembilan, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat, 2 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Zulfitra)

Selain itu, Safri menilai hutan tersebut juga dapat menjadi pusat kesimbangan karbon dan terjaganya kelestarian alam. "Dijadikan sebagai pusat riset study bagi dunia pendidikan pun juga bisa nantinya," katanya.

Untuk itu, Safri mengaku, saat ini pihaknya mencoba untuk membenahi kembali hutan kota dengan membersihkan beberapa bagian di gerbangnya, begitu juga dengan akses jalan dengan menggunakan alat berat. Dengan harapan pemerintah daerah dapat tergugah untuk dapat melanjutkan kembali pembangunan hutan kota sebagai salah satu destinasi wisata dan juga dapat dijadikan ikon daerah.

"Selain itu, berharap pemerintah nantinya dapat mengucurkan anggaran, baik dari APBK, APBA, dan APBN. Dan mudah-mudahan ada investor yang tertarik dan mau menginvestasikan uang mereka untuk membangun hutan kota ini," katanya.

Safri menilai, pembangunan hutan kota itu sangat perlu untuk dilanjutkan kembali dengan membuat perencanaan anggaran. Ia pun menyadari, dan tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya.

"Namun itu dapat dianggarkan secara bertahap melalui anggaran yang tersedia saat ini, sehingga hutan kota tersebut dapat dibangun kembali," katanya.

Kendati demikian, Safri menyebut, semua itu tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, baik eksekutif maupun legislatif dalam penetapan anggarannya. 

"Harapannya, hutan kota ini dapat segera dilanjutkan pembangunannya, sehingga masyarakat Tamiang memiliki tempat wisata sendiri tanpa harus keluar kota," ujarnya. [] 

Berita terkait
Pencurian Bunga Hias di Median Jalan Marak di Aceh Tamiang
Bunga hias di median jalan Kota Aceh Tamiang marak terjadi pencurian akibat tidak adanya kamera pemantau dari pemerintah setempat.
Kasus Warga Terkena Rabies Aceh Tamiang, Kenali Penyebabnya
Dinas Kesehatan menyebutkan sebanyak 50 kasus rabies di Kabupaten Aceh Tamiang dalam dua tahun terakhir.
944 Warga Aceh Tamiang Alami Gangguan Jiwa
Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sedikit naik dari tahun sebelumnya, yakni 2019 yang hanya berjumlah 904 orang.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.