Lhokseumawe - Kehidupan Bakhtiar Beni, mengungkap potret kemiskinan masyarakat di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Dia diketahui tinggal bersama istri dan 13 anaknya di gubuk reyot yang tidak layak huni.
Gubuk reyot yang mereka tempati, terletak di Desa Ulee Reuleueng Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara. Dalam kesehariannya, Bakhtiar bekerja sebagai kuli serabutan dan juga pemotong batu bata.
Kondisinya rumahnya sangat memprihatinkan, tidak ada pembatas antara tempat tidur dengan dapur. Dindingnya hanya menggunakan tepas, beratap rumbia, tidak memiliki kamar mandi yang memadai alias hanya disekat dengan terpal lusuh.
Kalau dilihat dari depan, gubuk itu terancam roboh, karena posisinya sudah miring.
Baca juga: PKS Sebut Ganja Diekspor Kurangi Kemiskinan di Aceh
Semoga saja nanti suatu saat rumah ini bisa lebih bagus dari sekarang.
Dalam membangun rumah reyot itu, Bakhtiar telah berupaya semaksimal mungkin, hingga akhirnya tak mampu melanjutkan dikarenakan tidak memiliki biaya.
Padahal, dia mengaku telah mencoba untuk mengutang seng sebanyak 57 lembar, namun hingga kini belum ada yang mau membantu.
“Belum ada rezeki, seperti ini lah kondisi kami. Semoga saja nanti suatu saat rumah ini bisa lebih bagus dari sekarang. Apalagi anak-anak di sini berkumpul semuanya, sehingga bisa lebih baik,” tutur Bakhtiar kepada Tagar, Sabtu, 2 Mei 2020.
Baca juga: Optimis Legalkan Ganja Kurangi Kemiskinan di Aceh
Bakhtiar telah dikarunia 13 anak. Tiga di antaranya, kata dia, telah putus sekolah karena ketiadaan biaya. Sementara dua lainnya sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan lima anaknya yang lain sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri, serta satu lagi masih TK.
“Anak saya semuanya ada 13 orang, 6 perempuan dan 7 laki-laki, dan semuanya tinggal di rumah yang berukuran 3x4 (meter) ini. Jangankan untuk memperbaiki rumah, tanah saja saya tidak punya, ini hanya hak pakai saja tanpa ada perjanjian,” ujar Bakhtiar.
Dirinya juga menyampaikan, selama masa pandemi Covid-19 ini tidak mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah, baik Program Keluarga Harapan, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan sejumlah bantuan lainnya yang tak pernah sampai ke tangannya. Dia sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah daerah ataupun dermawan. []