Gunjantino, Dua Sejoli Menjulang di Pesisir Selatan

Gunjantino, Gunung Jantan dan Gunung Batino, bak dua sejoli menjulang kokoh, penjaga kehidupan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Seorang pebalap motor cross berfoto di Puncak Gunjantino dengan latar Samudera Hindia. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Gunjantino merupakan akronim dari Gunung Jantan dan Gunung Batino (Betina-Minang). Terletak di Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Gunjantino merupakan representasi gender antara pria dan wanita. Gunung Jantan memiliki batuan menonjol yang mencuat seperti lelaki. Gunung Batino dengan kawah laksana perempuan.

"Penamaannya sesuai bentuknya. Sudah sejak turun-temurun masyarakat menyebut seperti itu," kata Camat Bayang Utara, Ronald Bernando kepada Tagar di kantornya, Sabtu, 25 Agustus 2019.

Keduanya menjulang kokoh. Bahu-membahu. Bak dua sejoli yang ditugasi Sang Pemberi Kehidupan untuk mengawasi setiap gerak dan tingkah kehidupan di sekitarnya.

***

Subuh baru saja beranjak. Sang fajar mulai menampakkan ronanya di ufuk timur. Kicau burung saling bersahutan mengiringi belaian lembut sinar mentari pagi. Menyapa merdu.

Memberi isyarat kedamaian bagi tiap napas yang bernaung di lembahnya. Gunjantino masih diselimuti kabut malam yang agaknya masih enggan pergi.

Dingin masih saja membungkus. Sesekali terdengar pekikan kera. Riuh rendah. Seperti Bercengkerama tentang rencana kehidupan hari itu.

Embun belum mau beranjak. Setia merapati helai demi helai dedaunan. Gerombolan kelelawar mulai surut. Penguasa malam itu balik ke peraduan.

Gunjantino

Air Terjun Batuang di Gunjantino. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Di sebelah utara dan timur terhampar hijau pepohonan. Mengurung sejuk. Menyemburkan oksigen. Mengalir masuk ke dalam rongga paru di tiap helaan napas.

Di sisi barat, deru air terjun Batuang seakan memberi semangat. Bulir-bulirnya berpacu bersama kehidupan di sekelilingnya. Gemercik tempiasnya bak petikan dawai melodi.

Ia seakan berdendang tentang kebersahajaan para petani di lembahnya. Menghadap arah Selatan, Gunjantino seperti asyik mengagumi birunya Samudera Hindia.

***

Tak pernah bosan memandangi setiap lekuk pulau-pulau kecil di Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh. Destinasi yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2015.

***

Embun mulai menguap. Satu-satu ada juga yang jatuh ke tanah. Cahaya kekuningan terlihat memancar. Pertanda mentari mulai menampakkan wajahnya.

Bercerita tentang Gunjantino ternyata bukan sekadar soal keelokkan alam semata. Ia menawarkan potensi lain bagi pengembangan sektor pariwisata di Pesisir Selatan.

Destinasi yang baru saja diresmikan Gubernur Irwan Prayitno itu telah memiliki sirkuit grasstrack dengan panjang hingga 2,4 kilomter.

Sirkuit tak hanya mengandalkan terjalnya arena. Akan tetapi, telah dilengkapi arena jumping dan super ball, sehingga memberi tantangan tersendiri bagi pebalap.

GunjantinoPara pebalap usai menjajal sirkuit Gunjantino. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

"Pak Gubernur pernah menjajalnya bersama Tim Trabas Sumbar 1. Itu saat peresmiannya beliau datang bersama tim balap dari provinsi," kata Ronald.

Gubernur meresmikan Gunjantino pada 15 April 2018, usai peringatan Hari Jadi Pesisir Selatan di Pantai Carocok Painan yang dihadiri bupati dan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD).

Di sana juga terdapat arena offroad, dengan lintasan kurang lebih sepanjang 3 kilometer. Siapa saja dapat mencobanya. Tentu bukan hanya buat para profesional.

Pengelola pun menyediakannya bagi pemula. Lebih dari itu, guna menarik minat wisatawan, pemerintah kecamatan memberikan akses mobil offroad gratis.

Hanya bermodal biaya bahan bakar minyak, pengunjung sudah bisa mencoba lintasan. Wali Nagari (Desa Adat) Pulut-Pulut, Jumrizal siap meminjamkan mobil 4x4 miliknya.

***

Bagi yang hobi olahraga air, bisa mencoba river tubing. Olahraga air yang awal mulanya ramai dimainkan di Aceh pada era 1990-an.

Sedangkan di Indonesia, aktivitas yang cukup memacu adrenalin tersebut baru mulai ramai digandrungi sejak 5 tahun terakhir, salah satunya di Sumatera Barat.

GunjantinoPara off roader di puncak Gunjantino. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Berseluncur dengan menjinakkan derasnya aliran sungai. Berbeda dengan arung jeram, river hanya menggunakan ban yang diikat dengan webing.

Sensasi dingin dan derasnya aliran sungai Batang Bayang menambah seru permainan. Bebatuan besar yang tersebar di setiap jengkalnya menjadi tantangan tersendiri.

"Lebih menantang. Beberapa kepala dinas dan para profesional olahraga air yang satu ini sudah pernah mencoba unjuk kebolehan di sini," ujarnya.

***

Suara alam yang masih perawan menjadikan perbukitan di jajaran Bukit Barisan itu cocok dijadikan area hiking dan camping. Apalagi didukung sumber air yang memadai.

Ke depan, lanjutnya, pemerintah kecamatan merencanakan membuat taman bunga di sepanjang pinggiran Gunjantino. Saat ini, pihaknya tengah melakukan persiapan.

Pada kesempatan itu, Wali Nagari, Jumrizal, menyebutkan bakal memberikan berbagai kemudahan layanan bagi pengunjung, termasuk penyediaan mobil offroad.

Upaya itu tak lain untuk memancing animo wisatawan. "Ini bagian dari upaya kami meningkatkan pendapatan nagari, uatamanya warga sekitar," ujarnya.

Gunjantino berjarak kurang lebih 75 kilometer dari Kota Padang. Perjalanan dengan kenderaan roda empat membutuhkan waktu sekitar 3 jam. []

Berita terkait
Hari Ini 136 Tahun Lalu Gunung Krakatau Meletus
Hari ini, 136 tahun yang lalu. Gunung Krakatau meletus dan abunya terlontar ke atmosfir langit hingga menutupi berbagai belahan dunia.
Lima Olahraga Ringan Sebelum Mendaki Gunung
Kegiatan 'berbau' alam saat ini banyak diminati masyarakat. Termasuk mendaki gunung. Ada olahraga ringan agar pendakian berjalan mulus.
Warga Gunung Merbabu, Sulap Botol Plastik Jadi Piramida
Warga Gunung Merbabu menyulap botol bekas menjadi piramida. Aksi ini ditujukan untuk menyindir pendaki tidak cinta alam dan rayakan HUT ke-74 RI.