Gadis di Jepara Tewas Dibunuh Usai Salat

Polres Jepara mengungkapkan Selain dibunuh usai salat, motor dan handphone milik Sintiya hilang dirampok.
Polres Jepara melakukan olah TKP perampokan dan pembunuhan. (Foto: Polres Jepara/Tagar)

Jepara – Sungguh tragis nasib gadis asal Desa Dongos, Kecamatan Kedung, Jepara bernama Sintiya Wulandari. Gadis berusia 21 tahun itu ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya usai menjalankan salat Ashar, Rabu, 13 Mei 2020 sore.

Sintiya ditemukan tergeletak dilantai dalam keadaan masih mengenakan mukena bagian bawah oleh kakaknya, Agus, 26 tahun, menjelang Magrib. Agus yang baru pulang bekerja di pabrik garmen, awalnya mengira adik perempuannya sedang tertidur di lantai kamarnya.

Olah TKP yang kami lakukan, tidak ada kerusakan pada bangunan rumah korban.

Kakak perempuan Sintiya, Sri Indayati, 33 tahun, juga sempat mengambil tespen, karena pompa sumur mereka mati. Tidak terlintas sedikitpun dipikirannya kala itu, jika adiknya tewas secara mengenaskan.

Menjelang magrib, Agus mendekati Sintiya untuk membangunkan adiknya yang nampak tertidur pulas itu. Agus dibuat tercengang menyaksikan mulut adiknya mengeluarkan darah. Dia juga menyadari satu unit motor Honda Vario 125 dengan nomor polisi K 6796 AQC dan sebuah handphone merek Oppo milik adiknya hilang.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Jepara Ajun Komisaris Johan Andika membenarkan adanya tindak pidana pecurian dengan pembunuhan terjadi di Desa Dongso, Kecamatan Kedung, Rabu, 13 Mei 2020. Dari hasil olah TKP dilakukan tim Resmob dan Inafis Polres Jepara, diduga pencurian terjadi sekitar pukul 15.30 WIB usai melakukan salat Ashar.

“Olah TKP yang kami lakukan, tidak ada kerusakan pada bangunan rumah korban. Dugaan pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu depan yang tidak terkunci,” kata dia.

Jenazah Sintiya masih dalam tahap pemeriksaan di RSUD Kartini Jepara. Sehingga pihaknya belum bisa menyebutkan tanda-tanda kekerasan diterima Sintiya dari pelaku perampokan. Begitupun dengan motif pencurian yang menimpa gadis berparas ayu ini.

Kasus pencurian ini masih terus kami dalami,” ujarnya Tagar, Kamis, 14 Mei 2020 pagi.

Menanggapi ramainya komentar sejumlah netizen di grup facebook Jepara, yang menduga pelaku pencurian dan pembunuh Sintiya adalah pacarnya. Johan menegaskan jika hal tersebut merupakan informasi hoaks.

“Kami belum menyebutkan siapa yang diduga pelakunya, jadi itu hoaks,” kata dia.

Kepada masyarakat, Johan mengimbau untuk bisa menyaring dan memilah informasi-informasi yang beredar di sosial media. Jangan mudah terpancing dan percaya dengan informasi-informasi hoaks.

Dalam kesehariannya, Sintiya Wulandari diketahui tinggal bersama dua kakaknya Agus dan Sri Indayati karena kedua orang tua Sintiya sudah lama meninggal. Ayah Sintiya, Sarjo meninggal sekitar 10 tahun yang lalu, sementara ibunya Namah meninggal 2 tahun ini. []

Berita terkait
Satu Lagi Pencari Ikan Jepara Ditemukan Meninggal
Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban terakhir dari empat pencari ikan yang hilang diterjang ombak laut Jepara. Korban meninggal dunia.
2.000 Buruh Kudus Dapat THR Meski Dirumahkan
Jika ada buruh di Kudus yang dirumahkan tapi tidak dapat THR, silakan lapor ke Plt Bupati Kudus HM Hartopo.
3 Pencari Ikan di Jepara Ditemukan Meninggal
Tiga dari empat pencari ikan yang hilang di terjang ombak laut Jepara ditemukan meninggal dunia. Satu korban lain belum ditemukan.