Sleman - Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2020 nanti akan melakukan kajian penggunaan bus line untuk jalur Trans Jogja. Hal ini untuk meningkatkan layanan Trans Jogja kepada masyarakat.
Akhir-akhir ini, moda transportasi milik BUMD Pemda DIY bersistem buy the service ini mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya setelah insiden kecelakaan yang menewaskan seorang pengendara motor di simpang empat Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Rabu, 27 November 2019.
Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dishub DIY, Sumariyoto mengaku secara rutin melakukan evaluasi terhadap performa Trans Jogja. Bahkan sebelum ada insiden kecelakaan lalu lintas lima hari lalu.
"Kami rutin melakukan evaluasi. Dan karena kemarin ada insiden (kecelakaan), kami berusaha bagaimana memperbaiki Trans Jogja ke depannya," katanya usai melakukan rapat evaluasi di Kantor Dishub DIY, Senin, 2 Desember 2019.
Dia mengatakan dari hasil evaluasi tersebut, pada tahun depan akan melakukan studi penggunaan bus line untuk jalur Trans Jogja. Studi dilakukan dengan mengambil sampel beberapa simpang jalan yang memang padat dilalui kendaraan. Tujuannya agar Trans Jogja mendapatkan prioritas di jalan.
Dan karena kemarin ada insiden (kecelakaan), kami berusaha bagaimana memperbaiki Trans Jogja ke depannya.
“Kami ambil sampel (untuk studi), ada sekitar lima simpang. Jadi marka untuk bus line tidak dipasang sepanjang ruas jalan, misal simpangnya sampai 1 kilometer, dipasang bus line 1 kilometer. Seperti yang dilakukan DKI (Jakarta) untuk sepeda," kata Sumariyoto.
Lebih lanjut Dishub DIY membuat terobosan layanan Trans Jogja. Salah satunya mencoba untuk memberikan perlakuan khusus bagi anak yang masih sekolah, usia lanjut atau disabilitas untuk bisa menggunakan Trans Jogja secara gratis.
Kebijakan ini, nantinya harus melalui perhitungan khusus karena berkaitan dengan subsidi anggaran yang diberikan oleh APBD DIY. "Kami juga meminta pengelola (PT AMI) untuk membuat kajian tentang time table bus, agar para sopir tidak terburu-buru mengejar waktu,” ungkap dia.
Direktur PT Anindya Mitra Internasional (AMI) Dyah Puspitasari mengatakan selaku pengelola Trans Jogja, meminta agar nanti di sekeliling halte Trans Jogja, ada marka atau tanda pembatas. Alasannya selama ini tidak jarang lokasi di sekitar halte dimanfaatkan sebagai tempat parkir kendaraan.
Dia mengatakan saat pemerintah sudah mendukung Trans Jogja, harapannya masyarakat juga mendukung. "Kalau melapor, gunakan data yang lengkap agar mudah untuk dilacak,” kata dia. []
Baca Juga:
- Langkah Pengelola Trans Jogja Setelah Pelajar Tewas
- Oknum Ojol Diduga Tak Senonoh ke Customer di Sleman
- Bungkusan Busuk Kain Kafan Menggegerkan Warga Sleman