DPR Soroti Program Nadiem Makarim Hapus UN

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menyoroti program penggantian Ujian Nasional (UN) yang digagas Nadiem Makarim.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2019. Termasuk membahas rencana penghapusan Ujian Nasional. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta - Rencana program kerja tentang penggantian Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan Ujian Sekolah (US) yang dinyatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem ditanggapi DPR. 

Tingkat motivasi guru berbeda-beda. Ada yang idealis memiliki semangat mengajar tinggi, dengan kebijakan ini jadi semangat untuk berinovasi. Tapi ada juga yang tidak.

Baca juga: FPI dan PA 212 Ancam Bakal Demo Polisi Lagi

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengatakan dengan adanya perubahan itu harus ada yang lebih diperhatikan. Kebijakan menghapus Ujian Nasional (UN), menurutnya, dapat memiliki kemungkinan dampak yang paling signifikan.

"Saat guru diberikan kebebasan lebih, daya kreativitasnya akan muncul. Mereka akan memikirkan cara-cara bagaimana panduan yang ada dalam kurikulum K-13 itu dapat diterjemahkan dan diserap lebih baik oleh peserta didik, sesuai konteksnya masing-masing”, kata Hetifah kepada Tagar, Jumat, 13 Desember 2019.

Kemarin, Kamis, 12 Desember 2019, Komisi X DPR menggelar rapat kerja bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Dalam rapat tersebut Nadiem mengatakan ada 4 program kerja 'Merdeka Belajar', sekaligus membahas rencana APBN Kemendikbud tahun anggaran 2020.

Salah satu program kerja yang dijelaskannya adalah penggantian Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan Ujian Sekolah (US) yang format sepenuhnya pada guru dan sekolah.

Hetifah mengatakan terobosan Nadiem patut diapresiasi. Menurutnya kebijakan yang tidak mewajibkan semua sekolah untuk menerapkan USBN memiliki nilai positif.

Baca juga: Pernusa: Dulu FPI Ditakuti, Sekarang Macan Ompong

Namun, kata dia, apabila ada sekolah-sekolah yang masih harus beradaptasi dan belum memiliki kemampuan untuk membuat soal sendiri, harus diakomodir oleh Kemendikbud.

“Untuk sekolah-sekolah yang sudah siap melesat, biarkan saja mereka memaksimalkan potensinya, tidak boleh kita tahan. Sementara untuk sekolah-sekolah yang mungkin belum siap, saya dengar Kemendikbud tetap menyiapkan bank soal. Itu bisa menjadi opsi yang sangat baik”, ujarnya.

Namun, Hetifah mengingatkan selain dari kompetensi siswa, motivasi guru juga harus menjadi faktor yang patut dipertimbangkan. Jadi, Hetifah ingin Kemendikbud dapat memperhatikan hal tersebut.

“Tingkat motivasi guru itu berbeda-beda. Ada yang memang idealis dan memiliki semangat mengajar tinggi, dengan kebijakan ini jadi semangat untuk berinovasi. Tapi ada juga yang tidak”, kata dia.

Hetifah ingin ke depannya Kemendikbud menyiapkan mekanisme untuk memotivasi guru dalam berinovasi dan memberikan pengajaran terbaik bagi murid-muridnya.

“Bisa dengan pemberian insentif, penghargaan, atau mekanisme lainnya. Agar guru-guru yang rajin dan mau berusaha lebih bisa terapresiasi”, ucap politikus Partai Golkar itu. []

Berita terkait
Denny Siregar Sepemikiran Nadiem Makarim
Pegiat media sosial Denny Siregar sepemikiran dengan Mendikbud Nadiem Makarim bahwa dunia tidak membutuhkan anak-anak yang jago menghafal.
Jokowi Dukung Langkah Nadiem Makarim Hapus UN
Presiden Jokowi mendukung rencana Mendikbud Nadiem Makarim untuk menghapus Ujian Nasional (UN).
Plus Minus Ide Nadiem Makarim Ujian Nasional Dihapus
Tak ada lagi ujian nasional di Indonesia pada 2021. Rencana Nadiem Makarim ini ada yang menyambut sukacita, ada pula yang berduka. Apa alasannya?