Pematangsiantar - Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung mengingatkan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan, pergudangan, dan logistik, agar mengantisipasi krisis pangan selama pandemi virus corona atau Covid-19, dengan memproduksi sendiri bahan pangan, tidak bisa melulu impor.
Melihat kondisi saat ini, politisi Partai NasDem itu meminta pemerintah membuat simulasi kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya selama ada wabah corona di Indonesia.
Tapi persoalannya, ketika seluruh dunia krisis pangan, apakah kita bisa impor? Ini jadi persoalan lain.
“Kalaupun kita ingin impor pada kondisi krisis seperti saat ini, mungkin saja tidak bisa, karena barangnya tidak ada," kata Martin dalam rapat virtual bersama BUMN Pangan, Senin, 20 April 2020.
Baca juga: PT KAI Siap Angkut Bahan Pangan Selama PSBB
Dia mengingatkan, dalam menghadapi masa-masa sulit ini tidak boleh ada kesalahan dalam hal pengambilan kebijakan di tiga sektor penting, yakni kesehatan, pangan dan energi.
Menurutnya, dalam sektor pangan seluruh instansi terkait harus terus berpacu dengan waktu, mengingat Indonesia memang tidak dapat menghindari impor. Namun, persoalannya seluruh negara di dunia juga sama-sama berjuang untuk mengamankan setok bahan pangan.
“Tapi persoalannya, ketika seluruh dunia krisis pangan, apakah kita bisa impor? Ini jadi persoalan lain,” ujarnya.
Baca juga: Warga Berdesakan di Acara Lumbung Pangan Jatim
Ketua DPP Partai NasDem ini meminta BUMN di bidang pangan untuk segera mendata dan mengoptimalkan bahan-bahan pangan alternatif yang tersedia di dalam negeri, untuk diproduksi dengan baik. Hal ini dia nilai sangat penting sebagai langkah antisipasi.
Jika nanti terjadi krisis pangan, kata dia, negara sudah siap memenuhi kebutuhan setok pangan dengan bahan pangan alternatif tadi. Sebab, setok kebutuhan pangan pasti sulit terpenuhi dari impor.
“Misalnya bahan pangan singkong, sagu atau jagung yang tersedia di sini. Itu harus didata untuk diproduksi secara besar-besaran sebagai subtitusi bahan pangan yang biasa (kita konsumsi), selama menghadapi masa krisis Covid-19 ini,” ucap Martin.
Rapat virtual ini diikuti oleh Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Dirut PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Dirut PT. Berdikari (Persero), Dirut PT. Sang Hyang Seri (Persero) dan Dirut PT. Pertani (Persero). []