Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyiapkan lumbung pangan di Jatim Ekspo Internasional, Jalan Ahmad Yani Nomor 99 Surabaya. Lumbung pangan ini merupakan cara lain yang biasanya dengan model operasi pasar di titik-titik keramaian.
Lumbung pangan sebagai pengganti operasi pasar saat physical distancing.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, lumbung pangan ini dibuka mulai Selasa 21 April 2020. Dalam program ini akan disediakan paket sembako dengan harga di bawah pasaran.
Baca Juga: Corona, Denpasar Luncurkan Program Lumbung Pangan
Khofifah menegaskan, model operasi pasar memang dihapus karena selalu terjadi antrian panjang, dan masyarakat tidak menerapkan psysical distancing.
Kita menyiapkan format dengan moda transportasi bebas ongkir dengan 20 kilometer jarak dari Jatim Expo, bagi yang ada yang kesulitan menjangkau bisa pesan secara online.
Untuk menghindari melubernya pembeli, warga yang rumahnya kurang dari 20 kilometer dari JX Ekspo bisa memesan via online , dan gratis ongkos kirim. "Kita menyiapkan format dengan moda transportasi bebas ongkir dengan 20 kilometer jarak dari Jatim Expo, bagi yang ada yang kesulitan menjangkau bisa pesan secara online," kata Khofifah.
Masyarakat yang ingin membeli secara langsung di lokasi, Pemprov menyiapkan kursi dengan jarak dua meter antara pembeli yang satu dengan lainnya. Nantinya petugas akan membatasi yang boleh masuk ke dalam agar bisa menjaga phsysical distancing.
"Mereka yang mengantri di kasir akan diberikan kursi yang sudah diberi jarak dua meter," tutur Khofifah.
Masyarakat yang menunggu di luar juga disediakan dengan jarak dua meter. Seluruh pembeli diwajibkan memakai masker. Jika tidak membawa masker, petugas akan memberi secara gratis.
Baca Juga: Corona,Jatim Butuh Dana Besar Atasi Dampak Ekonomi
Sementara untuk perkembangan sebaran covid-19 di Jatim sampai Mingu ada tambahan baru di Surabaya yakni 29 orang, Sidoarjo tambah 1 orang, Lamongan tambah 1 orang, Kabupaten Malang 1 orang, serta Kabupaten Nganjuk tambah satu orang.
"ODP (Orang Dalam Pengawasan) yang tercatat ada 16.528 dan yang masih dalam pantauan 6.989 orang," kata Khofifah. Sedangkan yang meninggal dunia ada dua pasien dari Surabaya sehingga totalnya mencapai 56 orang atau setara dengan 9,52 persen. Pasien yang sembuh ada 98 orang atau setara dengan 17,66 persen.[]