Dosen UGM Pertanyakan Data IDI Angka Kematian Covid-19

Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menyebutkan angka kematian Covid-19, berbeda dengan data Gugus Tugas. Dosen UGM mempertanyakan akurasi data IDI.
Petugas bersiap menurunkan jenazah pasien Covid-19 dari mobil ambulans saat akan dimakamkan di pemakaman Macanda, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu, 5 April 2020. (Foto: Antara/Abriawan Abhe)

Ikatan Dokter Indonesia: Data Angka Kematian

Kepada yang terhormat Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia di Jakarta. Dengan hormat. Saya merujuk pemberitaan yang memuat pembicaraan Bapak pada tanggal 18 April 2020.

Di pemberitaan itu, Bapak sebutkan bahwa angka kematian total pada tanggal 18 April 2020 sebenarnya adalah 1000, dengan mengasumsikan pasien dalam pengawasan atau PDP dan orang dalam pemantauan atau ODP yang meninggal adalah karena Covid-19

Sedangkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan, akumulasi angka kematian pada tanggal 18 April 2020 sebesar 535 jiwa.

Baca juga: 18 April 2020: 6248 Positif Corona, 631 Sembuh

Sekalipun PDP dan ODP meninggal, tetap diuji PCR yang hasilnya keluar sekitar 3 hari ke depan. Artinya, PDP dan ODP yang meninggal pada tanggal 18 April 2020, dan telah Bapak laporkan di pemberitaan di atas, hasilnya keluar pada tanggal 21 April 2020 dan pasti sudah ter-update pada laporan tanggal tersebut.

Pertanyaan saya, Bapak dapat data dari mana?

Update dari Gugus Tugas Covid-19 melaporkan akumulasi kematian hingga hari itu, tanggal 21 April 2020 adalah 616 jiwa, tidak seperti yang Bapak sampaikan ke publik sebasar 1000 jiwa.

Pertanyaan saya, Bapak dapat data dari mana? Mohon di-shared secara terbuka. Terima kasih.

Dengan berpegang data yang disampaikan Gusus Tugas Covid-19, angka akumulasi kematian per tanggal 18 April 2020 sebesar 1000 jiwa adalah kebohongan publik.

Menurut saya, IDI tidak punya legal standing untuk menyampaikan data-data tentang Covid-19 ke publik luas.

Dan karena IDI adalah asosiasi profesi, maka tidak etis menyampaikan hal-hal yang sifatnya akademis ke publik perihal Covid-19. IDI bukan lembaga riset seperti Lembaga Biologi Molekular Eijkmann.

Saya menunggu jawaban Bapak perihal data yang menyebutkan angka akumulasi kematian pada tanggal 18 April 2020 sebesar 1000.

Sekali lagi, saya sebagai rakyat jelata, amat terganggu dengan manuver-manuver politik petinggi-petinggi PB IDI dengan modus di luar tupoksinya.

Saat ini suasananya adalah keperihatinan nasional akibat pandemi Covid-19, bukan agenda politik pilpres atau pileg untuk 2024.

Hingga hari ini, saya tetap yakin sepenuhnya, bahwa pemerintahan Pak Jokowi mampu mengatasi pandemi Covid-19 di Tanah Air. Badai pasti berlalu. Aamiin ya robbal alamin.

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Baca juga:

Berita terkait
Update Corona Indonesia: 6.760 Positif, 747 Sembuh
Juru Bicara Pemerintah untuk virus corona atau Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan masih terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Lapak Asik BPJAMSOSTEK Direspons Positif, Begini Cara Ajukan Klaim JHT
Dapatkan informasi lengkap di sini, tahapan protokol Lapak Asik dalam mengajukan klaim Jaminan Hari Tua atau JHT BPJAMSOSTEK.
Denny Siregar: Harapan di Tengah Ketidakpastian
Jumlah yang sembuh dari Covid-19 lebih banyak dibanding yang meninggal. Rupiah sudah keluar dari angka psikologis Rp 16 ribu. Denny Siregar.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara