Diprotes Nama Bandara Lombok dan Silangit Diganti

Warga Lombok di NTB dan warga Silangit di Sumut memprotes penggantian nama bandara di wilayah mereka, pemerintah tidak berpihak kepada masyarakat
Bandara Silangit yang minggu depan, 28 Oktober, akan berubah menjadi Bandara Internasional Silangit dan melayani penerbangan langsung ke Singapura tiga kali dalam seminggu. (Foto: Ist)

Oleh: Syaiful W. Harahap

“Tolak Ganti Nama Bandara ASN Lombok Unjuk Rasa”. Ini judul berita Tagar, 18 November 2019. Lombok International Airport (LOP) di Praya, Lombok Tengah, sekitar 31,9 km dari Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan bandara yang dibangun mengganti Bandara Selaparang (AMI) Mataram.

Pemerintah kemudian mengganti nama bandara itu jadi Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Zainuddin Abdul Madjid International Airport) dengan kode IATA tetap LOP.

Ini kali kedua masyarakat unjuk rasa soal penggantian nama bandara. Sebelumnya masyarakat sekitar Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara (Taput), Sumut, sebagai pemilik kepentingan pihak Sirajanipohan selaku keturunan penyerahan lahan untuk bandara tersebut memprotes penggantian nama Bandar Udara Internasional Silangit jadi Bandara Internasional Raja Sisingamangaraja XII.

Nama Kota

‘Kemarahan’ penduduk Praya khususnya dan Lombok Tengah umumnya sangat beralasan karena kata Lombok pada nama bandara itu melekat pada identitas mereka. Sangat berbeda dengan nama Zainuddin Abdul Madjid yang tidak secara eksplisit menunjukkan Lombok. Hal yang sama juga bagi masyarakat sekitar Silangit.

Bandara lomboksBandara Internasional Lombok, Praya, NTB (Foto: id.wikipedia)

Penamaan bandara-bandara di Indonesia memang tidak menerapkan rekayasa sosial (social engeenering) yang mengacu secara global. Nama bandara di Indonesia sebagian besar memakai nama tokoh atau pejuang lokal. Jangankan secara nasional, secara lokal pun tidak dikenal luas. Apalagi dalam skala internasional tentulah nama-nama tokoh lokal akan tenggelam. Ini pulalah penyebab nama bandara di Indonesia tidak mendunia.

Tungku Abdul Rahman yang memimpin Malaysia sebagai perdana menteri priode 1957-1970 dikenal luas, tapi Pemerintah Malaysia lebih memilih nama kota Kuala Lumpur untuk bandaranya. Warga Malaysia sangat bangga menyebutkan nama bandara Kuala Lumpur International Airport dengan ejaan kei-el-ai-ei (KLIA).

Coba bandingkan dengan nama bandara di Indonesia, terutama yang melayani jalur internasional, tidak mendeskripsikan daerah atau kota secara khas. Bandara-bandara di Indonesia memakai nama tokoh atau pahlawan lokal. Padahal, beberapa nama kota dan daerah dikenal luas secara internasional. Sebut saja Bandung, Medan, Yogyakarta, Bali, dll.

Dengan nama kota atau daerah yang mengikuti nama bandara akan lebih dikenal secara global dan mudah diucapkan secara akronim.

Di Indonesia nama bandara yang bisa diucapkan dengan akronim yang ramah baru MIA/em-ai-ei (Minangkabau International Airport) di Padang. Kode IATA dengan PDG. Kata Minangkabau terkait dengan antropologi sehingga juga dikenal luas secara global.

Selebihnya nama-nama bandara di Indonesia tidak bisa dieja dengan akronim yang ramah. Bandara baru Yogyakarta, misalnya, memakai kata new sehingga disebut New Yogyakarta International Airport (NYIA) kode IATA dengan YIA. Ini tentu sangat sulit dibaca sebagai akromin (en-wai-ai-ei). Kalau saja bandara baru Yogyakarta itu disebut dengan Yogyakarta International Airport dengan singkatan YIA (wai-ai-ei) tentu akan lebih dikenal mendunia.

Begitu juga dengan Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO), bandara pengganti Polonia di Medan, Sumut. Dalam bahasa Inggris disebut Kualanamu International Airport kalau disingkat jadi KIA dieja sebagai akromin kei-ai-ei. Ramah. Persoalannya adalah Kualanamu hanya nama kecatamatan yang tidak mendunia.

Pariwisata

Akan berbeda halnya jika nama bandara itu memakai nama Deli atau Medan. Deli dikenal luas di Eropa terkait dengan perdangangan tembakau sejak zaman Belanda. Bisa saja disebut Deli International Airport (DIA/die-ai-ei). Kalau memakai Medan International Airport dengan akromim MIA sudah duluan dipakai oleh Padang. Bisa disiasati dengan sebutan Medan Deli International Airport (MDIA/em-die-ai-ei).

Yang paling konyol adalah pemakaian kata Silangit untuk bandara untuk mendukung pariwisata Danau Toba. Silangit nama tempat dekat Danau Toba atau sekitar 78,3 dari Parapat, kota di tepi Danau Toba. Sedangkan dari Kota Medan jarak ke Bandara Silangit 246 km arah selatan.

Kalau saja ada rekayasa sosial tentulah nama bandara dekat Danau Toba pakai nama Toba International Airpot (TIA/tie-ai-ei). Toba juga ada di antropologi sehingga dikenal luas. Sedangkan Toba terkait dengan nama danau yang dikenal di dunia ilmu pengetahuan. Sedangkan nama Raja Sisingamangaraja XII sama sekali tidak ada kaitannya dengan dunia pariwisata.

Pesawat Kepresidenan yang membawa Presiden Jokowi mendarat perdana di Bandara Kertajati (24 Mei 2018). Tak terbayangkan di mana bandara ini. Nama itu sangat asing. Ternyata itu bandara baru di Jawa Barat, tepatnya sekitar 100 km arah timur Kota Bandung yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka. Dengan menyebut Majalengka pun tidak akan di kenal di luar Jabar, bahkan di Jabar sendiri pun belum banyak yang tahu persis di mana letak wilayah itu.

Bali dikenal luas di dunia sebagai ‘Indonesia’, maka kalau saja Bandara Ngurah Rai disebut Bali International Airport dengan singkatan BIA (bie-ai-ei) tentu akan lebih mendunia. Lombok sebagai tujuan wisata juga sudah dikenal luas secara global. Maka, perlu nama bandara dengan Lombok International Airport dengan singkatan LIA (el-ai-ei). Tapi, dengan nama baru bandara Lombok sangat sulit dieja secara akronim dan nama itu tidak menunjukkan apa-apa bagi dunia.

Sulawesi dikenal dunia sebagai Celebes. Andaikan Bandar Sultan Hasanuddin diberi nama Makassar Celebes International Airport dengan singkatan MCIA (em-sie-ai-ei) tentu lebih dikenal dunia. Begitu pula dengan Manado. Bandara diberinama Sam Ratulangie. Ini tokoh di sana. Tapi, ada nama antropologis yaitu Kawanua sehingga Bandara Internasional Kawanua (BIK/bie-ai-kei) atau Bandara Internasional Manado (BIM/bie-ai-em). Bandara Sepinggan Balikpapan, Kaltim, juga diganti dengan nama tokoh lokal yaitu Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Selain akronimnya tidak mudah disebut nama ini pun tentulah tidak dikenal luas.

Indonesia memilih nama bandara yang tidak populer dengan mengedepankan nama tokoh atau pahlawan setempat. Beberapa negara juga memilih nama pahlawan. Ada yang memilih nama kota. Tentu saja dengan menimbang popularitas nama tsb. di dunia. Paling tidak nama tsb. ada di atlas dan sejarah dunia.

ilus bandara1Salah satu sudut JFK International Airport, New York, AS (Foto: ny.curbed.com)

Di dunia bandara yang memakai nama tokoh, seperti perdana menteri dan presiden, yang dikenal luas adalah bandara di Paris, Perancis, yaitu Bandar Udara Paris Charles de Gaulle (kode IATA: CDG). Kota New York, AS, menamai bandara mereka dengan nama John F Kennedy International Airport yang disingkat dengan JFK. JFK presiden AS ke-35. Kota Manila, Filipina, memakai nama Ninoy Aquino International Airport. Lawan Presiden Marcos yang tewas ditembak ketika mendarat di bandara Manila dari pengasingannya di luar negeri.

Pariwisata adalah sektor yang tidak terpengaruh oleh resesi dunia, tapi kalau daerah-daerah yang bisa dijadikan tujuan wisata di Indonesia tidak dihubungkan dengan penerbangan tentulah kedatangan wisatawan, terutama wisata mancanegara (Wisman), tidak bisa diharapkan.

Kalaupun ada bandara dekat tujuan wisata tapi nama bandaranya tidak mendukung objek wisata tentulah tidak bisa diharapkan sebagai bagian dari promosi pariwisata. []

Berita terkait
Tolak Ganti Nama Bandara ASN Lombok Unjuk Rasa
Ada rencana pengerahan aparatur sipil negara (ASN) Kab Lembok Tengah untuk menolak penggantian nama Bandara Internasional Lombok di Praya
Silangit Resmi Ganti Nama Jadi Bandara Raja Sisingamangaraja XII
Silangit resmi ganti nama jadi Bandara Raja Sisingaraja XII, ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1404 Tahun 2018.
Kabut Asap Ganggu Penerbangan ke Bandara Silangit
Akibat kabut asap yang melanda beberapa wilayah di Sumatera, membuat beberapa pesawat menuju Bandara Internasional Sisingamangaraja terganggu
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina