Dinkes Ungkap Cara Mencegah Penyakit DBD di Aceh Tamiang

Pada tahun 2018, jumlah DBD mencapai 187 kasus, dan di 2019 jumlahnya menurun, yakni hanya 94 kasus di Aceh Tamiang.
Warga menutup hidung saat pengasapan (fogging) di kawasan Pondok Jaya, Cipayung, Depok, Jabar, Minggu (5/4/2020). Kegiatan tersebut guna memberantas nyamuk Aedes aegypti sekaligus mencegah wabah DBD (Foto: Antara/Andika Wahyu)

Aceh Tamiang - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh terus melakukan upaya untuk menekan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di kabupaten itu. Terbukti, sejak tahun 2018 hingga 2020 ini, dinas kesehatan setempat melaporkan, kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang terjadi penurunan jumlah kasus yang sangat drastis di setiap tahunnya.

Pada 2018, jumlah DBD mencapai 187 kasus, dan di 2019 jumlahnya kembali menurun, yakni hanya 94 kasus, atau jumlah penurunan dari tahun sebelumnya sebanyak 93 kasus.

"Dan di tahun 2020 ini, hingga bulan November, jumlahnya turun sebanyak 49 kasus, atau saat ini hanya ada 15 kasus saja," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, dr Hardeky saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi penanggulangan penyakit DBD melaui pemberdayaan masyarakat, Selasa, 17 November 2020.

Kendati kasus DBD terus menurun tiap tahunnya, Hardeky mengatakan, pihaknya akan terus melakukan langkah-langkah untuk mengentaskan kasus DBD di Kabupaten Aceh Tamiang, sehingga menjadi zero kasus. Hal itu tentunya, harus seiring dengan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang hingga hari ini terus melakukan upaya penekanan kasus DBD di setiap wilayah di Indonesia.

Karena pada umumnya, nyamuk penyebar DBD suka bertelur di genangan air yang jernih. Bukan di air yang kotor.

Sehingga, kata dia, pihaknya berkomitmen Kabupaten Aceh Tamiang dapat terbebas dari kasus DBD di tahun 2021. Dengan catatan, setiap program yang akan dijalankan pihaknya nantinya harus didukung oleh semua sektor yang ada di kabupaten itu.

Hardeky menjelaskan, kegiatan program sosialisasi dan advokasi penanggulangan penyakit DBD melaui pemberdayaan masyarakat untuk gerakan satu rumah satu jumantik di wilayah endemis DBD Kabupaten Aceh Tamiang ini melibatkan beberapa unsur dan lintas sektoral. Selain itu, pihak dinas sendiri nantinya juga akan membentuk kader di setiap desa.

Selanjutnya mereka nantinya akan bertugas dan turun langsung ke lapangan untuk memberikan masukan dan pemahman kepada masyarakat, individu maupun kelompok tentang cara pencegahan DBD.

"Selain itu, setiap satu rumah nantinya wajib ada satu jumantik, atau juru pemantau jentik," katanya.

Sebab, kata dia, untuk melakukan pencegahan DBD, salah satu cara yang harus dilakukan adalah memutuskan vector penyebabnya, dalam kasus ini adalah nyamuk. Dengan melakukan 3M plus, Menguras, membersihkan, menimbun, dan membakar.

Menguras artinya, melakukan pembersihan atau mencuci bak penampungan air di kamar mandi, minimal 1 minggu sekali. Sebab, bak penampungan air itu nantinya akan memudahkan nyamuk untuk bertelur disana jika tidak dilakukan pembersihan secara berkala. Begitu juga dengan kolam.

Kemudian, membersihkan lingkungan rumah, pastikan tidak air yang menggenang di dalam sampah plastik, botol minuman, dan juga ban bekas yang ada disekitar rumah. Upayakan selalu membersihkan setiap harinya, sehingga tidak ada lagi media atau tempat yang dapat digunakan nyamuk untuk berkembang biak.

"Karena pada umumnya, nyamuk penyebar DBD suka bertelur di genangan air yang jernih. Bukan di air yang kotor," katanya.

Selanjutnya, menguburkan dan membakar sampah, hal itu juga mencegah agar tidak ada terjadi genangan air di sampah, sehingga nantinya dapat membuka peluang nyamuk untuk berkembang biak.

Tidak hanya itu, para kader yang telah dibekali pengetahuan dari dinas kesehatan itu nantinya juga diminta untuk menyampaikan kepada masyarakat agar menanam jenis bunga dan tanaman yang tidak disukai nyamuk, seperti sereh, bunga lavender dan jenis-jenis lainnya.

Hardeky menambahkan, tujuan di buatnya satu rumah satu jumantik adalah, agar kasus demam berdarah di Kabupaten Aceh Tamiang semakin cepat menurun. Sebab, peluang berkembang biaknya nyamuk semakin kecil.

"Jadi, masyarakat hanya butuh waktu 30 menit untuk selalu memeriksa dan membersihkan rumah dan lingkungannya agar terhindar dari DBD. Minimal seminggu sekali," ujarnya. []

Berita terkait
Cara Kabupaten Aceh Tamiang Menekan Kasus DBD
Kasus DBD di Kabupaten Aceh Tamiang secara signifikan dari tahun ke tahun terjadi penurunan.
Warga Banda Aceh Tangkap Sepasang Kekasih di Indekos
Sepasang kekasih tanpa ikatan yang sah yang diduga melakukan mesum di sebuah indekos di desa Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Aceh.
Miris, Tugu Bersejarah di Aceh Dibiarkan Terbengkalai
Tugu pahlawan Nasional Kupiah Meukeutop Teuku Umar di Aceh Barat tampak terbengkalai, fasilitas terlihat rusak dan tak berfungsi.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.