Untuk Indonesia

Denny Siregar: Jalan Terbaik di Tengah Wabah Covid-19

Di tengah wabah virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19, apa yang bisa dilakukan agar tetap bisa hidup dengan normal. Opini Denny Siregar.
Warga melintas di pertokoan yang tutup di Duta Mall Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, 7 April 2020. Marketing Komunikasi Duta Mall memperpanjang masa penutupan sementara hingga 15 April 2020 sebagai upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19. (Foto: Antara/Makna Zaezar)

Akhirnya kita belajar bahwa lockdown tidak menyelesaikan masalah, malah membuat masalah baru. Contohnya di India, lockdown malah membuat puluhan ribu warganya lari dari kota pusat wabah. Apakah mereka takut tertular? 

Bukan. Mereka kabur dari kota, karena di sana produktivitas dan aktivitas mereka mati. Mereka tidak bisa cari uang. Dan tinggal di kota dengan segala beban biayanya itu sangat memberatkan. 

Akhirnya mereka pulang ke desa untuk menghemat biaya hidup. Dan akibatnya malah menyebarkan virus ke seluruh negara.

Apa pelajaran yang bisa kita dapat dari sini? Seharusnya memang lockdown dan karantina wilayah itu tidak ada. Itu akan mematikan ekonomi suatu daerah. Dan kalau ekonomi di daerah itu mati, orang akan keluar dan mencari daerah lain untuk mendapatkan kesempatan kerja. Dan di sanalah penularan terbesar dimulai.

Seharusnya pemerintah tetap membiarkan orang bekerja. Tentu dengan syarat ketat, yaitu tetap menjaga jarak dari kontak fisik. 

Imbauan pemerintah dikampanyekan besar-besaran. Dan dibuat gugus tugas khusus untuk mengawasi kantor-kantor dan pabrik-pabrik, apakah mereka sudah mematuhi imbauan atau tidak. 

Ayo mulai kerja lagi. Gerak lagi. Membangun harapan hidup lagi. Tapi tetap waspada, jaga jarak dan tetap pakai alat keamanan.

Juga diwajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyediakan disinfektan atau perlengkapan kesehatan lainnya. Perusahaan juga wajib mengawasi kesehatan para pekerjanya.

Transportasi publik juga begitu. Yang penting ada pembatasan, ada jarak antarsesama penumpang.

Orang harus tetap bekerja supaya mereka mendapatkan penghasilan untuk makan. Kalau arus ekonomi tetap bergerak, negara akan sehat. Ya, mungkin akan berkurang dari sebelumnya, tetapi yang pasti tidak mati sama sekali.

Kalau masyarakat diminta tidak bekerja, yang pasti produksi dan aktivitas mati. Akan banyak usaha tutup karena bangkrut. Dan akibatnya PHK besar-besaran. Banyaknya pengangguran akan menambah masalah bagi negara. 

Akhirnya mereka pulang ke desa masing-masing mencari kesempatan kerja lain. Dan potensi penularan akan semakin tinggi. Itu belum potensi banyaknya pengangguran akan berdampak pada kerusuhan sosial seperti penjarahan.

Naluri dasar manusia adalah bergerak. Jika tidak bergerak, jiwa mereka mati. Gerak itu menghasilkan energi dan membangun harapan hidup lebih besar lagi.

Kalau kita tidak harus ditakut-takuti dengan ancaman, tetapi diimbau dengan tertib melakukan pembatasan, tentu ekonomi kita akan jalan lagi.

Jaring pengaman yang kemarin disiapkan Jokowi sebesar Rp 400 triliun, sifatnya sementara saja. Tapi jika tidak diikutkan dengan pergerakan ekonomi di sektor informal, uang itu akan habis tak berbekas, sia-sia, dan masalah baru akan datang lebih besar. Bukan lagi gempa, tapi sudah menjadi tsunami resesi raksasa.

Ayo mulai kerja lagi. Gerak lagi. Membangun harapan hidup lagi. Tapi tetap waspada, jaga jarak dan tetap pakai alat keamanan. Kita ditakdirkan untuk menjadi pemenang. Jangan kalah oleh ketakutan dalam pikiran yang kita ciptakan sendiri.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Nama 1.028 Hotel Tutup di Indonesia Saat Pandemi Covid-19
Gelombang tsunami Covid-19 menggulung industri perhotelan. Berikut daftar nama 1.028 hotel tutup di Indonesia pada masa pandemi virus corona.
Nama 25 Dokter di Indonesia Gugur Karena Covid-19
Hingga Sabtu 4 April 2020 sebanyak 25 dokter di Indonesia gugur akibat terinfeksi virus corona Covid-19. Mereka dari berbagai kota dan rumah sakit.
Kisah Profesor Idrus Paturusi Sembuh dari Covid-19
Profesor Idrus Paturusi mantan Rektor Universitas Hasanuddin mengumumkan dirinya positif virus corona Covid-19. Ia telah sembuh. Ini ceritanya.