Denny Siregar: Setelah Beberapa Minggu Diam di Rumah

Ugh, sudah mulai membulat karena tiap hari makan, tidur, bangun, makan lagi, tidur, bangun, makan lagi, tidur, bangun. Denny Siregar.
Stay Home, ajakan untuk tetap tinggal di rumah untuk memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19 yang kini sedang menjadi pandemi global, nyaris seluruh negara di dunia terpapar virus ini. (Foto: Pixabay/Alexas-Fotos)

Pada awalnnya Pasar Tanah Abang mau dibuka 6 April 2020, sampai kemudian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatalkan dan berencana membuka lagi tanggal 19 April 2020.

Tentu pedagang yang bersorak sorai langsung manyun, karena mereka sudah membayangkan akan mendapat keuntungan menjelang bulan puasa. Sayangnya, Pemprov Jakarta belum siap terhadap risiko menyebarnya virus corona Covid-19.

Tapi prediksi saya tetap. Bahwa kemungkinan besar, akhir April nanti, berita corona sudah tidak menarik lagi bagi sebagian orang. Virus corona akan disamakan dengan demam berdarah dan TBC, berbahaya tapi tidak berpengaruh pada roda kehidupan.

Ugh, sudah mulai membulat karena tiap hari makan, tidur, bangun, makan lagi, tidur, bangun, makan lagi, tidur, bangun.

Pasar Tanah AbangWarga beraktivitas di depan pintu masuk Pasar Tanah Abang yang tutup di Jakarta, Jumat, 27 Maret 2020. Dalam rangka pencegahan dan menekan angka penularan virus Corona Covid-19, Perumda Pasar Jaya menutup sementara Pasar Tanah Abang Blok A, B dan F mulai 27 Maret hingga 5 April 2020. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Begitu pun media. Sudah tidak tertarik lagi membahas berapa yang mati. Sibuk dengan berita baru yang lebih menarik, karena masalah corona sudah tidak mengundang orang membaca lagi.

Insting dasar manusia adalah gerak. Gerak itu membangun energi, menciptakan harapan dan semangat, dan dengan itulah jiwa manusia hidup. Kalau tidak ada gerak, manusia akan mati.

Berdiam diri selama beberapa minggu akan mencapai titik puncak kejenuhan. Dan akhirnya orang pun akan keluar sarang dan mulai bekerja kembali. Tidak ada yang tahan, bahkan para pemalaspun butuh sebuah kegiatan.

Perkiraan saya, pemerintah pun akan diam-diam membebaskan warganya untuk kembali beraktivitas seperti biasa, meski tetap ada imbauan supaya tetap di rumah saja. Tapi tidak akan ada larangan. Sama seperti mudik. Diimbau tapi tidak dilarang.

Memang kelas menengah tetap akan takut terhadap virus corona. Tapi tidak dengan kelas bawah, pekerja informal seperti pedagang dan jasa. Mereka punya kemampuan adaptasi yang luar biasa dan tidak manja.

Sayapun mungkin sudah siap-siap beraktivitas kembali, meski tetap waspada. Menjaga jarak itu keharusan dan tidak berkerumun di tempat ramai. Kita-kita saja yang harus pintar menyikapi situasi.

Ugh, sudah mulai membulat karena tiap hari makan, tidur, bangun, makan lagi, tidur, bangun, makan lagi, tidur, bangun.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Beda Antara Social Distancing dan Physical Distancing
Pada awalnya dikenalkan social distancing, kemudian muncul istilah physical distancing agar tidak tertular atau menularkan virus corona Covid-19.
Pandemi Corona dan Kisah Wabah Penyakit Zaman Nabi
Pandemi corona Covid-19 menyerang nyaris seluruh negara di dunia saat ini, ternyata peristiwa serupa pernah terjadi pada zaman kenabian.
Fatwa Ulama Dunia Cara Ibadah Islam Saat Wabah Corona
Ulama Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, Kuwait, Iran, Indonesia. Ini fatwa mereka tentang tata cara ibadah Islam di tengah pandemi corona.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.