Lhokseumawe – Pengalokasian Dana Otonomi Khusus (Otsus) dinilai belum mampu memberikan kemandirian ekonomi Aceh, karena banyak dana itu digunakan tidak tepat sasaran.
Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada mengatakan dana Otsus sudah sangat banyak dialokasikan ke Aceh, harusnya perekonomian Aceh sudah bisa mandiri.
“Coba bayangkan saja setiap tahun kita mendapatkan dana cukup besar, tapi Aceh masih saja menduduki peringkat termiskin di Sumatera. Harusnya dengan ada dana otsus ini, segala sumber perekonomian baru sudah tersedia di Aceh,” ujar Aryos kepada Tagar, Selasa 19 November 2019.
Aryos menambahkan dana otsus juga belum mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh, sehingga semua hal tentang persoalan tersebut harus dilakukan evaluasi secara total.
Dana cukup besar, tapi Aceh masih saja menduduki peringkat termiskin di Sumatera.
Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka akan banyak sekali diterjadi proyek-proyek Otsus yang dikerjakan asal jadi disetiap kabupaten dan kota di Aceh, sehingga sangat merugikan masyarakat.
“Hal yang penting sekarang, mau tidak pengelolaan dana Otsus itu harus dilakukan secara transparan, sehingga publik bisa mengawasinya. Bukan seperti sekarang yang memang sulit untuk diakses,” kata Aryos.
Berikut jumlah dana Otsus tahun 2008 yang diterima Aceh sebesar Rp 3,5 triliun, kemudian menjadi Rp 3,7 triliun pada tahun 2009, Rp 3,8 triliun tahun 2010, Rp 4,5 triliun tahun 2011, Rp 5,4 triliun tahun 2012, Rp 6,2 triliun tahun 2013.
Rp 8,1 triliun tahun 2014, Rp 7,057 miliar tahun 2015, tahun 2016 Rp 7,675 triliun, tahun 2017 Rp8,27 triliun, tahun 2018 Rp 2,4 triliun dan tahun 2019 dana otsus yang diterima Aceh sebesar 8,3 triliun.
Dana Otonomi Khsusus merupakan dana tambahan infrastruktur yang bertujuan untuk dana dana desentralisasi asimetris, yang dialokasikan berdasarkan undang-undang kekhususan. []
Baca juga:
- Rekrutmen CPNS Aceh Singkil Ikut Aturan Pusat
- Sensasi Nikah di Tengah Banjir Aceh
- Akibat Bangkai Babi, PDAM Aceh Singkil Hidup Mati
