Dana BOS Bantu Siswa di Kudus Beli Kuota Internet

Dinas Pendidikan dan Olahraga Kudus membolehkan sekolah menggunakan BOS untuk bantu beli kuota internet siswa guna mendukung pembelajaran daring.
MPLS secara hybrid virtual yang berlangsung di SMPN 1 Kudus. Sekolah di Kudus dibolehkan menggunakan dana BOS reguler untuk membantu siswanya beli kuota internet. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Kabar gembira bagi orang tua murid di Kudus yang kesulitan membelikan kuota internet untuk mendukung pembelajaran dalam jaringan (daring) anaknya. Sekolah bisa menganggarkan paket data gratis bagi siswa melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada mengatakan bulan April lalu telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 19 tahun 2020 tentang Perubahan Petunjuk Teknis BOS Reguler.

Dalam pasal 9A ayat 1 peraturan tersebut, lanjut Harjuna, disebutkan selama masa penetapan status kedaruratan kesehatan masyarakat Covid-19 yang ditetapkan pemerintah pusat, sekolah dapat menggunakan dana BOS reguler dengan sejumlah ketentuan.

Pertama, untuk langganan daya dan jasa, pembelian pulsa, paket data, dan atau layanan daring berbayar bagi pendidik dan atau peserta didik dalam rangka pelaksanaan pembelajaran dari rumah. 

Dengan adanya perubahan Permendikbud ini, dana BOS reguler bisa dialokasikan untuk pembelian paket data atau kuota internet bagi siswa.

Kedua, dapat digunakan untuk pembiayaan administrasi kegiatan sekolah seperti pembelian sabun pembersih tangan, pembasmi kuman, masker atau penunjang kebersihan lainnya.

"Dengan adanya perubahan Permendikbud ini, dana BOS reguler bisa dialokasikan untuk pembelian paket data atau kuota internet bagi siswa," kata Harjuna saat ditemui Tagar di kantor dinasnya, Selasa, 21 Juli 2020.

Bicara mengenai nominal atau nilai paket data pembelajaran yang diberikan ke siswa, Harjuna menegaskan Permendikbud tidak mengatur hal tersebut. Sehingga besaran nominal kuota internet yang diberikan bersifat fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan siswa.

Pihaknya menduga karena kekuatan jaringan tiap operator di setiap daerah berbeda. Dicontohkannya di daerah A yang bagus Telkomsel, di daerah B yang bagus Indosat. Sementara harga paket data tiap operator juga beda, makanya tidak dicantumkan besaran maksimal alokasi BOS untuk paket data.

Baca juga: 

Menurut Harjuna, sejumlah SD maupun SMP di Kudus telah mengalokasikan BOS untuk pembelian paket data guna mendukung pembelajaran daring siswanya. Hanya saja, hal tersebut tidak serta merta dilakukan semua sekolah. Sebab kemampuan keuangan, kebutuhan dan kebijakan penggunaan dana BOS di setiap sekolah berbeda-beda.

Harjuna menambahkan kucuran dana BOS per tahun untuk jenjang SD sebesar Rp 900 ribu per siswa. Sedangkan untuk jenjang SMP sebesar Rp 1,1 juta per tahun persiswa.

"Pengalokasian dana BOS reguler untuk pembelian paket data siswa dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan batas hingga bulan September. Setelah itu, dikembalikan lagi ke Kementerian apakah dilanjutkan atau tidak," jelasnya.

Kebijakan dana BOS untuk membantu siswa membeli kuota internat ini telah dijalankan di SMPN 1 Kudus. Selama pandemi Covid-19, sekolah tersebut sudah beberapa kali memberikan paket data gratis bagi siswa yang mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran daring karena terkendala kuota. 

"Dalam pembelajaran daring ini, kami komunikasikan segala keluhan atau kendala yang dialami orang tua maupun siswa. Beberapa waktu lalu ada siswa yang mengeluhkan tidak memiliki kuota untuk mengirim tugas. Setelah kami komunikasikan, kami ambil solusi membelikan paket data bagi siswa tersebut melalui dana BOS reguler," tutur Kepala SMPN 1 Kudus Ahadi Setiawan, 

Wawan, sapaan akrab Ahadi Setiawan, mengungkapkan pihaknya siap memberikan paket data gratis bagi siswa yang membutuhkan. Persyaratannya cukup mudah, siswa yang mengalami kesulitan hanya perlu melapor ke bagian kesiswaan.

Terpisah, Khotimah, 38 tahun mengeluhkan membengkaknya biaya paket data bagi dua anaknya selama pandemi. Dalam sebulan, warga Kelurahan Wergu Wetan itu bisa menghabiskan Rp 150 ribu untuk membeli paket data untuk pembelajaran daring anak-anaknya.

"Pembelajaran dan upload tugas-tugas sekolah saat ini melalui online semua. Makanya kebutuhan untuk pembelian paket data meningkat. Biasanya hanya Rp 50 ribu perbulan, ini membengkak sampai Rp 150 ribu," ucap dia. []

Berita terkait
Siswa SMP di Kudus Jalani MPLS dengan Hybrid Virtual
SPMN 1 Kudus menerapkan MPLS secara hybrid virtual. Sekolah menggabungkan motode online dan offline di pembelajaran siswanya.
Penyebab Pembelajaran Daring di Kudus Belum Maksimal
Pembelajaran daring di Kabupaten Kudus belum maksimal karena terkendala banyak hal. Apa penyebabnya?
Suasana Hari Pertama Masuk Sekolah di Kudus
Ratusan siswa SMPN 1 Mejobo Kudus mengikuti masa pengenalan lingkungan. Mereka berjemur dan membawa tanaman untuk mempercantik lingkungan sekolah.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.