Catatan Pengamat, Debat Kandidat Cakada Manggarai NTT

Berikut catatan pengamat terkait performa Cakada Manggarai saat debat putaran pertama.
Wempy Hadir, Pengamat Politik Nasional. (Foto: Tagar/Dok. Pribadi)

Manggarai - Debat pertama pasangan calon Bupati dan Wakit Bupati Manggarai telah diselenggarakan, 14 November 2020. Kedua pasangan calon telah menyampaikan pencapaian dan rencana program yang hendak dijalankan ketika terpilih pada Pemili 9 Desember 2020 mendatang.

Sebagai petahana, pasangan Deno Kamelus -Victor Madur (Deno-Madur) tentu menyampaikan seperti capaian mereka dalam 5 tahun belakangan ketika mereka memimpin Manggarai.

Sementara pasangan Herybertus Nabit -Heribertus Ngabut mencoba untuk menawarkan program yang bisa menjawab tantangan yang sedang dihadapi oleh rakyat Manggarai.

Narasi di panggung tentu harus selaras dengan realitas. Sebab realitas lebih kuat berbicara daripada sekedar narasi yang mantap.

Pengamat Politik Nasional, Wempy Hadir mengakatan, apa yang dikemukakan oleh pasangan Deno-Madur telah disampaikan melalui debat terbuka dan disaksikan oleh rakyat Manggarai.

Bagi rakyat yang merasakan dampak kinerja dari pemerintaham Deno-Madur  tentu mereka bisa saja mempertimbangkan untuk memilih kembali pasangan tersebut.

Baca juga:

"Narasi di panggung tentu harus selaras dengan realitas. Sebab realitas lebih kuat berbicara daripada sekedar narasi yang mantap," katanya kepada Tagar, Minggu 15 November 2020.

Kalau melihat apa yang dikemukaan oleh Deno pada saat pembukaan debat, dia menyampaikan bahwa terjadi penurunan angka kemiskinan dari 70an ribu menjadi 60an ribu.

Hal itu menurut Wempy, selama lima tahun tidak terjadi penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Ini menunjukan bahwa ada kontrasting antara pernyataan Deno diawal yang mengandaikan bahwa visi misi mereka berangkat dari pemahaman "Manggarai Maju".

"Kalau memang manggadai maju, apa indikatornya. Nah ini sebenarnya peluang yang bagus bagi Deno untuk menjelaskan indikator kemajuan Manggarai secara detail. Sehingga publik yang selama ini tidak menginginkan Deno untuk kembali memimpin Manggarai bisa berpikir ulang," kata Wempy.

Kalau merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei nasional Populi Center pada periode September-Oktober 2020 menujukan bahwa tingkat kepuasan publik atas kinerja pemerintah daerah Kabupaten Manggarai hanya 49,5 persen.

Keberpihakan pasangan Hery-Heri dalam persoalan lingkungan bisa menjawab keresahan masyarakat global tentang pemanasan global.

"Lalu pertanyaannya adalah di mana korelasi kemajuan Manggarai yang disampaikan oleh Pak Deno? Selain itu, rendahnya tingkat kepuasaan publik atas kinerja Deno-Madur juga turut mempengaruhi elektabilitas Deno-Madur yang terpaut jauh di belakang pasangan Hery-Heri," kata dia.

Kalau meruju pada data survei Populi Center, kata Wempy, elektabilitas Deno-Madur berkisar 34,3 persen. Sementara pasangan Hery-Heri sebesar 48,0 persen.

"Jika apa yang mereka sampaikan di panggung debat jauh dari realitas, maka publik tentu akan lebih memilih calon baru karena dianggap mempunyai kemungkinan untuk berbuat lebih dari petahana," katanya.

Selain pasangan Deno-Madur, pasangan Hery-Heri sudah menyampaikan apa yang harus mereka lakukan lima tahun kedepan. Pasangan ini menyampaikan empat point besar yakni bicara mengenai inftrastruktur, pendidikan, perekonomian dan lingkungan hidup.

Sebagai penantang tentu mereka tidak bicara keberhasilan sebab mereka belum diberikan kesempatan untuk memimpin. Sama halnya ketika Jokowi masuk dalam pilkada DKI Jakarta 2012 yang lalu.

"Dia melawan petahana Foke yang mempunyai jaringan birokrat dan bisnis yang luar biasa. Foke menyampaikan hasil capaiannya. Namun apa yang disampaikan oleh Foke saat itu berbeda dengan realitas. Ada jarak antara kata dan fakta" katanya.

Pasangan Hery-Heri menawarkan program unggulan karena berangkat dari realitas bahwa infrastruktur di Manggarai masih belum memadai.

Sehingga perlu pemimpin yang mempunyai jaringan yang kuat serta mempunyai kemampuan eksekusi yang cepat. Demikian halnya dengan sektor pendidikan, masih banyak yang putus sekolah baik yang tidak lanjut ke jenjang SMP, SMA maupun ke perguruan tinggi.

Dampak Covid-19 yang menggerus perekonomian warga dan pendapatan negara mesti dicari jalan keluar yang tepat agar tidak hanya sekedar manis di bibir tapi bingung dalam melakukan eksekusi.

"Keberpihakan pasangan Hery-Heri dalam persoalan lingkungan bisa menjawab keresahan masyarakat global tentang pemanasan global. JPIC sebagai salah satu lembaga yang getol untuk menjaga keutuhan lingkungan tentu sejalan dengan gagasan dari pasangan Hery-Heri," katanya.

Bagi Wempy, siapa yang akan terpilih sangat tergantung kepada apa yang sudah dilakukan oleh pasangan Deno-Madur. Apakah kinerja mereka selama ini dirasakan oleh masyarakat atau tidak, bisa dikonfirmasi melalui tingkat keterpilihan mereka.

Sementara pasangan Hery-Heri juga demikian, mereka akan dipilih oleh warga Manggarai ketika mereka menawarkan program kerja yang mampu menjawab tantangan yang sedang dan akan dihadapi oleh warga Manggarai.

Namun menurut Wempy, Dampak elektoral dari debat publik sebenarnya tidak terlalu signifikan.

"Sebab saat ini publik sudah mempunyai pilihannya sendiri. Walaupun masih ada yang belum menentukan pilihan, jumlahnya sangat sedikit. Artinya, debat tidak secara mutlak menggeser peta dukungan masing-masing calon," tutupnya. []

Berita terkait
Hery-Heri Unggul Survei Pilkada Manggarai, Ini Kata Pengamat
Hasil survey Populi Center di Pilkada Manggarai NTT, pasangan Hery-Heri unggul dari petahana, Deno-Kemelus. Ini penjelasannya
Heri Ngabut Akhirnya Memenuhi Syarat di Pilkada Manggarai
Bakal calon Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut resmi mendapatkan SK pensiun sebagai ASN.
Heri Ngabut Terancam TMS di Pilkada Manggarai, Ini Penyebabnya
Jika tak menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pensiun, calon Wakil Bupati Manggarai, Heri Ngabut terancam TMS di Pilkada Manggarai.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.