Cara Meminimalisir Potensi Kerugian Investasi Reksa Dana

Apa pun jenis investasinya, investor tetap tak bebas dari potensi kerugian.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Tujuan utama berinvestasi adalah untuk mencari keuntungan. Banyak sekali instrumen investasi yang bisa dijadikan pilihan, salah satunya adalah reksa dana.

Tapi, perlu dicacat, apa pun jenis investasinya, investor tetap tak bebas dari potensi kerugian.

Namun, ketika dihadapkan pada potensi kerugian dalam investasi reksa dana, investor masih bisa meminimalisir kerugian investasi reksa dana dengan beberapa langkah berikut ini.


1. Jangan hanya ikut-ikutan

Keputusan akhir investasi reksa dana wajib dilakukan secara mandiri dan bukan karena bisikan orang lain, terpengaruh opini orang lain, tergiur rekomendasi orang lain atau ikut-ikutan saja karena sedang tren. Nah, karena sebaiknya dilakukan berdasarkan keputusan rasional secara mandiri maka dalam pemilihan reksa dana pun ada baiknya di dasarkan pada pilihan yang terbaik. Untungnya, untuk memilih reksa dana yang terbaik, saat ini sudah ada fitur yang disediakan di platform jual-beli reksa dana, semisal di IPOTFund yang telah terintegrasi dalam aplikasi IPOT. Di platform ini ada dua fitur yang menarik yakni fitur IPOTFund Evaluator yang memudahkan investor memilih reksa dana dengan kinerja terbaik dan fitur Analisis Performa yang membantu nasabah untuk membandingkan performa antar reksa dana dan instrumen investasi lainnya dengan benar dan akurat.


2. Mengenali profil risiko

Profil risiko ini sebenarnya terkait dengan seberapa besar kesiapan seorang investor menerima potensi kerugian yang akan dialami. Mengenal profil risiko ini penting karena terkait pula dengan jenis reksa dana yang sebaiknya dipilih. Misalkan untuk investor dengan profil risiko kecil maka bisa memilih jenis reksa dana yang aman, seperti reksa dana pasar uang yang memberikan imbal hasil di atas bungan tabungan dan deposito. Sedangkan untuk tipe investor dengan profil risiko tinggi yang berarti ingin mendapatkan keuntungan besar, tetapi pada saat yang sama siap menerima risiko kerugian tinggi maka pilihannya bisa reksa dana saham atau reksa dana campurang. Sementara itu, untuk investo dengan profil risiko sedang, pilihan jenis reksa dananya ada reksa dana pendapatan tetap yang risikonya di bawah reksa dana saham dan campuran, tetapi di atas reksa dana pasar uang.


3. Mendiversifikasi portofolio reksa dana

Diversifikasi itu wajib dilakukan untuk meminimalisr kerugian. Jika seluruh dana yang dimiliki hanya diinvestasikan pada salah satu jenis reksa dana maka saat kinerjanya buruk maka yang akan dirasakan adalah jatuhnya nilai investasi secara drastis. Kondisi yang demikian tidak akan terjadi jika jenis reksa dana yang dipilih tidak hanya satu jenis saja, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan tersendatnya kinerja beberapa reksa dana. Diversifikasi sebaiknya dilakukan. Tentunya ada banyak skema diversifikasi dengan proporsi yang beda yang bisa diterapkan bagi tiap investor, namun jika dihadapkan pada market yang mulai menggeliat jelang akhir 2021 maka skema moderatnya bisa 40-30-30, yakni 40 untuk reksa dana pasar uang, 30 reksa dana pendapatan tetap dan 30 reksa dana saham. []


Baca Juga:


Berita terkait
Tips Berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap
Instrumen di dalam reksa dana pendapatan tetap terdiri dari obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan pasar uang.
5 Cara Investasi Reksa Dana Bagi Pemula
Perhatikan legalitas lembaga penyedia reksadana saat sudah memutuskan pilihan.
Cara Menghitung Keuntungan Reksa Dana
Saat hendak berinvestasi di reksa dana, Anda harus mengetahui jenis reksa dana dan profil risiko yang hendak dipilih.