Semarang - Keraton Agung Sejagat tidak hanya ada di Purworejo, Jawa Tengah. Keraton tersebut ternyata juga membuka cabang di beberapa wilayah di Indonesia. Upaya ini bagian dari cara keraton memperluas pengaruh sebagai pintu untuk menguasai dunia.
Wilayah lain di Jawa Tengah yang diduga kuat dijadikan basis pengikut dan cabang Keraton Agung Sejagat adalah Klaten. "Ada tempat lain sebenarnya, berdasarkan keterangan raja tak hanya di Purworejo tapi juga ada di Klaten," ungkap Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Fitiana Sutisna, Kamis, 16 Januari 2020.
Hanya saja, hasil pemeriksaan sementara terhadap Raja Toto Santoso menyebutkan jumlah pengikut di Klaten tidak sebanyak di Purworejo. "Pengikut relatif lebih sedikit, tak seperti di Purworejo," ujar dia.
Berkaca dari deklarasi Keraton Agung Sejagat, menguasai dunia bagian dari cita-cita Toto yang mengklaim sebagai pewaris sah Majapahit. Bahwa sebagai penerus Majapahit, Keraton Agung Sejagat mentasbihkan diri sebagai kekaisaran dunia (kekaisaran matahari dan kekaisaran bumi). Dan kekaisaran ini merupakan induk dari segala bangsa, pemilik segala otoritas di bumi.
Mereka mengatakan bukan hanya kerajaan di Jawa saja. Tapi mereka mengatakan ini kerajaan sedunia.
Kepada Tagar, Iskandar membenarkan pembukaan cabang, termasuk di Klaten, bagian dari cara Keraton Agung Sejagat menguasai dunia. "Iya benar. Masih dalam pemeriksaan di Polres Klaten. Bahkan di sana ada batu prasasti dan tempat pertemuan para menteri dengan anggota kerajaan," katanya.
Iskandar juga mengatakan ada cabang lain selain Klaten. "Seperti di luar Jawa, Sumatera, ini juga ada," tutur dia di Youtube metrotvnews. Tentu pengembangan kasus di luar Jawa Tengah akan dilakukan dengan koordinasi lintas polda.
Dari hasil pemeriksaan, lanjut Iskandar, Toto mengaku bahwa pembukaan cabang itu tidak hanya di Indonesia tapi akan menyebar hingga seluruh penjuru dunia.
"Mereka mengatakan bukan hanya kerajaan di Jawa saja. Tapi mereka mengatakan ini kerajaan sedunia. Jadi mereka akan membentuk (kerajaan) di seluruh wilayah Indonesia, kira-kira begitu," terang dia.
Terkait dengan pengembangan pemeriksaan, sampai hari ini raja tak mengakui kesalahannya dan bersikukuh bahwa Keraton Agung Sejagat merupakan sebuah kerajaan yang benar dan Fanni sebagai ratunya.
"Kalau menurut saya itu hal yang wajar mereka tetap bersikukuh bahwa mereka merupakan raja dan ratu. Ya karena itu pembelaan mereka," ujarnya. []
Baca juga:
- Dagelan Gaya Keraton Agung Sejagat di Purworejo
- Keseharian Raja Keraton Agung Sejagat Saat di Sleman
- Keraton Agung Sejagat Purworejo di Mata Habib Luthfi