Kediri - Warga Dusun Gedangan, Desa Mojo, Kecamatan Mojo, Kediri, Jawa Timur (Jatim) merindukan hujan. Kemarau panjang yang terjadi, membuat sumber mata air yang ada di lereng kaki Gunung Wilis menipis.
Untuk itu, 400 kepala keluarga (KK) di Dusun Gedangan menggelar Salat Istisqa dan ritual budaya cambuk Tiban sebagai ikhtiar meminta turun hujan.
"Ini memang kegiatan tiap tahun, kalau di sini itu belum turun hujan kebiasaan dilakukan Salat Istisqa. Istilahnya salat minta hujan. Nanti Insyah Allah mudah-mudahan dijabahi diparingi (dikasih hujan)," kata tokoh agama Dusun Gedangan, Desa Mojo, Kediri, Lukman Hakim, Minggu 17 November 2019.
Usai menggelar Salat Istisqa, warga diajak untuk doa bersama. Dalam doa bersama tersebut, warga sengaja membalik surban yang mereka bawa. Lukman Hakim menjelaskan jika surban tersebut sengaja di balik, di sela-sela pembacaan doa miliki arti agar Allah memberi hujan.
Ini memang kegiatan tiap tahun.
"Menandakan jika saat ini musim kemarau, jika sorban dibalik atas izin Allah nanti diberi hujan," paparnya.
Selesai berdoa, kegiatan dilanjut dengan ritual cambuk Tiban. Diiringi musik tradisional, dua orang peserta masuk ke arena yang dikelilingi pagar pembatas dari bambu. Secara bergiliran mereka saling serang menggunakan cambuk terbuat dari rotan.
Meski saling serang, mereka tetap menjunjung sportivitas. Begitu selesai mereka saling berangkulan, tidak ada perasaan dendam satu sama lain. Ritual cambuk Tiban merupakan tradisi turun temurun dari leluhur yang sampai sekarang masih terjaga.
"Itu memang kesenian sejak dulu dari nenek moyang, mudah-mudahan tetap bisa lestari. Ini sudah disiapkan sejak satu bulan lalu," kata Lukman.
Sementara itu, anggota Babinkamtibmas Polsek Mojo, Kediri Aipda Aris Sunarko turut berpartisipasi dalam tradisi budaya cambuk Tiban. Menurutnya, budaya Tiban ini sangat menarik. Ia berharap budaya ini masih tetap terjaga kelestarianya.
"Alhamdulilah sakit tidak, tapi sebagaimana manusia biasa panas sedikit wajar. Tapi itu bukan suatu hambatan, penyemangat karena Tiban ini merupakan budaya orang Jawa. Saya sebagai Babinkamtibmas Desa Mojo ikut melestarikan budaya. Ini merupakan bentuk kedekatan kepada masyarakat," ucapnya. []
(Fendhy Lesmana)
Baca juga:
- Bisnis Wayang Kulit di Bantul
- Dewi Fortuna Berawal dari Sambal Sunti Aceh
- Benteng Inong Balee Jejak Perjuangan Wanita Aceh