New York - Bursa New York (New York Stock Exchange) akan membuka kembali lantai perdagangannya akhir bulan ini. Namun dengan pemberlakuan pembatasan untuk menjaga agar virus corona Covid-19 tidak menyebar di antara broker.
Sejak New York menjadi kota terparah di Amerika Serikat (AS) yang terpapar Covid-19, manajemen Bursa New York menutup perdagagan fisik pada pertengahan Maret, setelah seorang karyawan dinyatakan positif. Namun untuk perdagangan secara elektronik tetap dibuka.
Lantai perdagangan di Lower Manhattan akan dibuka kembali pada 26 Mei
Baca Juga: Amerika Serikat Uji Coba Vaksin COVID-19
Dalam sebuah op-ed yang diterbitkan di The Wall Street Journal, Presiden New York Stock Exchange, Stacey Cunningham mengatakan lantai perdagangan di Lower Manhattan akan dibuka kembali pada 26 Mei. "Namun dengan melihat kondisi yang dapat mudah-mudahan (membantu) memetakan jalan yang mungkin dilalui oleh bisnis lain di daerah berpenduduk padat untuk mengikuti," katanya, seperti diberitakan dari Channel News Asia yang mengutip AFP, Jumat, 15 Mei 2020.
Menurut Cuningham, para pialang akan kembali beraktivitas, namun jumlahnya masih dibatasi. Mereka diwajibkan untuk mengenakan masker dan mengikuti protokol kesehatan jaga jarak sosial (social distancing).
Para karyawan yang bekerja di Bursa New York juga dilarang untuk menggunakan transportasi umum. Mereka juga akan menjalani pemeriksaan saat akan masuk gedung. "Beberapa bangunan mungkin akan tetap kosong. Langkah-langkah baru akan dilakukan jika kota semakin membaik. Namun bisa jadi menjadi lebih ketat jika virus terus melonjak," tutur Cunningham.
Menurutnya, meskipun rencana dirancang untuk mengurangi risiko, itidak dapat menghilangkan virus Covid-19. Cunningham mengakui bahwa kasus baru dapat saja terjadi. "Pendekatan kami dirancang untuk mengidentifikasi kemungkinan kasus dengan cepat, yang akan melindungi terhadap penyebaran yang lebih luas dan memungkinkan lantai bursa terus beroperasi," ucapnya.
Baca Juga: Saham Raksasa Teknologi Dongkrak Bursa Wall Street
Penutupan lantai perdagangan di New York Stock Exchange dilakukan pada Maret datang ketika indeks saham global anjlok. Investor bergulat dengan penutupan bisnis yang meluas yang disebabkan oleh wabah corona Covid-19.[]