Amerika Serikat Uji Coba Vaksin COVID-19

Amerika Serikat (AS) memulai uji coba klinis vaksin virus corona. Uji coba itu dilakukan kepada kalangan terbatas.
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. (Foto: tudublin.ie)

Jakarta - Amerika Serikat (AS) memulai uji coba secara klinis vaksin virus corona (COVID-19). Uji coba itu dilakukan pada Senin (16/3/2020) kepada kalangan terbatas. Rencananya uji coba akan dilakukan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle.

National Institute of Health (NIH) sebagai pihak yang mendanai uji coba vaksin virus maut ini menyatakan pengujian akan dilakukan dengan melibatkan 45 sukarelawan muda dan sehat. Mereka akan disuntikkan dosis vaksin virus corona yang berbeda.

Peserta nantinya akan berbicara mengenai proses yang dilewati secara anonim karena langkah tersebut belum diumumkan secara publik.

Dikuti dari Associated Press, Rabu, 18 Maret 2020, otoritas kesehatan AS mengatakan butuh waktu sekitar satu tahun hingga 18 bulan untuk memvalidasi potensi uji coba vaksin corona.

Vaksin yang dikembangkan oleh NIH dan Moderna Inc. ini diklaim tidak memberikan efek samping yang mengkhawatirkan. Di samping itu, para sukarelawan dipastikan tidak terinfeksi suntikan yang mengandung virus itu sendiri.

"Bahkan jika tes di tahap awal berjalan baik, Anda berbicara soal waktu satu tahun atau satu setengah tahun sebelum vaksin benar-benar siap digunakan," ujar Dr. Anthony Fauci, direktur NIH untuk penyakit infeksi dan alergi.

Fauci mengatakan butuh studi lanjutan untuk mengetahui apakah vaksin bisa benar-benar melindungi orang yang terinfeksi dan tidak membahayakan masyarakat.

Sejauh ini belum ada perawatan yang terbukti bisa menyembuhkan COVID-19. Ilmuwan di China sempat menguji coba kombinasi obat HIV serta remdesivir yang dikembangkan untuk infeksi ebola guna menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona.

Selain China, Pusat Medis Nebraska University juga menguji remdesivir terhadap beberapa penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang kembali dari Jepang.

Beberapa penelitian bahkan mengembangkan vaksin sementara seperti suntikan untuk menjaga daya tahan tubuh yang bisa melindungi selama satu hingga dua bulan. 

Ilmuwan China dan Korea Selatan hingga saat ini masih mengembangkan vaksin untuk menghentikan penyebaran infeksi virus corona.

Sejauh ini, virus corona tercatat sudah menginfeksi 165. 969 orang di seluruh dunia. Sekitar 75.910 dinyatakan sembuh sementara 6.475 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.[]

Berita terkait
Kisah Relawan Peramu Cairan Pencegah Corona di Jakarta
Siang itu di bawah lampu neon yang bergantung di langit-langit laboratorium Salemba, 12 relawan berjas putih meramu cairan pencegah corona.
Mark Zuckerberg akan Mendanai Tes Virus Corona
CEO Facebook Mark Zuckerberg melalui dua yayasan amal akan mendanai tes virus corona untuk wilayah San Francisco Bay, Amerika Serikat.
Jack Ma Donasikan 500.000 Alat Tes COVID-19 ke AS
Jack Ma akan mendonasikan sebanyak 500.000 alat tes virus corona (COVID-19) dan 1 juta masker ke Amerika Serikat (AS) demi mengatasi wabah corona.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi