BNPB Dampingi Usaha Warga Terdampak Bencana di Tanah Air

BNPB berkomitmen terus melakukan pemberdayaan masyarakat pasca bencana di Tanah Air, termasuk pendampingan usaha warga.
Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB, Rifai (dua dari kanan) saat mengunjungi pameran produk unggulan dan investasi di Jogja City Mall Sleman, Yogyakarta. (Foto: Tagar/Muhammad Ridwan)

Sleman - Penanganan pasca bencana tak luput menjadi tugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan kembalinya kegiatan di sektor sosial dan ekonomi‎. Melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat, BNPB melaksanakan upaya rehabilitasi dan rekontruksi khususnya pembenahan non infrastruktur.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB, Rifai, menjelaskan dampak bencana secara langsung adalah hilangnya sumber pendapatan ekonomi dikarenakan rusaknya fasilitas, alat, bahan dan market produksi.

Baca Juga:

"‎Kami melakukan pendampingan terhadap usaha warga yang terdampak bencana. Berusaha ikut mengangkat kembali sehingga mereka mampu meningkatkan pendapatan pasca bencana," ungkapnya saat mengunjungi Pameran Produk Unggulan Perdagangan, Pariwisata dan Investasi di Jogja City Mall, Sleman, Yogyakarta, Kamis, 24 September 2020.

Rifai menyebut usaha pemulihan ekonomi disesuaikan dengan kondisi yang ada, baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan.

Sekali lagi, itu harus sesuai dengan kearifan lokal di daerah tersebut.

"Satu tahun setelah terjadi bencana, kami mulai memetakan untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Tentunya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, kami bangun kembali daerah yang terkena bencana. Sekali lagi, itu harus sesuai dengan kearifan lokal di daerah tersebut," jelasnya.

Langkah tersebut merupakan komitmen BNPB untuk melakukan rehabilitasi dan rekontruksi ekonomi masyarakat yang diterpa bencana. ‎Salah satunya dengan dukungan pemasaran hasil pendampingan pada kelompok terdampak bencana,‎ terlebih adanya kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

Baca Juga:

"Sekarang dunia dipersempit dengan digitalisasi. Terlebih dengan pandemi Covid-19, semua aspek kehidupan harus merubah sistem. Yang kami kenal selama ini dengan transaksi ofline, sekarang harus online. Alhamdulillah beberapa daerah sudah berjalan dari tahun lalu, dari NTB (Nusa Tenggara Barat)," terangnya.

Berkembangnya industri 4.0, membuat BPNB mulai berfokus pada pengembangan digitalisasi khususnya kepada usaha warga terdampak bencana. Perkembangan informasi yang cukup pesat, harus pula diimbangi dengan kemampuan adaptasi yang baik.

"Dengan era 4.0 kita kenalkan e-commerce. Saya kemarin ketemu dengan Direktorat Jendral UMKM, dia akan back up. Jadi kekuatan perekonomian yang ada dengan program ekonomi khusus UMKM, semua nanti serba digital," katanya.

Baca Juga:

Hingga saat ini sudah lebih dari 200 mitra binaan yang sudah mengikuti program tersebut. ‎Sejumlah produk yang ditampikan di antaranya olahan bawang putih Black Garlic yang sudah menembus pangsa pasar eropa, kopi Kepahiang Bengkulu, kopi Sajang Lombok Timur, NTB, UKM kopi Karya Mandiri Lombok Barat, NTB, Baratas Coffee Banjarnegara, Jateng.

Kemudian produk olahan coklat seperti tepung Mocaf dari Sumedang, produk kerajinan pakaian Jogjavanesia dari Kulon Progo, Yogyakarta, kain tenun Lurik Tenun Sari dan batik tulis Melathi Wijaya dari Sukoharjo. []

Berita terkait
12.255 Jiwa Terdampak Bencana Ekologi di Aceh
Selama tahun 2019 Aceh telah terjadi bencana ekologi sebanyak 177 kali, masyarakat yang mengalami dampaknya mencapai 12.255 jiwa.
Presiden Jokowi di NTB, Pastikan Penanganan Dampak Bencana Berjalan Baik
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo kembali mendatangi Provinsi Nusa Tenggara Barat
Penyebab Pelaku Usaha Mikro Tak Dapat Bansos Rp 2,4 Juta
Tidak semua pelaku usaha ultra mikro mendapat bansos Rp 2,4 juta dampak pandemi. Berikut syarat yang berhak menerima dan yang tidak.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.