Yogyakarta - Anggota DPR RI dari Dapil Yogyakarta, Subardi mengatakan, berbagai isu sosial politik mewarnai kehidupan demokrasi di Indonesia sejak awal tahun 2021. Kondisi ini sudah menguras energi warga masyarakat. Mulai program vaksin nasional yang sempat ditentang, kontroversi aktivis Permadi Arya versus Natalius Pigai, isu kudeta Partai Demokrat sampai Junta Militer di Myanmar.
"Sederet peristiwa maupun isu sosial dan politik tersebut turut memanaskan suhu politik dan demokrasi di Indonesia. Masyarakat harus lebih dewasa dan bijaksana menyikapinya," kata Politikus Partai NasDem ini dalam sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Sleman, Senin, 8 Februari 2021.
Baca Juga:
Menurut dia, agar masyarakat lebih dewasa dan bijaksana perlu normalisasi demokrasi, misalnya dengan konsolidasi total antarelemen bangsa. "Normalisasi demokrasi dengan cara konsolidasi total itu perlu. Semua elemen bangsa harus terlibat, merekatkan lagi ruang-ruang rivalitas yang sempat memanas," katanya.
Subardi mengungkapkan, konsolidasi total merupakan strategi yang dilakukan para pendiri bangsa dalam menormalkan iklim berdemokrasi. Sejumlah tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan Agus Salim menyontohkan konsolidasi total dan berhasil melakukan normalisasi demokrasi.
Sederet peristiwa maupun isu sosial dan politik tersebut turut memanaskan suhu politik dan demokrasi di Indonesia.
"Jadi, elemen bangsa ini perlu refleksi sejarah bahwa konsolidasi total berhasil menormalkan demokrasi. Kondisi awal kemerdekaan saat itu, situasi politik sangat kacau, dengan konsolidasi, mereka berhasil memperbaiki iklim demokrasi,” ungkap Mbah Bardi, sapaan akrabnya.
Ketua DPW NasDem DIY ini mengingatkan melalui sosialisasi empat pilar ini, pentingnya nilai persatuan dan nasionalisme, seperti dalam sila ketiga Pancasila. "Anomali dalam berdemokrasi bisa diselesaikan dengan semangat persatuan. Apapun persoalannya, jangan sampai merobek semangat persatuan," katanya.
Baca Juga:
Atas dasar itu, Mbah Bardi berencana menggagas acara konsolidasi total dengan melibatkan seluruh elemen seperti Anggota Dewan Fraksi NasDem se DIY, pengurus dan kader Partai NasDem, kepala daerah, tokoh agama dan perwakilan masyarakat. Acara yang rencananya digelar pada pertengahan Februari ini secara virtual dan tatap muka dengan pembatasan sesuai protokol kesehatan.
"Apalagi di Yogyakarta baru saja tiga kabupaten menggelar Pilkada, tentu masih ada sekat-sekat di masyarakat karena berbeda pilihan. Kami ingin demokrasi bukan sekedar kontestasi, tetapi sebagai energi yang menyatukan bangsa,” kata Mbah Bardi. []