Guru Besar USU Duga Elite Demokrat Berkaitan dengan Papua Merdeka

Guru Besar USU Medan menduga oknum DPP Partai Demokrat berkaitan dengan pendukung Papua Merdeka.
Tim kuasa hukum guru besar Fakultas Pertanian USU Prof Yusuf L Henuk, seusai melaporkan akun twitter milik elit Partai Demokrat ke Polda Sumut. (Foto: Tagar/Istimewa).

Medan - Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Prof Yusuf L Henuk melalui kuasa hukumnya dari kantor hukum Lazzaro Law Firm menduga oknum DPP Partai Demokrat berkaitan dengan pendukung Papua Merdeka.

Dugaan ini muncul setelah akun Twitter Sipelebegu ni-Vanuatu yang disebut-sebut sebagai pendukung Papua Merdeka, kompak dengan akun milik oknum di DPP Partai Demokrat membagikan postingan Prof Yusuf L Henuk yang diduga berbau rasis.

"Akun Abdulah Rasyid, Muhammad Rifai, Jansen Sitindaon, Yan A Harahap, Sipalebegu ni-Vanuta dan Prof Panjul, sudah kami laporkan ke Polda Sumut. Empat dari akun tersebut diduga milik elite Partai Demokrat. Pertanyaannya apa hubungan akun-akun yang kami laporkan ini. Kenapa mereka bisa kompak membagikan isu rasisme hinga viral di Twitter," ujar kuasa hukum Prof Yusuf L Henuk, Rinto Maha, Kamis, 4 Februari 2021.

Dia menilai, apa yang dilakukan para pengurus DPP Demokrat di akunnya tidak mencerminkan sikap berwarga negara yang baik. Sebab, mereka ikut menggiring isu rasisme dengan tujuan agar masyarakat di Papua terprovokasi.

"Nah, inikan patut kami duga agar terciptanya kondisi yang tidak baik di Papua. Padahal ini adalah hal biasa saja, tidak ada yang luar biasa. Isu itu digiring agar adanya kericuhan di Papua dan secara otomatis klien kami ditangkap tanpa adanya laporan. Inikan jelas salah, dan mereka inilah yang telah secara jelas melanggar hukum," katanya.

Dan berharap Polda Sumut dapat mengungkap siapa pemilik akun Sipelebegu ni-Vanuatu ini

Dia menyatakan, Yusuf L Henuk yang merupakan asli orang NTT, tidak mungkin untuk berbuat rasis dan penghinaan.

"Papua, Maluku dan NTT sama rumpun dan satu ras, namanya Melanesia, pahlawannya ada Frans Kesipo (Papua), Matulessy (Ambon), Frans Seda (NTT), ini sejarahnya. Jadi, klien kami ini adalah asli orang NTT. Tidaklah mungkin, sesama suku dan ras menghina satu sama lain. Ini hanyalah isu semata yang sengaja digoreng agar terciptanya kegaduhan," kata dia.

Baca juga: 

Untuk itu, dia meminta kepada mahasiswa Papua yang ada di Sumut untuk tidak ikut terprovokasi dengan isu murahan yang diembuskan oknum tertentu.

"Kami siap untuk berdialog membahas persoalan ini bersama teman-teman mahasiswa. Dan berharap Polda Sumut dapat mengungkap siapa pemilik akun Sipelebegu ni-Vanuatu ini," tuturnya.

Ditemani kuasa hukumnya, Guru Besar Fakultas Pertanian USU, Prof Yusuf L Henuk datang ke Polda Sumut pada Selasa, 2 Februari 2021.

Kedatangan mereka untuk melaporkan akun Twitter, masing-masing Abdulah Rasyid, Muhammad Rifai, Jansen Sitindaon, Yan A Harahap, Sipalebegu ni-Vanuta dan Prof Panjul. Empat di antara akun tersebut diketahui adalah milik pengurus DPP Partai Demokrat. []

Berita terkait
PT. Inalum Diminta Berkontribusi Lebih Besar Lagi Bagi Sumut
PT. Inalum diminta berkontribusi lebih besar lagi bagi Sumatera Utara seperti meningkatkan CSR atau bantuan ke masyarakat.
15 Ribu Pekerja Hotel dan Restoran di Sumut akan Divaksin Corona
PHRI Sumut bergerak cepat melakukan pendataan pekerja pariwisata untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Viral, Pasangan Diduga Mesum di Sumut Lengket saat Diangkut Polisi
Sebuah video yang menampilkan adegan seorang pria dan wanita gancet atau tak mau lepas setelah bermesraan di depan umum.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara