Sleman - Namanya Rubingah, nenek yang diperlakukan kasar oleh seorang pria di tengah pasar. Nenek yang akrab disapa Bu Ingah ini, hidup sebatang kara. Anak semata wayangnya merantau di Tanah Sumatera.
Bu Ingah hidup sendirian di rumah yang beralamat di Kranggan Baru RT 04 RT 31 Jogotirto, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Rumahnya sederhana, lebih tepatnya miskin. Dia tidur di kamar tanpa dipan alias hanya beralaskan tikar.
Rumahnya seperti berantakan, tidak terurus. Maklum, Bu Ingah kesehariannya berkeliling menawarkan jasa pijat. Pun tidak ada tarifnya atas jasanya. Berapa pun yang diberikan diterimanya. Uang hasil jasa pijatnya itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bu Ingah hidup dengan keterbatasan.
Senin 20 Januari 2020, menjadi hari yang kurang menyenangkan bagi Bu Ingah. Perempuan berusia 73 tahun ini mencuri di sebuah kios pasar. Tidak seberapa curiannya. Aksinya ketahuan, lalu mendapat perlakuan kasar oleh seorang pria. Bu Ingah ditendang, tas bawaannya direbut paksa, isinya dikelurkan dan disebar. Lalu Bu Ingah ditarik kaosnya dan diseret.
Insiden ini terekam video. Akhirnya menjadi viral di mana-mana, awalnya dari media sosial lalu membanjiri pemberitaan media massa. Ribuan orang menyayangkan perilaku pria yang diketahui bernama lengkap Dono Wasito Ngadirin.
Tiga hari berselang, pria yang biasa disapa Ngadirin, pelaku yang melakukan kekerasan dengan cara menendang nenek di Pasar Gendeng, Kabupaten Sleman viral itu akhirnya minta maaf. Permintaan maaf dilakukan di Pasar Gendeng, tempat penganiayan tersebut.
Dalam video yang dibagikan akun Joko Hardono melalui Facebook tersebut terlihat pria yang kerap disapa Ngadirin meminta maaf atas prilaku kasarnya. Akhirnya minta maaf lur.., tulis akun Joko Hardono saat dilihat Tagar, Kamis 23 Januari 2020.
Dalam rekaman video itu ditulis..
Perekam video pak Kasno meminta maaf atas kejadian kekerasan terhadap ibu Rubingah 20 Januari 2020 kepada perwakilan masyarakat Yogyakarta Apriyanto ketua Aliansi Jogja Sehati dan satgas PPA,
Argo (satgas PPA) Hasan (Merkid's) Gus Bimo (Tokoh Masyarakat) pak Subadi (Paguyuban Pasar se Sleman), Bu Santi dan Bu Armi ( YBM PLN), kanit reskrim Polsek Prambanan dan jajaran Ajun Komisaris Polisi Sularsihono. Humas Polsek Prambanan, Babinsa Madurejo Serda Slamet serta para wartawan pada tanggal 23 Januari 2020.
Saat dikonfimasi Kanit Reskrim Polsek Prambanan Ajun Komisaris Polisi Sularsihono membenarkan permintaan maaf dari pria yang telah melakukan kekerasan kepada nenek Rubingah. "Iya memang betul pelaku meminta maaf tadi di pasar tempat kejadian yang viral itu," katanya.
Menurut Sularsihono, saat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, Ngadirin (pelaku yang menendang) mengaku gerakan spontan melakukan kekerasan fisik. Pasalnya di pasar tersebut sering ada kejadian ngutil (mencuri).
Iya memang betul pelaku meminta maaf tadi di pasar tempat kejadian yang viral itu.
Ketika disinggung apakah pelaku yang menendang tetap diproses secara hukum walaupun sudah meminta maaf, Sularsihono masih menunggu konfirmasi dari yang bersangkutan atau nenek Rubingah.
Diketahui sejak kejadian tersebut pada Senin 20 Januari 2020 Nenek Rubingah tidak pulang ke rumahnya. "Keputusanya ada di mbahnya (Rubingah) tunggu kalau sudah ketemu," ucapnya.
Sementara itu, Herawati 30 tahun, warga Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Bantul mengaku tidak tega dengan perbuatan kasar kepada nenek sebatang kara tersebut. "Saya menangis melihat video yang viral itu," kata dia.
Di sisi lain, dia bangga kepada banyak orang atas kejadian itu menaruh empati dan kepedulian dengan Mbah Ingah. "Kejadian ini agar kita tidak semena-mena memperlakukan orang yang sudah sepuh," ungkapnya.
Seperti diketahui, video penganiyaan tersebut diunggah di sejumlah grup Facebook. Dalam video itu, nenek Rubingah memakai baju berwarna biru dan membawa sebuah tas belanja dan penutup muka atau masker.
Tiba-tiba dari belakang datang seorang pria dengan kasar sengaja menendang nenek menggunakan kakinya. Nenek tersebut terlihat mental namun beruntung nenek tidak terjatuh.
Pria yang menendang nenek nampak marah dan memaksa merebut tas belanja yang dibawa nenek itu. Bahkan sang nenek sampai mengucapkan kalimat Ya allah. Barang-barang di dalam tas lantas dikeluarkan oleh pria yang menendangnya.
Isi barang di dalam tas belanja juga dikeluarkan oleh pria kasar. Terlihat ada bunga tabur yang berasal dari tas itu dihamburkan oleh pria kasar. Melihat belanjaannya berhamburan, nenek lantas memungutinya.
Perlakuan kasar pria tersebut tidak berhenti di situ. Masker muka dan ciput kepala yang digunakan nenek juga dicopot paksa oleh pria kasar. Dalam bahasa Jawa nenek itu berkali-kali mengucapkan Pak nyuwun ngampura pak (Pak maafkan saya pak).
Berdasarkan perbincangan pria kasar itu yang terekam dalam video, diduga nenek Rubingah telah mencuri di Pasar Potrojayan Jalan Raya Piyungan, Potrojayan, Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. []
Baca Juga:
- Viral Sopir Travel Vs Sedan Mewah Ribut di Prambanan
- Viral, Polisi Brebes Tenteng Pistol Tegur Sopir L300
- Guru ASN di Taput Beristri Dua, Viral di Facebook