Bansos Covid-19 di Tangerang Selatan Sangat Terbatas

Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 bagi penduduk di Kota Tangerang Selatan yang terdampak pandemi virus corona sangat terbatas.
Warga Tangerang Selatan antre untuk mendapatkan bantuan sosial di Ciputat , Jumat, 24 April 2020. (Foto : Tagar/Alfi Dinilhaq).

Tangerang Selatan - Bantuan sosial (Bansos) Covid-19 bagi penduduk di Kota Tangerang Selatan yang terdampak pandemi virus corona sangat terbatas. Sehingga, hal ini tidak memungkinkan menjangkau masyarakat terdampak atau keluarga rentan aspek sosial dan ekonomi.

Sekretaris Kelurahan Bambu Apus Sopian Darwin mengatakan jumlah Kartu Keluarga (KK) yang akan diberikan bantuan sosial atau bansos sangat terbatas. Dia mengaku pertama kali mendapati informasi Bansos Covid-19, setiap kelurahan hanya mendapat jatah 200 KK.

"Tidak akan mencukupi semuanya dengan total satu kelurahan sekitar 30.000 KK dan total 71 RT. Per RT cuma hanya dapat beberapa orang saja," kata Sopian saat ditemui Tagar, Jumat, 24 April 2020.

Tapi tidak ambil program bantuan dinsos, daripada pusing dikejar warga.

Baca juga: Update Covid-19 Tangsel: 15 Orang Sembuh

Darwin menjelaskan, saat mendapati data awal sebanyak 200 KK, dia sempat bingung untuk membagikannya dan hal ini juga dialami RW di wilayahnya. Akhirnya, dirinya menggunakan metode presentase karena tiap RW jumlah RT-nya berbeda.

"Lalu ada tambahan data dari cadangan Kecamatan Pamulang sebanyak 50 dan total 250 KK. Lalu, ada tambah lagi total 1.000 KK bisa didata dan per RT bisa dapat 14 KK," ujarnya.

Darwin mengatakan, kemudian ada tambahan bansos untuk 500 KK yang bisa diberikan untuk pengemudi ojek online dan pekerja lepas harian seperti asisten rumah tangga, dan sopir, serta orang yang mengontrak di wilayah Bampu Apus.

Darwin SopianDarwin Sopian, Sekretaris Kelurahan Bambu Apus Pamulang (Foto : Tagar/Alfi Dinilhaq)

"Bagi yang mengontrak agar bisa menunjukan surat domisili di sini dan juga kita coba usulkan untuk ustaz karena tidak ada acara keagamaan saat ini," ujarnya.

Sementara, Ketua RW 015 Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Ade Firmansyah mengatakan sudah ada empat pengurus RT di lingkungan RW 015 menyatakan diri menolak Bansos Covid-19 ini.

"Soal yang bantuan sosial lewat Dinsos ke Kelurahan Kedaung cuma kebagian 13 KK per RW dan kita bersama 4 RT di bawah saya menolak," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Tangsel Imbau Ibadah Ramadan di Rumah

Lebih lanjut, kata dia, pengurus lingkungan tidak menanggung beban moral dan prasangka warga, karena setiap hari banyak warga yang menanyakan bantuan.

Jika bansos diambil, maka mereka khawatir akan menimbulkan kecemburuan sosial karena ada warga yang tidak mendapatkan bantuan dari dinas sosial setempat.

"Kami bukannya menolak program tersebut. Tapi tidak ambil program bantuan dinsos, daripada pusing dikejar warga. Karena ini bukan sepenuhnya tanggung jawab pengurus lingkungan," ucapnya.

Diketahui, keluarga rentan atau memiliki risiko sosial mendapatkan batuan sosial dari Kementrian Sosial, Pemerintah Provinsi Banten, dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel). 

Sumber dana Provinsi Banten sebanyak 35.902 KK, dan dari Kota Tangsel bertahap selama 3 tahap, yang tahap pertama 13.500 KK, tahap kedua 13.500 KK, dan tahap ketiga 13.500 KK. Bansos dari Provinsi Banten berupa uang non tunai Rp 500.000 per KK dan dari Pemkot Tangsel Rp 600.000 per KK selama masa PSBB. []

Berita terkait
Isi Sanksi Bagi ASN Tangsel Mudik saat Corona
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan memberikan sanksi tegas terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) selama masa pandemi Corona.
Gerakan Nasi Bungkus Bantu Warga Tangsel Kena Corona
Gerakan Nasi Bungkus Rp 2.500 per bungkus dilakukan pemuda Kota Tangsel untuk membantu warga yang kesulitan di tengah pandemi virus Corona.
Wanita Berkebaya Tangsel Bagikan Makanan untuk Ojol
Kaum hawa Kota Tangerang Selatan kompak memakai kebaya saat membagikan nasi untuk para ojek online (ojol).