Gerakan Nasi Bungkus Bantu Warga Tangsel Kena Corona

Gerakan Nasi Bungkus Rp 2.500 per bungkus dilakukan pemuda Kota Tangsel untuk membantu warga yang kesulitan di tengah pandemi virus Corona.
Gerakan Nasi Bungkus Bantu Warga Tangsel Kena Corona. (Foto: Tagar/Alfi)

Tangerang Selatan - Gerakan Nasi Bungkus Rp 2.500 per bungkus dilakukan pemuda yang berasal dari Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Gerakan ini muncul untuk membantu warga di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 yang kesulitan mencukupi kebutuhan makan.

Siang harinya kita buka lagi di Perempatan Viktor bersama teman-teman lain sekitar 10 orang.

Koordinator Pelaksana Gerakan Nasi Bungkus Rp 2.500, Andry Juliansyah, mengatakan aksi ini ada setelah melihat banyak yang terpuruk akibat Covid-19. Pasalnya, kata dia, banyak warga yang tiba-tiba tidak bekerja, sehingga tidak memiliki penghasilan akibat di rumahkan perusahaan dan juga Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK).

"Berawal dari itu kami anak-anak muda mulai membuat aksi dengan menyediakan nasi bungkus Rp 2.500 dengan menu pecel ayam yang disediakan bagi pengguna jalan, ojol, opang, karyawan mini market dan masyarakat secara umum," ucap Andry kepada Tagar pada Rabu 22 April 2020.

Andry mengatakan rutinitas gerakan nasi bungkus membuatnya lebih sibuk dari aktivitas biasa. Tetapi, kata dia, semangat bisa membantu sesama membuatnya merasa senang dan rasa lelah menjadi tidak terasa.

"Biasanya selepas menjajakan nasi bungkus dan menghitung uang yang di dapat, kemudian kita lanjut belanja dan kembali memasak. Siang harinya kita buka lagi di Perempatan Viktor bersama teman-teman lain sekitar 10 orang," ujar dia.

Agar tak terasa berat, tiap orang memiliki tugas masing-masing seperti ada bagian yang berlanja, ada yang mengolah bahan baku, memasak, mengambil bantuan dan sebagainya agar sajian makanan bisa cepat selesai dan bisa kembali dijual.

Pengagas gerakan Nasi Bungkus Rp 2.500 Jarkasih Tanjung mengatakan pemberlakuan PSBB memberikan dampak yang terasa pada masyarakat. Sementara itu, kata dia, bantuan dari pemerintah belum bisa meng-cover secara keseluruhan. Lalu bagaimana bagi nasib mereka yang kesulitan untuk makan sementara aktivitas mereka sudah tidak ada.

"Dari dasar pemikiran dan fakta di lapangan kami berupaya bagaimana bisa melakukan hal yang paling kecil tapi bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. Jangan sampai ada warga miskin tak bisa makan. Jika ini sampai terjadi sangat memprihatinkan," ujarnya.

Gerakan ini bermula dari 50 bungkus dan seiring banyak permintaan naik menjadi 100 dan ini akan terus mengalami peningkatan. Bahkan, jika mendapatkan banyak donatur, bisa membuka cabang, karena program ini berjalan dengan kekuatan donatur.

"Semakin banyak donatur maka semakin luas jangkauannya. Karena kekuatannya dari donatur. Hasil jualan hanya cukup untuk membagi yang masak tiga orang. Sedangkan beras berasal dari orang-orang dermawan," ujarnya.

Gerakan ini sangat rill dampaknya bagi masyarakat, bahkan jika ada orang datang meminta nasi bungkus karena tidak ada uang akan langsung diberikan. Demikian juga ada yang beli dan kembalinya disedekahkan.

"Dalam kondisi saat ini memang harus ada tingkat kesadaran kolektif yang tinggi. Bagaimana yang dermawan bisa mendonasikan untuk warga yang membutuhkan," ucap Tanjung. []

Berita terkait
Wanita Berkebaya Tangsel Bagikan Makanan untuk Ojol
Kaum hawa Kota Tangerang Selatan kompak memakai kebaya saat membagikan nasi untuk para ojek online (ojol).
Tangsel Dapat Tambahan 13.284 KPM dari Kemensos
Kementerian Sosial (Kemensos) menambah jumlah penerima bantuan sosial program sembako sebanyak 13.284 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Personel Gabungan Tegakkan Aturan di PSBB Tangsel
Ratusan personel gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP akan menegakkan peraturan pada masa PSBB di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).