Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Tegal

Banjir merendam tiga kecamatan di Kabupaten Tegal dan puluhan warga diungsikan.
Rumah warga di Desa Tembok Lor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal terendam banjir, Sabtu malam, 25 Januari 2020.‎ (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal - Banjir merendam tiga kecamatan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Sabtu malam, 25 Januari 2020 setelah hujan deras‎ mengguyur sejak sore hari. Puluhan warga harus mengungsi.

Wilayah yang terendam banjir, yakni Desa Tembok Banjaran, Tembok Lor, dan Tembok Kidul di Kecamatan Adiwerna, Desa Slawi Kulon, Kecamatan Slawi, serta Desa Yamansari dan Kesuben di Kecamatan Lebaksiu.

Di Desa Tembok Banjaran, Tembok Kidul dan Tembok Lor, ketinggian banjir mencapai 30 centimeter (cm) hingga 150 cm. Selain hujan deras sejak sekitar pukul 17.00 WIB, banjir di wilayah-wilayah tersebut disebabkan oleh meluapnya sungai Jembangan.

Musim hujan ini sudah tiga kali banjir.

Akibatnya, puluhan warga terpaksa mengungsi ke musala, masjid, dan balai desa. Warga lanjut usia, wanita, dan anak-anak yang berada di rumah-rumah yang terendam banjir harus dievakuasi menggunakan perahu karet milik Palang Merah Indonesia (PMI).

Banjir TegalSalah satu rumah warga di Desa Tembok Lor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal terendam banjir, Sabtu malam, 25 Januari 2020.‎ (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Salah satu warga Desa Tembok Lor, Soleh, 50 tahun mengatakan banjir mulai terjadi sejak pukul 19.00 WIB.

"Musim hujan ini sudah tiga kali banjir. Ini yang paling parah. Di rumah saya ketinggian air sampai 70 cm lebih," ucap Soleh di tegal, Sabtu, 25 Januari 2020.

Menurut Kapolsek Adiwerna, AKP Sehroni, kondisi sungai Jembangan dangkal. Sehingga air dengan cepat meluap ke permukiman warga ketika turun hujan deras. 

"Kewenangan pengerukan ada di pemerintah provinsi. Sudah diajukan pengerukan tapi belum ada tindak lanjut," ujar Sehroni.

Pantauan Tagar‎ hingga sekitar pukul 23.00 WIB, ‎banjir di ketiga desa tersebut belum surut. Sejumlah relawan PMI juga tampak bersiaga di Balai Desa Tembok Banjaran yang menjadi salah satu tempat warga mengungsi.

Di Desa Slawi Kulon, Kecamatan Slawi, banjir merendam puluhan rumah warga dengan ketinggian air mencapai satu meter. Sedangkan, di Desa Yamansari dan Kesuben, banjir mencapai‎ 30 hingga 40 cm. Penyebabnya intensitas hujan yang tinggi dan luapan sungai Gung.

Banjir di wilayah tersebut juga sempat menggenangi ruas Jalan Tegal-Purwokerto hingga membuat arus lalu lintas tersendat. Banjir terpantau merendam ruas jalan di wilayah Banjaran, Kecamatan Adiwerna.

Sementara, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tegal AKP Faris Budiman mengatakan banjir yang menggenangi ruas jalan Tegal-Purwokerto di wilayah Kecamatan Lebaksiu berlangsung sekitar satu jam.

"Tidak sampai menimbulkan kemacetan. (Kendaraan) hanya harus jalan pelan-pelan," ujar Faris kepada Tagar, Sabtu malam 25 Januari 2020.‎ []

Baca juga:

Berita terkait
Sabo Dam Siap Tahan Banjir Lahar Gunung Merapi
Kementerian PUPR menyelesaikan pembangunan Sabo Dam Kali Woro di Klaten yang berfungsi untuk menahan Lahar Gunung Merapi.
Lemahnya Suara Toa Pencegah Banjir Ide Gubernur DKI
Pengeras suara atau toa untuk pencegah banjir yang sempat dipasang Gubernur DKI Jakarta terdahulu memiliki fungsi dan suara lemah.
Toa Banjir di Bidara Cina Kurang Berfungsi
Pengeras suara peringatan dini banjir yang terpasang di wilayah RW 7 Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, kurang bermanfaat.