Banjir Beruntun, 330 Warga Solsel Mengungsi

Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, diterjang banjir tiga berturut-turut. Sampai kini ratusan masyarakat masih mengungsi.
Salah satu lokasi rumah warga yang terdampak banjir di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. (Foto: Tagar/dok.BPBD Solok Selatan)

Solok Selatan - Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Sumatera Barat (Sumbar) diterjang banjir beruntun. Hingga kini masih ada sekitar 330 jiwa masyarakat Solsel yang memilih tinggal di pengungsian. Hal ini dipicu kekhawatiran datangnya bencana susulan.

Banjir pertama terjadi Rabu 20 November 2019. Kemudian banjir dan longsor kembali melanda Jumat 22 November dan Minggu 24 November 2019. Ratusan rumah, fasilitas umum di 9 nagari dan empat kecamatan terdampak bencana banjir dan longsor Solsel.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solsel, Rusdi Harmen, mengatakan 330 masyarakat yang masih mengungsi berasal dari Nagari Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD).

Estimasi kerugian akibat banjir di Solsel mencapai Rp 8,2 miliar.

Mereka tersebar di lima titik lokasi pengungsian. Masing-masing, 100 orang di Sapan Salak, 60 orang di Air Batuang, 70 orang di Sapan Batua, 70 orang di Pasir Panjang, dan 30 warga di Balai Adat. Dari jumlah tersebut, 15 orang diantaranya masih balita.

"Mereka masih mengungsi karena khawatir terjadinya banjir susulan, apalagi cuaca di sini masih mendung," kata Rusdi Harmen kepada Tagar, Selasa 26 November 2019.

Nagari Pakan Rabaa Timur, Kecamatan KPGD menjadi lokasi terparah terdampak banjir. Setidaknya di nagari itu tercatat 46 kepala keluarga (KK) dengan 350 jiwa yang menjadi korban bencana.

Banjir juga merusak 38 unit unit rumah di Nagari Pakan Rabaa Timur. Kemudian menghancurkan 10 unit rumah dan satu jembatan. Meski tidak menelan korban jiwa, kerugian akibat banjir mencapai miliaran rupiah.

"Estimasi kerugian akibat banjir di Solsel mencapai Rp 8,2 miliar," katanya.

Di sisi lain, warga yang kini mengungsi terpaksa buang air kecil dan besar di aliran sungai. Sebagian masyarakat dilaporkan juga terjangkit diare, gatal-gatal hingga demam.

"Sementara buang air di sungai tak jauh dari lokasi pengungsian. Untuk minum disuplai dari PDAM dan bagi yang sakit diberikan perawatan atau dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Atas bencana tersebut, Pemkab Solsel menetapkan masa tanggap darurat hingga 5 Desember 2019. Hingga kini, petugas BPBD gabungan masih melakukan pendataan, termasuk mendirikan dapur umum bagi masyarakat terdampak banjir.

"Aktifitas pembelajaran tidak ada, para peserta didik hanya diberdayakan dengan dibantu unsur kebencanaan membersihkan sekolah mereka masing-masing," katanya. []

Berita terkait
Jalan Sumbar-Riau Sempat Putus Total Akibat Longsor
Bencana longsor menerjang Kabupaten Limapuluh Kota. Akibatnya akses jalan Sumbar-Riau putus total.
Jalan Tol Padang - Pekanbaru Harga Diri Sumbar
Pembangunan Jalan Padang - Pekanbaru masih menunggu penetapan lokasi dari Kementerian PUPR.
Dua Bupati di Sumbar Dapat Tiket Pilkada 2020 PDIP
PDIP Sumatera Barat kembali mempercayakan dua kadernya yang kini menjadi kepala daerah untuk maju di pilkada 2020.