Bamsoet Usul Agar Tak Perlu Adanya Oposisi di Pemerintahan, Waketum Gerindra: Keren Itu!

Waketum Gerindra, Habiburokhman menanggapi celotehan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang mengusulkan agar tak perlu adanya oposisi.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman. (Foto: Tagar/Dok Gerindra)

TAGAR.id, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman menanggapi celotehan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang mengusulkan agar tak perlu adanya oposisi dalam pemerintahan RI. Dia mengaku sangat setuju dengan pernyataan wakil ketua umum DPP Partai Golkar itu.

"Wah bagus banget itu, keren itu, jadi namanya demokrasi pasti terus berproses mencari bentuknya, kita mencari format ideal untuk kita sendiri. Nggak harus kayak di Amerika harus ada oposisi, bisa jadi di Indonesia nggak perlu oposisi, dan musyawarah mufakat, keren Mas Bamsoet," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 4 April 2024.

Sebelumnya, mantan ketua umum Partai Golkar, Muhammad Jusuf Kalla (JK) juga memandang wajar jika partai politik bersikap pragmatis usai berlangsung Pemilu 2024. 


Itu bentuk kedewasaan, memang biasanya, biasanya ya, saling menghargai bahwa yang memperoleh suara terbanyak itu ketua. Biasanya seperti itu.


Hal tersebut ia alami pada Pemilu 2014, saat Golkar tak mengusung dirinya dengan Joko Widodo (Jokowi), tetapi akhirnya bergabung dengan koalisi pemerintahan.

"Begitu menang kita, bergabung Golkar itu, itu biasa aja politik itu," ujar JK dalam sambutannya di Aula Juwono Sudarsono Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis, 4 April 2024.

Eks ketua umum Golkar tersebut mengatakan, tidak ada satupun partai politik yang didirikan untuk menjadi oposisi atau lawan dari pemerintah. Oposisi adalah kecelakaan bagi partai politik yang selalu pragmatis dalam mengambil keputusan.

"Sekali lagi tidak ada partai yang didirikan atau mau jadi oposisi, oposisi bagi partai adalah kecelakaan. Jadi karena itu banyak pragmatis," ujar JK.

Habiburokhman menjelaskan, DPR mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Termasuk, ihwal revisi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3).

Dia menyampaikan, seluruh fraksi di DPR RI sepakat untuk mengikuti UU MD3 yang ada saat ini. Kendati demikian, Fraksi Gerindra DPR tidak dalam posisi setuju atau tidak setuju terkait wacana merevisi UU MD3.

"Belum (ada sikap terkait revisi UU MD3), belum, kita lihat nanti," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis.

Menurut wakil ketua Komisi III DPR tersebut, revisi UU MD3 tak hanya berkaitan dengan posisi ketua DPR. Adapula isu lain terkait masa sidang, pengaturan reses, pelantikan alat kelengkapan dewan (AKD), hingga tugas lembaga legislatif dalam mengawasi pemerintah.

"Itu bentuk kedewasaan, memang biasanya, biasanya ya, saling menghargai bahwa yang memperoleh suara terbanyak itu ketua. Biasanya seperti itu," ujar Habiburokhman. []

Berita terkait
Hasto Sebut PDIP Buka Opsi Koalisi dengan Gerindra dan Golkar di Pilkada 2024
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya membuka opsi koalisi dengan Partai Gerindra dan Partai Golkar pada Pilkada serentak.
Gerindra Sebut Kalau PDIP Mau Gabung, Prabowo Welcome
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menyebut, ketua umumnya, Prabowo Subianto akan menerima apabila PDIP mau bergabung.
AHY Sebut Demokrat dan Gerindra akan Kikis Politik Uang
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan dirinya telah berbicara secara intens dengan Prabowo Subianto.