Api Abadi Asean Schools Games Diarak Sepeda Onthel

Api ASG ke-11 di Semarang, Jawa Tengah diarak menggunakan sepeda onthel.
Rombongan sepeda onthel pembawa api abadi Mrapen penanda api semangat ASG 2019 melintas di jalan protokol Semarang, Jawa Tengah, Kamis 18 Juli 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Asean Schools Games (ASG) Tahun 2019 resmi dibuka. Pembukaan ajang olahraga para pelajar se-Asia Tenggara dilakukan secara unik.

Jika lazimnya pembukaan dilakukan dengan pengiraban api yang dibawa secara bergantian oleh pelari atau atlet, ASG ke-11 di Semarang, Jawa Tengah diarak menggunakan sepeda onthel. Apinya juga bukan sembarang api. Tapi diambil dari sumber api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

"Obor api abadi akan diarak dengan sepeda onthel menuju cauldron holly stadium untuk dilakukan opening ceremony Asean Schools Games ke-11," tutur Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, sesaat sebelum pemberangkatan api abadi ke lokasi pembukaan ASG, Kamis 18 Juli 2019.

Dan yang beruntung ditunjuk untuk membawa api abadi sembari ngonthel adalah Bayu Aji Seno. Bayu merupakan atlet ASG cabang olahraga (cabor) bola voli.

Sebelumnya, api abadi diinapkan semalam di Balaikota Semarang. Selanjutnya diambil menggunakan obor oleh Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi. Diserahkan kepada Bayu untuk diarak menuju holly stadium, kawasan Marina, Kecamatan Semarang Barat.

Sepeda itu di bagian belakangnya ada tempat berdiri, pernah dinaiki Wali Kota Semarang saat rekor Muri sepeda onthel tahun lalu

Proses arak-arakan obor api abadi Mranggen cukup mengundang perhatian masyarakat, khususnya pengguna jalan. Tidak hanya berhenti untuk menyaksikan, banyak di antara mereka mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel.

Ini karena arak-arakan melibatkan 150 sepeda onthel dari Komunitas Sepeda Tua Indonesia Wilayah Semarang. Sepeda yang ditunggangi Bayu sendiri juga bukan sembarang sepeda.

Sepeda onthelnya berjenis mobilet kapiten, yakni sepeda antik nan kuno yang di zaman dulu digunakan sebagai sarana pemeriksaan barisan di apel atau upacara pasukan.

"Sepeda itu di bagian belakangnya ada tempat berdiri, pernah dinaiki Wali Kota Semarang saat rekor Muri sepeda onthel tahun lalu," ujar Ketua Komunitas Sepeda Tua Semarang, Pandu Hariawan.

Prosesi kirab tersebut makin bernilai budaya lantaran barisan penyepeda onthel pengiring mengenakan busana adat khas Semarangan. Sedangkan barisan penyepeda lainnya memakai kain lurik khas orang Jawa kuno.

Tak hanya para pecinta sepeda tua, obor api abadi Mrapen juga dikawal para atlet ASG lainnya sambil berlari. Pada bagian barisan belakang, para atlit sepatu roda menjadi penutup barisan kirab.

Setidaknya ada 1.600 peserta dari 10 negara se-Asia Tenggara, plus Mongolia, yang terlibat di ASG 2019. Ada sembilan cabang olahraga yang dilombakan, yakni atletik, bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan, bola basket, sepak takraw, bola voli, pencak silat dan renang.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.