Akademisi Tanggapi Pemilu 2019 di Luar Negeri

Rektor ini menyikapi isu-isu kejadian Pemilu 2019 di luar negeri seperti di Malaysia, Hongkong, Australia dan lainnya.
Ribuan WNI mengantre untuk menggunakan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Wisma Duta, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (14/4/2019). (Foto : Antara/Rafiuddin Abdul Rahman)

Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi memberikan seruan moral dalam menyikapi isu-isu terkini seputar penyelenggaraan Pemilu 2019 tetap bijak. Bijak saat berinteraksi di dunia nyata maupun di dunia maya dan media sosial.

Yudian mengutarakan hal itu menanggapi sejumlah kejadian Pemilu di luar negeri seperti di Malaysia, Hongkong, Australia dan lainnya. Kejadian perihal eknis penyelenggaraan pemilu di luar negeri seyogyanya tidak mengurangi substansi dan legitimasi Pemilu sesuai amanat konstitusi.

"Kami juga berseru agar pemilih menggunakan hak konstitusi, sebab suara rakyat menentukan arah bangsa ke depan," kata dia bersama Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga dalam konferensi pers di Yogyakarta, pada Senin 15 April 2019.

Menurut Rektor, memasuki masa tenang, seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tetap tenang. "Jangan percaya begitu saja berita dan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Waspadai hoaks," tegasnya.

Justru di masa tenang ini, masyarakat Indonesia bisa merenung dan berpikir secara tenang pula. Berpikir secara mendalam agar bisa memilih pemimpin yang bisa membawa Indonesia lebih baik. "Sekali lagi, jangan mudah percaya hoaks dan tolak politik uang," ungkapnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian WahyudiRektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi (jas putih) dan Wakil Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdur Rozaki (kiri), Senin (15/4) saat memberikan keterangan pers perihal penyelenggaraan Pemilu. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Wakil Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,  Abdur Rozaki merespon kejadian penyelenggaraan Pemilu di luar negeri, sebaiknya tetap mempercayakan kepada penyelenggara Pemilu. "Secara khusus,  kami mengajak masyarakat memberikan kepercayaan kepada KPU, Bawaslu dan lembaga berkaitan penyelenggaraan Pemilu," tegasnya.

Menurut dia, sejauh ini dalam prosesnya,  penyelenggara sudah bekerja profesional. KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas proses Pemilu jelas diuji agar bisa melaksanakan dengan lancar. "Berkaitan dengan permasalahan teknis di Australia, Malaysia dan PPLN lainya, diharapkan tidak mengurangi legitimasi Pemilu yang menjadi amanat konstitusi," ungkapnya.

Namun di sisi lain, saat ada informasi atau berita hoaks, KPU dan Bawaslu harus segera meresponsnya dengan cepat. "KPU dan Bawaslu harus secara cepat segera mengtasi, termasuk memberikan klarifikasi atas segala informasi yang belum pasti," pintanya.

Hal tersebut penting agar tidak menjadi isu liar di masyarakat. "Langkah bijak kita, sebaiknya menunggu hasil investigasi. Berikan kesempatan Bawaslu bekerja," imbuhnya.

Menurut dia, Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga meminta kepada kontestan Pemilu agar menghindari penggunaan politik uang. Punya komitmen bersama menangkal isu yang memecah belah keutuhan bangsa. "Kontestan Pemilu harus bersikap sportif dan siap menerima hasil Pemilu pilihan rakyat," kata dia.

Terakhir, kata dia, Sikap kelembagaan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga mengajak semua agar bisa terselenggara Pemilu berkualitas dan berintegritas tugas semua pihak,  baik negara dan masyarakat. "Hindari upaya-upaya yang ingin mendelegitimasi hasil Pemilu," tandas Rozaki.

Baca juga: 

Berita terkait