Tangerang - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) sebagai bagian dari keluarga besar NU harus bahu-membahu menangkal paham radikalisme dan terorisme.
"Salah satunya, isu radikalisme yang mulai menggejala pada kelompok perempuan dan anak," kata Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini pada Konferensi Wilayah Fatayat NU Banten di Hotel Pakons Prime, di Tangerang, Banten, Minggu 27 Oktober 2019.
Dan untuk merespons paham radikalisme dan terorisme tersebut, Fatayat NU menurut Anggia, telah meresmikan terbentuknya Garda Fatayat atau Garfa.
Ada kasus bom Panci, bom di Surabaya dan paling aktual kasus penusukan Pak Wiranto di Menes
"Semoga kehadiran Garfa ini dapat menjadi bagian solusi terhadap berbagai persoalan tersebut," katanya.
Senada dengan Anggia, Wadir Bimas Polda Banten AKBP Zainudin, yang hadir dalam kegiatan menegaskan, Fatayat NU memiliki peran yang sangat strategis dalam menangkal radikalisme atau pun terorisme.
Ia mencontohkan betapa banyak kasus radikalisme dan aksi-aksi teror yang melibatkan perempuan dan anak.
"Ada kasus bom Panci, bom di Surabaya dan paling aktual kasus penusukan Pak Wiranto di Menes," ungkapnya.
Fatayat NU merupakan salah satu organisasi sayap Islam yang membidangi kaum perempuan di NU menggelar konferensi wilayah di Provinsi Banten.
Selain ketum dan dari Polda Banten, di sana hadir Sekjen Fatayat NU Margaret Alyatul Maemunah, Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Banten KH Bunyamin, Sekretaris GP Ansor Banten Khoerun Huda, Sekretaris ISNU Erdi Bahtiar, dan pengurus KNPI Banten A Baiquni.
Anggia yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI berpesan, siapa pun ketua yang terpilih dalam konferensi wilayah harus bersungguh-sunguh dan dapat melakukan konsolidasi organisasi secara baik.
Ketua demisioner Miftahul Jannah dalam sambutanya menjelaskan, kekuatan Fatayat NU memiliki infrastruktur organisasi yang cukup lengkap dari tingkat pusat sampai tingkat ranting bahkan anak ranting.
"Infastruktur ini kiranya menjadi instrumen dalam membangun perempuan muda sekaligus merespons berbagai isu-isu aktual yang cenderung mengkhawatirkan," terangnya.
Sementara ketua terpilih, Annisa Sholihah yang sebelumnya menjabat Sekretaris Fatayat NU Banten menyampaikan, dirinya akan melanjutkan program-program Fatayat NU yang telah dirintis pengurus sebelumnya sekaligus menyusun program kerja berikutnya.
"Insyaallah dalam waktu dekat saya akan melakukan konsolidasi, menyusun pengurus dan merancang program-program ke depan," katanya.
Annisa terpilih secara aklamasi setelah tujuh dari delapan perwakilan cabang kota kabupaten se-Banten sepakat mendaulatnya sebagai Ketua PW Fatayat NU Banten periode 2019-2024.[]