Kulon Progo - Kegiatan karnaval budaya tahun 2019 di Kabupaten Kulon Progo, menghadirkan sesuatu hal yang berbeda. Bagaimana tidak, naga sepanjang 250 meter membelah jalanan yang menjadi rute kegiatan tersebut.
Sang naga hijau tersebut merupakan penampilan dari Desa Tayuban, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Namun karena panjang dan berat, diperlukan ratusan orang warga Desa Tayuban untuk membawa naga.
Terkait dengan maskot naga tersebut, Kepala Desa Tayuban, Muhammad Abdurrahman Wiyono mengatakan, masyarakat secara bergotong royong selama dua bulan menyiapkan penampilan naga.
Namun ide pembuatan naga, sudah mulai direncanakan sejak akhir tahun 2018 lalu untuk memeriahkan karnaval budaya. Menurutnya, rasa kebersamaan warga, dan nilai-nilai persatuan coba dibangun melalui naga itu. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat yaitu Manunggal Rasa Hambangun Desa.
Memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan aktif dalam rangka melestarikan budaya bangsa
"Naga hijau tersebut mempunyai arti tersendiri yaitu merupakan perlambang kebersamaan masyarakat. Kalau kita lihat, saat kepala naga bergerak, maka ekornya juga akan bergerak bersama," tutur Wiyono di Alun-wates Kulon Progo, Minggu 25 Agustus 2019.
Dia menjelaskan, untuk membawa iring-iringan naga sepanjang 250 meter ini, dibutuhkan pemuda sebanyak 250 orang. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat naga sepanjang itu sekitar Rp 50 juta, hasil dari swadaya masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo Untung Waluyo mengatakan, ada 41 peserta dari karang taruna, desa, kecamatan, sekolah, maupun instansi pemerintahan, dalam karnaval tersebut.
"Tujuan kegiatan karnaval yaitu untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan aktif dalam rangka melestarikan budaya bangsa," ujar Untung.
Ditambahkan, Karnaval Budaya Semarak Merdeka ini, merupakan salah satu bagian dari rangkaian acara peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI. Sebelumnya, berbagai gelaran peringatan kemerdekaan sudah diadakan di Kulon Progo seperti upacara, pawai, dan lomba drumband.[]