Banda Aceh - Aceh zero penambahan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Pasien yang sembuh juga tidak bertambah, dan tidak ada laporan penderita meninggal dunia. Pencegahan kasus baru perlu dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat dengan cara memahami gejala infeksi virus corona dan menangkalnya.
“Kita bersyukur tidak ada penambahan kasus hari ini, dan sangat berharap tidak ada lagi kasus baru,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Selasa, 26 Januari 2021.
Menurut Saifullah, penyebaran virus corona dari satu orang kepada orang lain terjadi tanpa sengaja. Orang menyangka dirinya terkena flu biasa, bukan gejala Covid-19, sehingga tetap berbaur. Sementara orang lain pun menganggap hal yang sama maka tidak berusaha menghindar dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Pengetahuan tentang gejala Covid-19 sangat penting agar bisa saling menghindari secara fisik dan saling melindungi antar sesama.
"Secara kasat mata sulit membedakan penderita Covid-19 dengan penyakit influenza. Keduanya menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek," katanya.
Karena itu, diperlukan pemeriksaan secara medis dan diperiksa swab nasofaring dan orofaring dengan real time polymerase chain reaction untuk memastikannya. Namun demikian, pengetahuan tentang gejala Covid-19 amat penting agar bisa saling menjaga dan melindungi.
Secara kasat mata sulit membedakan penderita Covid-19 dengan penyakit influenza.
Ia menjelaskan, dari analisis data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI, penderita Covid-19 di Aceh tidak hanya menunjukkan gejala demam, batuk, dan pilek saja. Analisis terhadap 9.144 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh, yang menunjukkan gejala batuk 63 persen, pilek 39,1 persen, dan gejala lemas 34,1 persen.
Gejala lain yang ditemukan di kalangan penderita Covid-19 di Aceh, yakni demam sekitar 32,9 persen, riwayat demam 30,6 persen, sakit tenggorokan 30,1 persen, sakit kepala 26,3 persen, sesak nafas 22,4 persen, keram otot 17,1 persen, mual 11,4 persen, sakit perut 8 persen, diare 5 persen, menggigil 0,2 persen, dan gejala lainnya sekitar 1,2 persen.
“Gejalanya bukan hanya demam, pilek, dan batuk, melainkan kian beragam karena virus corona itu terus bermutasi,” katanya.
Karena itu, lanjutnya, setiap ada gangguan kesehatan dalam masa pandemi ini patut diwaspadai. Apabila bagi yang pernah berpergian ke daerah-daerah masih tinggi infeksi lokal (zona merah), atau merasa pernah berinteraksi secara dekat (kontak erat) dengan seseorang yang kemudian terkonfirmasi positif Covid-19, hendaknya segera melakukan pemeriksaan kesehatan di Pusat Pelayanan Kesehatan terdekat.
"Jangan mengabaikan gejala ringan, sebab penyakit yang sudah pada stadium lanjut (berat) akan makin sulit diobati dan risiko kematian pun kian tinggi," katanya.
“Apabila mengalami gejala penyakit dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, sebaiknya langsung berobat dan melakukan isolasi mandiri, untuk melindungi keluarga, sahabat, dan kerabat dari ancaman virus corona,” katanya lagi. []