Banda Aceh - Penanganan gizi buruk di Aceh masih menjadi persoalan serius. Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Provinsi Aceh menjalin kerjasama dengan UNICEF untuk mengatasi gizi buruk dan stunting pada anak.
Kerjasama dilakukan karena gizi buruk dan an stunting pada anak masih tinggi di Aceh. Berdasarkan hasil riset Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 angka gizi buruk anak di Aceh mencapai 26,3 persen. Sedangkan untuk stunting mencapai 37,9 persen.
Hasil riset itu menunjukkan bila gizi buruk dan stunting termasuk tinggi. Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menuturkan butuh penanganan intensif untuk menangani persoalan tersebut.
Selain itu konflik berkepanjangan turut menyumbang kondisi kekurangan gizi dan stunting generasi Aceh saat ini. Selama masa konflik banyak hal yang terjadi sehingga membuat perkembangan Aceh dan generasinya menurun
"Berdasarkan riset berarti dari lima anak (di bawah usia lima tahun) di Aceh, dua di antaranya mengalami gangguan tumbuh kembang. Tentunya ini akan mengancam perkembangan SDM Aceh ke depan," kata Nova, Rabu 10 Oktober 2019.
Pemerintah provinsi pun menjalin kerjasama dengan UNICEF untuk mengatasi persoalan tersebut. Kerjasama dilakukan setelah dilakukan pertemuan di Aula Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh.
"Pemerintah Aceh siap melakukan kerjasama dengan berbagai pihak (terkait stunting/gizi buruk) termasuk UNICEF. Tentunya kami sangat antusias terhadap kerjasama ini," kata Nova.
Dia menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan gizi buruk masih tinggi di Aceh. Termasuk masih minimnya pemahaman para orang tua terhadap pentingnya gizi bagi anak. Begitu pula rendahnya kepedulian pada asupan makanan dan suplemen bagi anak serta pola hidup yang kurang sehat.
"Selain itu konflik berkepanjangan turut menyumbang kondisi kekurangan gizi dan stunting generasi Aceh saat ini. Selama masa konflik banyak hal yang terjadi sehingga membuat perkembangan Aceh dan generasinya menurun. Maka dari itu, butuh kerja ekstra untuk mengembalikan kondisi gizi anak-anak," kata dia lagi
Selama ini, aksi yang sudah dilakukan pemerintah Aceh dalam melawan stunting dan gizi buruk adalah menghadirkan program rumoh gizi, kampanye peningkatan asupan ikan untuk keluarga dan anak. Selain itu kampanye hidup sehat diintensifkan. Ini semua bentuk keseriusan pemerintah mengurangi angka stunting dan gizi buruk di Aceh.
Nova berharap melalui kerjasama yang melibatkan salah satu organisasi anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat. Apalagi kerjasama ini didukung berbagai sektoral baik itu PKK dan organisasi sipil lain.
Sementara itu, perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini, mengatakan sebagai salah satu badan PBB pihaknya mendukung pengentasan permasalahan malnutrisi dan stunting. Kata Debora, sudah sepatutnya UNICEF mendukung program Pemerintah Aceh dalam penyelesaian permasalahan tersebut.
"Saat ini UNICEF sudah terintegrasi pada delapan kabupaten/kota terkait program perlindungan anak. Sedangkan untuk program kesejahteraan sosial anak, UNICEF terintegrasi dengan tiga kabupaten/kota dan program perlindungan sosial untuk anak khususnya di Sabang," ujarnya.
Ia berharap, dengan kerjasama ini dapat memperkuat kerjasama UNICEF dan pemerintah Aceh dalam perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak di Aceh. []
Baca juga:
- UNICEF Dukung Peningkatan Capaian Imunisasi MR
- Akibat Terlilit Utang, UNICEF dan NGO Lindungi Hak Anak-anak Yunani