Banda Aceh - Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) akan berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh untuk mencairkan belanja tak terduga (BTT) dalam penanganan virus corona di Tanah Rencong. Belanja tak terduga ini sebesar Rp 181 miliar.
“DPRA akan koordinasi kepada Pemerintah Aceh untuk mencairkan belanja tak terduga yang ada di dalam APBA 2020 sebesar Rp 181 miliar,” kata Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin dalam jumpa pers di gedung DPR setempat di Banda Aceh, Kamis, 19 Maret 2020.
Menurut Dahlan, dana tak terduga itu nantinya harus dimaksimalkan sebaik mungkin untuk digunakan dalam upaya pencegahan maupun pelayanan medis kepada pasien.
Nanti kita akan koordinasi lagi dengan Pemerintah Aceh untuk memastikan anggaran tersebut bisa dicairkan.
“Dana tak terduga perlu untuk pelayanan medis dengan menyiapkan semua peralatan medis yang dibutuhkan agar kita bisa memastikan bahwa para tenaga medis bisa bekerja dengan aman,” ujar Dahlan.
Ia menjelaskan bahwa tenaga media yang menangani pasien virus corona harus mengikuti standar operasional prosedur dan memenuhi kelayakan dan standarisasi kesehatan sesuai yang ditetapkan protokol termasuk WHO.
“Nanti kita akan koordinasi lagi dengan Pemerintah Aceh untuk memastikan anggaran tersebut bisa dicairkan,” kata Dahlan.
Selain itu, Dahlan juga menyebutkan bahwa DPRA terus meminta agar pemerintah Aceh tak bosan-bosan meningkatkan koordinasi dengan lintas sektoral. “Pemerintah Aceh untuk memastikan adanya pengawasan jalur darat, udara maupun laut secara menyeluruh,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Dahlan juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak di sejumlah tempat pelayanan publik di Aceh. Ini adalah sebagai persiapan menghadapi virus corona.
Kata Dahlan, salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Dari sidak ini diketahui bahwa kelengkapan medis di sana sangat sedikit.
“Kita pastikan bahwa kelengkapan penanganan medis sangat sedikit. Alat pelindung diri sangat sedikit, begitu juga untuk tempat isolasi ketika ada pasien awal yang terindikasi suspact corona,” ujar Dahlan.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Aceh mengaku membutuhkan dana sebesar Rp 15,3 miliar untuk membeli berbagai peralatan dalam menangani pasien virus corona (Covid-19). Peralatan ini nantinya akan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
“RICU minimal harus lengkap 100 persen, harus sempurna. Karena SDM sudah siap, gedung relatif siap, insfrastruktur, tinggal alat dan obat-obatan, butuh sekitar 15,3 miliar,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis, 12 Maret 2020.
“Mengenai alat kita harus berhati-hati, agar tidak berbenturan dengan aturan, tetapi saya akan cari cara, karena ini termasuk dalam tanda petik bencana, WHO juga telah menetapkannya, maka ada jalan-jalan pintas di peraturan keuangan yang kita akan ambil,” ujarnya. []