Lhokseumawe - Kalangan gay atau pecinta hubungan sesama jenis dengan laki-laki tergolong tinggi di Provinsi Aceh, secara umum usia mereka sangat produktif dan tersebar di beberapa wilayah.
Direktur Yayasan Permata Aceh Peduli (YPAP) Khaidir mengatakan, kalangan gay berpisah dari waria, terdiri dari dua yaitu gay laki-laki dan gay perempuan. Kalau gay laki-laki tidak terpantau karena sama seperti laki-laki biasa.
Mengapa adanya gay, karena adanya pelanggan juga. Mereka ini hanya orientasi seksualnya saja yang berbeda, namun memiliki pekerjaan masing-masing.
"Kalau yang lebih terlihat itu kalangan gay perempuan, misalkan terlihat sedikit kemayu dan feminim, sementara bagi gay laki-laki tidak terlihat sama sekali, karena sama seperti laki-laki bisa," ujar Khaidir, Rabu, 8 Juli 2020.
Khaidir menambahkan, berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan oleh pihaknya, penyebaran kalangan gay paling banyak ditemukan di Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Langsa dan Bireuen.
Para kalangan gay tersebut hanya orientasi seksualnya saja yang berbeda, namun memiliki pekerjaan dan profesi tersendiri, seperti ada yang bekerja sebagai guru, Pegawai Negeri Sipil, perbankan dan disejumlah tempat lainnya.
"Mengapa adanya gay, karena adanya pelanggan juga. Mereka ini hanya orientasi seksualnya saja yang berbeda, namun memiliki pekerjaan masing-masing. Kadang setelah saya mengetahui apa saja pekerjaan mereka, kaget kenapa bisa seperti itu," tutur Khaidir.
Tambahnya, hal yang membuat sangat miris adalah, kalangan gay tersebut juga ditemukan disejumlah pesantren dan penjara, makanya pendekatan secara persuasif harus dilakukan sejak dari sekolah.
"Seharusnya ada pelajaran yang mengatur tentang hal tersebut sejak masih sekolah, apabila tidak diajarkan sejak dini, maka lindik sudah merekam sesasional orientasi seks dan itu menjadi berbahaya," kata Khaidir. []